Pembunuh Itu Bernama Benang Layang-layang

Sore hari, tak jauh dari hari ini, kepulan asap americano panas buatan sendiri menemani saya menikmati petang di laman rumah. Jakarta sudah jarang hujan. Tapi khusus Jagakarsa, sepertinya masih pengecualian. Saya sebenarnya biasa menonton televisi di dalam jika akhir pekan tak keluar rumah. Tapi saya jadi lebih akrab lagi dengan teras rumah melahap sore akibat tengah banyak puing di taman karena renovasi atap hunian tua warisan orang tua.
Karena sedang mendadani rumah dan ada tukang yang tengah sibuk, saya sudah biasa menghabiskan sore di selasar rumah sembari ngobrol sampai mereka pulang kerja.
Di sela-sela enaknya menyeruput kopi dan asyik berbincang, saya makin terbiasa dengan banyak bocah berlarian di jalan raya depan rumah. Gampang ditebak, mereka mengejar layangan putus. Saya kadang baru ngeh lagi kini Jakarta memasuki musim kering kalau melihat banyak anak-anak teriak-teriak bergerombol sambil adu cepat di jalanan. Jakarta sudah masuk kemarau meski daerah saya masih sering hujan, ya meski dengan volume rendah.
Layang-layang memang jadi primadona lagi belakangan menyambut jarangnya hujan di ibu kota. Selain murah, menaikkan layangan memang punya keasyikan dan tantangan sendiri. Belum lagi kalau sudah bisa menang mengadu benang di atas angkasa. Ada perasaan bangga dan puas. Perasaan yang mirip kala kamu menang main game konsol sepakbola dengan 'taruhan' tertentu, tapi anehnya tetap punya after taste beda karena ini judulnya mengadu ketangkasan permainan tradisional.
Jika kamu sudah di tahap kecanduan menang, maka membeli benang gelasan pun pasti menjadi rutinitas. Benang gacoan biar nggak cupu di dunia perlayangan.
kolom lainnya:
Baca Juga : Vakansi Jurnalis di Hotel Tua Lombok |
Sayangnya main layang-layang menyimpan risiko besar nan berbahaya di balik keriangan yang ada via duel ketangkasan udara. Benang gelasan kerap nyangkut di tiang listrik atau pohon besar. Dan itu jadi momok tersendiri buat pelintas jalan atau pemotor.
Gelasan adalah benang yang dilapisi dengan serbuk kaca dan lem. Karenanya, ia cukup sakti memutus benang layangan lawan di udara. Beda dengan kenur biasa. Tapi risikonya adalah melukai orang yang tak sengaja kena gelasan tadi di jalanan.
Belakangan saya sudah baca dua orang tewas karena kenur pembunuh tersebut. Dua-duanya pemotor dan mengalami luka jeratan di leher. Salah satu korban nyawa layang-layang datang dari Solo, Jateng. Dia seorang mekanik bernama Yohanis Budi Santoso (21).
Yohanis yang tengah mengetes motor Ninja dua tak itu sempat bangkit usai terjatuh lantaran lehernya terlilit. Sayang jeratan gelasan itu sudah mengiris sarafnya hingga ia kehilangan darah dan nyawa. Ia pun tumbang lagi dan dinyatakan meninggal sampai rumah sakit.
Di Bali, ada juga pemotor bernama I Gusti ADP yang nyaris kehilangan nyawa. Tapi ia masih bisa ditolong karena benangnya belum melukai lehernya terlalu dalam. Tapi mirisnya, leher pemuda itu sempat memerah dan mengalami luka serius. Kejadian itu terjadi di Noja, Denpasar Timur.
Tapi I Wayan Losmen (61) tak seberuntung Gusti. Masih di Denpasar, Wayan kehilangan nyawa karena tersangkut benang layang-layang sampai menabrak alat berat.
Kakek asli Bali itu mengalami luka robek di perut kala mengendarai motornya di Sesetan, Denpasar Selatan sekitar lima hari lalu.
Selain pemotor, ada juga kejadian viral pesepeda cilik yang mengalami nasib nahas karena terluka lehernya akibat gelasan jahat tersebut. Pengguna Facebook berakun Pardie Rea Reo membagikan kisah baru-baru ini bahwa seorang gadis cilik yang menggowes sepeda tersangkut benang-benang tipis tak kasat mata. Lagi-lagi kejadian itu di Solo, Jateng. Ada foto sang gadis cilik juga terluka di bagian lehernya.
Mainan ini memang murah dan asyik. Makin banyak dicintai rakyat karena ada deru adrenalin yang kental terasa ketika melakukan duel di langit. Inilah mengapa layang-layang gampang dicintai. Tapi permainan ini baru menjamur di musim kemarau karena angkasa saat itu memang bersahabat.
Ketimbang layang-layang hias, penggemar layangan lebih suka dengan permainan yang menghadirkan deru adrenalin. Sama logikanya dengan penggemar ikan cupang, ada yang suka cuma pelihara cupang hias tapi --di zaman saya dulu-- lebih banyak yang jadi penggemar cupang aduan.
Kembali ke layang-layang, salah-salah permainan ini bisa dipidana lo. Sudah tahukah kamu bahwa aparat sudah memberi peringatan kepada pemain kertas terbang tersebut?
Akibat banyak kejadian yang mengenaskan akibat gelasan menyayat daging, polisi memutuskan untuk memberi peringatan. Sebab, selain bisa melukai orang di jalan, layangan juga bisa mengganggu Jaringan Transmisi SUTET PLN.
PLN Jatim mengalami beberapa kali gangguan karena banyaknya layangan 'nyangsrang' di kabel-kabel hingga akhirnya polisi turun tangan.
Dua hal tadi maka lengkap sudah main layangan bisa saja dipidana. Apalagi di bandar udara tempat pesawat lalu-lalang dan parkir, layangan tidak boleh 'beroperasi'. Ada undang-undang yang mengatur benda asing di angkasa bisa mengganggu lalu lintas udara. Salah-salah, layangan bisa membahayakan pesawat.
Nah bicara bahayanya benang gelasan, belum lama benda itu nyangkut di kaki saya kala asyik jalan-jalan sore pakai motor matik. Biasanya, benang itu palingan nyangkut di cakram motor matik atau pun 'kuda' trail saya kala menerabas jalanan.
kolom lainnya:
Baca Juga : Meski Rasa Kalah, Ini Tetap Kemenangan |
Namun kali ini saya cukup beruntung karena pilihan sandal yang tepat sebelum berkendara. Gelasan yang nyangkut belum melukai kaki saya terlalu dalam meski memang memerah. Rasanya kalau saya salah pakai sandal, misalnya alas jepit merek Swallow, pastinya kaki kiri itu sudah tergores.
Tulisan ini cuma untuk mengingatkan kalian para penggemar layangan. Jadikan kertas melayang itu tetap menyenangkan dan nggak pindah genre ke horor.
Redaktur Pelaksana InsertLive

'Pancasalah' dan Ragam Cara Tolak Omnibus Law Hari Ini
Kamis, 22 Oct 2020 15:18 WIB
New Abnormal Penonton Bayaran
Jumat, 05 Jun 2020 14:30 WIB
Meski Rasa Kalah, Ini Tetap Kemenangan
Minggu, 24 May 2020 08:09 WIB
Aplikasi Malaikat Online Adalah Bentuk Insecure Akidah
Selasa, 12 May 2020 18:44 WIB
Rex Medico Jadi Pemenang Utama Turnamen Mobile Legends InsertLive
Senin, 27 Feb 2023 15:30 WIB
Nikmatnya Iga Bakar Saus BBQ di Pinggir Jalan, Harga Pas di Kantong
Minggu, 26 Feb 2023 12:15 WIB
Pernikahan Artis Korea yang Bikin Heboh Sepanjang 2022
Kamis, 08 Dec 2022 10:15 WIBTERKAIT