Kolom

50 Tahun Kepergian Jimi Hendrix: Dewa Gitar dari Kaum Gipsi

kmb | Insertlive
Jumat, 18 Sep 2020 11:24 WIB
Esai Komario Bahar. Kolom Komario Bahar. esai insertlive. esai Komario Bahar. Kepergian jimi Hendrix. Tulisan Komario Bahar tentang Jimi Hendrix. Komario Bahar
Jakarta, Insertlive -

Hari ini, 18 September 50 tahun silam, seorang gitaris andal dan vokalis berkarisma meninggal dunia. Johnny Allen Hendrix aka Jimi Hendrix berpulang usai tersedak saat tidur di sebuah hotel di London. Terlepas kecanduannya atas drugs, kematian sang legenda blues itu memang dipastikan karena tersedak muntahannya sendiri kala terlelap. Usianya masih sangat muda kala ia pergi, bahkan emas sebagai musisi.

Ada sepuh blues macam Albert King, BB King atau Freedie King. Tapi mengapa Hendrix begitu istimewa? Saya yang menjadikan hobi musik sebagai pelampiasan utama setelah menulis, sungguh masih mengidolai gitaris yang juga mantan kriminal kelahiran Seattle ini. Di antara lagu-lagu kekinian macam Hindia, Bilal Indrajaya dalam playlist Spotify saya, lagu-lagu Jimi Hendrix juga masih menemani saya di perjalanan datang-pulang kantor sebagai pekerja teks.

Jimi Hendrix. Nama yang nyentrik. Dan kebetulan nama belakangnya memang asli. Dulu sekali, saya pikir justru nama keluarganya itu yang palsu, sementara Jimi adalah nama asli. Tapi, simpul saya ternyata keliru, terbalik. Dalam hidup saya, ada dua Eric dan tiga John serta satu Kurt yang saya anut sebagai jenius di balik Stratocaster.


Pertama ada Eric Johnson, Eric Clapton. Tiga John adalah Johnny Allen Hendrix, John Frusciante dan John Mayer. Sementara Kurt Cobain adalah si freak yang sebenarnya nggak terlalu setia dengan Stratocaster karena ia lebih sering dengan Jaguarnya sebelum mangkat.

Soal skill gitar, Kurt saya kesampingkan dulu karena dia jenius dalam lirik badass dan chord berat yang akan dikenang selamanya. Tapi soal skill mencabik-cabik gitar, maka dua Eric dan tiga John adalah panutan.

Dari kesemuanya, Johnny aka Jimi Hendrix adalah raja, dewa. Bahkan bisa dibilang, dia adalah orang planet lain dalam urusan menari-nari di atas fretboard gitarnya. Jimi mempengaruhi luar biasa banyak orang, termasuk Eric Clapton sendiri, teman sekaligus rivalnya dalam kancah blues. Permainan John Mayer dan John Frusciante tak pernah lepas dari pengaruh besar Hendrix.

Pentatonic serta chord mereka adalah pakem Hendrix yang dikembangkan dengan cara mereka masing-masing. Mayer mungkin dikenal sebagai penyanyi balada dengan skill gitar luar biasa mumpuni. Tapi jika ia sudah larut dalam blues tulen, maka ia akan sesadis Hendrix di atas panggung, pujaannya di masa kecil. Clapton, salah satu gitaris terbaik di dunia saat ini nggak ragu menyebut Mayer sebagai master gitar. Jangan lihat ia bernyanyi di Your Body is Wonderland, tapi lihat Mayer ketika improvisasi spontan kala menggila kala konser live. Mayer adalah Hendrix di jalur yang lebih menye-menye, tapi ia bisa beringas pol di seperti lagu Neon.

Sebegitu besarnya efek Hendrix dalam diri Mayer dkk. Tak dimungkiri, Hendrix muncul sebagai gitaris dan vokalis paling menyita perhatian di zamannya. Berkulit hitam dengan style gypsy, Hendrix nggak sulit ditandai. Dalam bandnya, The Jimi Hendrix Experience, sang frontman akan sangat mudah untuk dihapal. Bukan sekadar simbol Jimi menjadi nyentrik. Ia menjadi seorang gypsy karena memiliki maksud kuat. Saya menyebut gypsy sebagai penguat keyword saja. Kebetulan gypsy sudah dilebur ke Indonesianya menjadi gipsi.

Gypsy atau gipsi adalah bangsa nomaden. Tanda orang yang tak pernah lepas dari diskriminasi. Jimi dan keluarga tahu betul apa itu diskriminasi. Menjadi ras kulit hitam di AS sungguh berat. Maka ketika ia menorehkan sejarah luar biasa di belantika blues dan rock, ia tahu betul harus tampil seperti apa. Sebelum Atta Halilintar identik dengan bandananya, Jimi sudah melakukan ini sejak lama dengan syal nyentriknya --seorang John Mayer juga sering menggunakannya ketika live di panggung--. Belum lagi ia adalah gitaris kidal yang saat itu nggak banyak musisi macam dia.

Dengan Stratocaster terbalik, Jimi Hendrix tampil seolah untuk menenggelamkan dua personel lainnya di atas panggung. Semua mata hanya tertuju padanya.

