Tips Memilih Minyak Goreng yang Sehat Menurut Dokter Gizi

Masyarakat Indonesia tidak dapat dipisahkan dari makanan berminyak, salah satunya gorengan. Mulai dari risol, bakwan, hingga tahu isi, telah menjadi makanan favorit masyarakat sejak dahulu.
Akan tetapi, seringkali masyarakat mendapatkan peringatan untuk mengurangi makanan-makanan berminyak agar terhindar dari penyakit berbahaya.
Baca Juga : Cara Nikmati Susu meski Intoleransi Laktosa |
Konsumsi gorengan yang tinggi memang beriringan dengan masalah kesehatan, seperti kelebihan berat badan, diabetes, kolesterol, hingga hipertensi.
Namun, apakah semua jenis minyak goreng berbahaya?
Perlu diketahui bahwa terdapat tiga jenis lemak, yakni lemak trans, lemak jenuh, dan lemak tidak jenuh.
Jenis lemak yang paling baik untuk dikonsumsi adalah lemak tidak jenuh yang dapat ditemukan pada alpukat, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
dr. Yohan Samudra, Sp.GK, menyebutkan kriteria minyak goreng yang baik untuk kesehatan, di antaranya:
- Titik asap tinggi, artinya minyak goreng memiliki titik didih yang tinggi dan tidak mudah mengeluarkan asap.
- Lebih stabil, tidak mudah rusak yang ditandai dengan berasap.
- Mengandung antioksidan yang baik untuk kesehatan jantung.
Salah satu minyak goreng yang memenuhi kriteria tersebut adalah jenis rice bran oil yang terbuat dari bekatul atau kulit ari dari beras merah.
Selain itu, minyak goreng rice bran oil juga tidak mengubah rasa dan tidak memiliki aroma tertentu, sehingga cocok untuk berbagai hidangan.
Perlu dicatat, pilihan minyak goreng yang tepat harus beriringan dengan gaya hidup yang sehat.
dr. Yohan Samudra, Sp.GK menegaskan bahwa gaya hidup yang tidak sehat juga bisa memicu penyakit jantung dan kardiovaskular, walaupun telah mengonsumsi minyak goreng yang tepat.
"Kalau makannya sudah baik, harus dibarengi dengan gaya hidup yang sehat. Merokok, vaping, alkohol, itu dapat meningkatkan kolesterol jahat dan mengurangi kolesterol baik," pungkasnya pada peluncuran Sania Royal Rice Bran Oil pada Rabu (7/12).
(KHS/fik)TERKAIT