Saham Anjlok Gegara Isu Israel, Starbucks Jakarta Sepi Pengunjung Imbas Boikot

Starbucks benar-benar kena imbas perang Israel dan Palestina. Brand kopi terbesar di dunia asal AS ini disebut-sebut mendukung Israel.
Padahal pada 2014 lalu. Starbucks pernah menegaskan bahwa kabar mereka mendukung Israel terkait isu dengan Palestina adalah kabar hoaks.
Namun Starbucks sampai McDonald's kini terkena dampaknya di Indonesia. Selain saham mereka anjlok, sejumlah outlet Starbucks kini sepi pengunjung di dua titik ibu kota dan kota penyangga.
Contohnya seperti tim InsertLive mendatangi Starbucks Lenteng Agung yang belum lama beroperasi, toko kopi nyaman itu terlihat tak seramai biasanya.
"Dari rame-rame Israel, agak sepi," jelas penjaga parkir di lokasi.
Sementara itu, Starbucks di salah satu mal besar di Depok, juga terlihat hal yang sama. Bahkan dari pantauan InsertLive, hanya ada satu orang perempuan yang berlaptop di dalam coffeeshop tersebut.
Sementara itu saat InsertLive melewati Starbucks di Mampang Business Park, gerai yang biasanya ramai customer juga tampak lebih legang.
Lalu benarkah Starbucks mendukung Israel?
Melansir CNBC Indonesia, manajemen menyatakan bahwa Starbucks mengutuk tindakan teror."Starbucks kembali menyampaikan simpati terdalam kami kepada mereka yang terbunuh, terluka, terlantar, dan terkena dampak dari aksi teror yang keji dan tidak dapat diterima, meningkatnya kekerasan, dan kebencian terhadap orang-orang tak berdosa di Israel dan Gaza" bunyi pernyataan resmi Starbucks dalam pernyataan 11 Oktober 2023.
"Sebagai penegasan, kami dengan tegas mengutuk tindakan terorisme, kebencian, dan kekerasan ini, dan tidak setuju dengan pernyataan dan pandangan yang diungkapkan oleh Workers United dan para anggotanya," papar manajemen Starbucks.
Sementara itu, pada 2014 lalu, Starbucks lebih tegas lagi bahwa kabar mereka mendukung Israel adalah kabar bohong.
"Tidak. Hal ini tidak benar. Rumor bahwa Starbucks atau Howard Schultz memberikan dukungan keuangan kepada pemerintah dan/atau tentara Israel adalah sepenuhnya salah," terang Starbucks.
"Starbucks adalah perusahaan publik dan sebagai perusahaan tersebut wajib mengungkapkan segala bentuk sumbangan korporasi setiap tahun melalui proxy statement," lanjut Starbucks.
Saat ini, saham Starbucks mengalami pengaruh dari kampanye boikot, meskipun tidak sebesar dampak yang dialami oleh perusahaan lain. Pada tanggal 12 Oktober, saham Starbucks turun menjadi US$91,4 per saham, mencapai titik terendah sejak dimulainya boikot. Namun, kemudian saham Starbucks kembali naik menjadi US$94 per saham pada pertengahan Oktober.
(kmb/kmb)
Starbucks Indonesia Masih Babak-belur Imbas Gerakan Boikot
Kamis, 30 Nov 2023 13:11 WIB
Starbucks Mesir Beri Diskon Besar Usai Diboikot Warga yang Bela Palestina
Selasa, 07 Nov 2023 09:40 WIB
Kondisi Saham Brand Pro Israel Usai Ramai Diboikot
Selasa, 31 Oct 2023 16:00 WIB
Viral Suporter Tolak Wawancara dari Media Israel Saat Piala Dunia 2022 Qatar
Senin, 28 Nov 2022 17:30 WIB
Penting Dipahami: Ini Arti Bendera Merah yang Dikibarkan Iran Setelah Diserang Israel
Senin, 30 Jun 2025 09:40 WIB
Andre Taulany Pernah Bahas Perang Dunia ke-3 di 'Kiamat Sudah Dekat', Ingatkan Pentingnya Ibadah
Selasa, 24 Jun 2025 12:30 WIB
Serangan Rudal Israel ke Pesawat Jamaah Haji Yaman: Hancur Lebur
Sabtu, 31 May 2025 08:00 WIBTERKAIT