Maka ketika ia meninggal di usia sangat muda, 27 tahun, bukan cuma semua penikmat musik terpukul. Warga kulit hitam, kaum gypsy menangis. Jimi adalah simbol perlawanan yang menutut keadilan. Lewat musik, ia menyatukan semua ras di festival musik besar dunia.

Jimi bisa liar dan buas di lagu Voodoo Chile atau Purple Haze, tapi ia juga sangat lembut di rima Little Wing atau Bold as Love. Ia masuk ke semua pendengar. Tak cuma blues, rock pun psychedelic.

circa 1968:  Portrait of the rock group The Jimi Hendrix Experience, left to right, Noel Redding (1945 - 2003), Jimi Hendrix (1942 - 1970) and Mitch Mitchell.  (Photo by Hulton Archive/Getty Images)Esai Komario Bahar/ Foto: Hulton Archive/Getty Images

Sepanjang hidupnya, Hendrix memang cukup kontroversial. Sama seperti Kurt Cobain --terlalu banyak kesamaan di antara keduanya selain mati di usia yang sama--, ia pernah jadi kriminal dan masuk penjara. Di usia muda, Jimi pernah mencuri mobil. Hasilnya, ia harus menikmati penjara di bawah umur. Namun ketika ditangkap kedua kalinya, ia lebih memilih menjadi tentara bantuan AS ketimbang kerja sosial di penjara lagi.

Ini kenapa ada foto Jimi Hendrix masuk militer di usia sangat muda. Di barak militer itu pula, Jimi Hendrix mengasah kemampuannya sebagai gitaris. Ia yang kidal semakin menjadikan gitar terbalik teman sejati. Nggak heran ketika keluar, Jimi sudah sangat andal bermain gitar.

Bayangkan, Jimi Hendrix dulunya adalah penggemar seorang Eric Clapton (saat masih di band Cream). Namun Jimi Cs yang migrasi ke London dan tak sengaja sepanggung dengan Eric, yang terjadi justru sebaliknya.

Clapton sungguh terpukau kala Jimi naik panggung di Regent Polytechnic College London. "Semua orang menyukainya, saya pun begitu, dan itu membuat saya cemas," aku Eric.

Eric bengong lihat permainan ganas Jimi. Bahkan makin speechless ketika Jimi Hendrix menggigit dan menjilati senar sebagai pengganti jari kala sedang nge-lead. Eksplosif. Tak ada kata lain. Ia seperti mencabik-cabik gitarnya. Ke mana jarinya melangkah, tone yang bunyi akan tetap gahar dan aduhai. Meski salah tone pun, Hendrix sungguh bisa mengendalikan situasi karena jiwanya sudah menyatu dengan note blues.

"Blues mudah dimainkan, tapi sulit dijiwai," lugas Hendrix.

Eksplosif Hendrix memainkan gitar adalah pakem abadi yang begitu mengguncang dunia musik dan semua gitaris di masa lalu. Banyak teknik ditampilkan Hendrix yang sebelumnya sungguh tak terbayangkan gitaris-gitaris besar yang ada. Dengan teknologi terbatas, Hendrix menampilkan sound badass yang cuma bisa dimengerti olehnya.

Kekuatannya bukanlah kecepatan seperti gitaris metal yang umum, tapi licking-licking dan pola yang selama ini tak terdeteksi, bisa sungguh mudah ia jadikan output ciamik kala beraksi. Bahkan sepuh blues, Albert King atau BB King belum pernah mengaplikasikan apa yang bisa ditampilkan Hendrix di masa keemasannya. Karena itulah, Hendrix sungguh istimewa.

Kini warisannya mempengaruhi banyak musisi besar. Satu lagi gitaris bernama depan John yang juga mengakui pengaruh Hendrix, adalah Petrucci. John Petrucci si gitaris Dream Theater bersama Yngwie Malmsteen, Joe Satriani, Steve Vai atau Eddie van Halen tak sungkan mengakui Johnny Allen Hendrix alias Jimi merupakan pengaruh besar mereka dalam berkarya.

50 tahun sudah Hendrix pergi, dan pengaruhnya masih menggema sampai kini. Satu lagi kepiawaian Hendrix, ia bisa mengcover lagu legendaris musisi lain seolah menjadi miliknya. Hey Joe adalah lagu yang akan kerap dikenang sebagai lagunya. Padahal ia mengcover lagu itu dari penyanyi country Billy Roberts. Versi Roberts dibalut aransemen awal yang terlalu sederhana. Dengan sentuhannya, Hendrix menjadi lagu itu powerful dan bluesy banget. 

Atau, Hendrix yang turut mengagumi Bob Dylan sukses besar bikin All Along the Watchtower seolah jadi miliknya. Dan jujur saja, saya lebih suka dengerin lagu versi Hendrix yang bersemangat ketimbang versi 'abah' Bob.

Terakhir sebagai penutup esai, saya selalu kagum lagu Hey Jude yang dilantunkan John Lennon Cs. Tapi entah kenapa justru lagu Hey Joe yang masih awet berada di playlist saya. 

Komario Bahar

Redaktur Pelaksana InsertLive

(kmb/kmb)
KOMENTAR
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER