3 Fase Umum dalam Penanganan Pasien COVID-19

Jumlah kesembuhan pasien COVID-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan. Melansir situs resmi covid.go.id, rasio kesembuhan dari seluruh total kasus COVID-19 mencapai 82.84%, meningkat dibandingkan sebelumnya, yaitu 80.51%.
Terkait kesembuhan pasien COVID-19, Dokter Kepala Instalasi Gawat Darurat salah satu rumah sakit di Jakarta dr. Gia Pratama Putra menyatakan setidaknya ada 3 fase harus ia hadapi saat menangani pasien COVID-19.
Adapun fase pertama yakni, meyakinkan pasien positif COVID-19 bahwa penyakit ini bisa dilalui.
"Keyakinan akan kesembuhan adalah 50% kesembuhan. Virus ini sebenarnya bisa kalah dengan daya tahan tubuh kita sendiri. Jadi biarkanlah bapak ibu, tidak usah fokus pada penyakitnya. Biarkan dokter-dokter kita yang fokus pada penyakitnya. Bapak ibu fokuslah menjaga diri dan kesehatan," katanya.
Hal tersebut ia sampaikan dalam acara Dialog Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru yang digelar Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) bertema 'Antara Pengobatan dan Pencegahan: Pilih Mana?'.
Fase ke dua, dokter harus memberi semangat saat pasien diisolasi. Di fase ini, dokter harus menjadi keluarga kedua ketika pasien tidak boleh bertemu dengan keluarga atau pun teman.
Selanjutnya di fase ketiga, dokter harus dihadapkan dengan dua kemungkinan antara lain kesembuhan pasien dan hasil yang tidak diinginkan yakni, meninggalnya pasien COVID-19.
Oleh karena itu, dr. Gia terus mengimbau bahwa mengobati memang penting, namun mencegah lebih baik kepada setiap orang, baik langsung kepada pasiennya atau melalui media sosial.
"Jadi, cara kita menurunkan risiko infeksi adalah menurunkan jumlah virus. Caranya melakukan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) dan meningkatkan imunitas tubuh. Cara meningkatkan imunitas ini ada tiga, yang pertama memenuhi kebutuhan nutrisi yang cukup dan baik. Artinya sayur dan buah harus dikonsumsi setiap hari," ungkapnya.
Bukan hanya itu saja, dr. Gia menyampaikan soal pentingnya istirahat. Adapun dalam satu hari normalnya tubuh harus mendapatkan istirahat selama 6 hingga 7 jam.
"Kedua, istirahat yang cukup. Penelitian terbaru mengatakan, manusia itu idealnya tidur 6-7 jam, tidur sebelum jam 11 malam dan bangun sebelum jam 5 pagi, itu yang paling baik. Terakhir, olahraga rutin. Ini banyak yang tidak dilakukan di saat kita bekerja dari rumah. Padahal ada banyak olahraga yang bisa dilakukan di dalam rumah," paparnya.
Lebih lanjut dr. Gia menjelaskan masyarakat juga penting untuk melakukan deteksi dini gejala penyakit COVID-19. Pasalnya, upaya ini sangat membantu meringankan gejala COVID-19 agar tidak semakin memburuk.
"Saya ingin teman-teman atau masyarakat semua datang ke rumah sakit, justru ketika kondisinya belum parah. Kalau masih fase-fase awal, dahak belum kental, itu pakai obat pengencer dahak saja tidak akan menyumbat paru-paru. Jadinya tidak akan menyebabkan pneumonia parah. Selain itu sekarang tes swab juga sudah semakin cepat, dalam sehari dua hari sudah bisa diterima hasilnya. Harganya juga semakin terjangkau," pungkasnya.
Selain imbauan tersebut, selama pandemi Insertizen juga perlu untuk selalu Ingat Pesan Ibu dalam melakukan 3M yaitu pakai masker, jaga jarak, jaga jarak hindari kerumunan dan cuci tangan pakai sabun sesuai imbauan satgas covid-19.
(dis/dis)

5 Tanda Kamu Pernah Terpapar Virus Covid-19 tanpa Disadari
Kamis, 17 Dec 2020 15:20 WIB
Positif Corona, Nenek Umur 102 Tahun Ini Berhasil Sembuh
Kamis, 10 Dec 2020 08:30 WIB
Dinyatakan Positif Corona & Pulang ke Hawaii, Pasangan Ini Ditangkap
Kamis, 03 Dec 2020 21:00 WIB
Pernah Positif Corona, Hugh Grant Rasakan Sindrom Aneh Ini
Jumat, 13 Nov 2020 14:30 WIB
Syuting 'Mission: Impossible 7' Dilanjutkan, Tom Cruise Minta Prokes Diperketat
Selasa, 29 Dec 2020 21:30 WIB
Penuh Haru, Reza Rahadian Dapat Surat Cinta dari Wanita Berusia 40 Tahun
Senin, 28 Dec 2020 15:30 WIB
Simak Fakta Kasus Corona Terus Naik Ketika Periode Libur Panjang
Minggu, 27 Dec 2020 14:30 WIBTERKAIT