Home Hot Gossip Berita Hot Gossip
Kolom

Sakti itu Berat, Dinda... Biar Ningsih Tinampi Saja

KMB | Insertlive
Jumat, 17 Apr 2020 14:39 WIB
Ilustrasi kolom Insertlive Komario Bahar / Fandrey N Afindra
Jakarta, Insertlive -

Satu guru, satu ilmu, jangan ganggu. Ah harusnya satu guru satu ilmu, ya ngetes duel aja sekalian buat tahu siapa paling jago. Ya macam Ryu Hoshi dan Ken Masters di Street Fighter gitulah.

Saya nggak bilang Dinda Shafay dan ibu Ningsih Tinampi satu perguruan. Tapi ya kok ada benang merah (sedikit muda) di antara mereka.

Maaf, saya mau sedikit lawak di sini. Dan meski saya bukan orang Jawa, saya mau mengucapkan beberapa aksen seksi itu ketika ngomongin ibu Ningsih. Menggambarkan tabib atau praktisi pengobatan alternatif plus terapi supranatural asal Pasuruan ini jangan terlalu serius-serius amat meski dampaknya dari iklan teranyar si ibu bisa fatal untuk pengikut loyalnya.

Jujur saja, saya tak bisa menahan mimik cengengesan ini ketika membaca berita Ningsih Tinampi yang tanpa tedeng aling-aling mengaku menemukan obat Corona. Anda juga kan? Ayo berdiri, bukan tepuk tangan lagi untuk penemuan si ibu... mari koprol bareng. Ibu ini kok nggak ngertiin perasaan ilmuwan dan WHO yang sudah berjibaku berbulan-bulan bertaruh nyawa demi menemukan vaksin Covid-19 apa ya? Lah main tetiba muncul dan bilang di channel resminya, 'Iki obat Corona, hargane Rp 35 ribu'.

"Sampeyan tim riset mana buk?," mungkin begitu pertanyaan salah satu pakar virologi berpaspor Prancis yang nggak kenal siapa ini Ningsih.

Sampeyan tim riset mana buk?Pakar virologi berpaspor Prancis ke Ningsih Tinampi



Jauh lebih muda dari Ningsih, selebgram yang saya baru tahu namanya, Dinda Shafay ternyata membuat kehebohan lain. Dinda membuat cairan diffuser anti-Corona dari Detol (iklan tidak berbayar). Dan ya betul sekali, kalian sudah tahulah cerita selanjutnya. Nah di sinilah ada benang merah kemuda-mudaan tadi yang saya perlu kasih tahu ke Anda.

Ada baiknya saya mulai dulu dari yang lebih senior.

Bu Ningsih Tinampi ini sepertinya belum ngeh juga dia ini sekarang 'selebriti'. Semenjak mengaku bisa mendatangkan Rasul saat praktik di depan pasiennya, si ibu ini makin viral dan terkenal... (buat dicibir). MUI saja jadi 'nandain' Ningsih Tinampi ini. Lembaga itu menuntut sang tabib ini untuk minta maaf. Kelar karena sudah minta maaf, Ningsih Tinampi masih nggak berhenti menuai sensasi. Mungkin si ibu nama tengahnya Mirzani dan belum diketahui saya, publik dan pasiennya.

Sebelum mengaku-aku menemukan obat Corona dan menjualnya seharga Rp 35 ribu, nyai Ningsih ini juga sempat mengklaim memasukkan Corona ke tubuhnya. Eh tunggu-tunggu, jangan-jangan dari awal memang sudah jadi rencana proyek obat Covid-19? 

"Telan Corona ah, oh gini toh rasanya, hmmm oke, wis iki obatnya,". Saga pamungkas skenarionya apik juga. Besok langsung casting sama Joko Anwar. Sekali lagi, Ningsih ini artis lo. Dia sudah ada program khusus di stasiun televisi spesialis klenik. Judulnya 'Jalan Batin Ningsih Tinampi'. Sebelumnya ia juga sudah wara-wiri di 'Jalan Kesembuhan' di TV bekas pimpinan Wishnutama.

Kolom lainnya:



Sampai saga di mana dia mengaku memasukkan Corona, saya masih belum berpikir dalam hidup saya akan membuat kolom tentangnya. Eh nggak lama dari klaim itu, --yang kita sudah semua tahu-- Ningsih mengaku menemukan obat Corona, yang mana ilmuwan di luar sana saja masih pusing testing sana-sini demi menemukan vaksinnya. Menukil media beragam sumber termasuk CNN, paling cepat konon penawar dari virus itu baru bisa ditemukan September. Apa nggak maha revolusioner kowe Ning?

Tentu saja klaim Ningsih miris. Dia pastinya nggak melalui uji klinis dan empiris. Lah wong ini bukan bidangnya meski dia tetap praktisi di lapak kesehatan. Penekanan saudara sekalian, ibu Ningsih seorang praktisi di jalur pengobatan alternatif, soal virus tolonglah mbok jangan mendahului yang punya wewenang.

Entah apa pikiran si ibu yang kadang lupa status selebritinya ini. Kalau yang bilang "Ini obat Corona-nya Mas," si mbok-mbok langganan jamu saya yang suka lewat depan rumah, saya justru terhibur. Tapi kalau artis kayak bu Ningsih, janganlah. Jatuhnya menyesatkan. Kan ibu punya pengaruh, (bisa dibilang) influencer gitu lo, massa dan pasiennya banyak.

Seharusnya Ningsih Tinampi belajar dari klaim offside dirinya yang lalu-lalu. Bisnis sih bisnis, tapi kalau soal vaksin, biarin para ilmuwan saja bu yang bekerja. Lanjut rukiah dan spesialisasinya ibu saja.

Lanjut ke yunior...

Nah terbaru juga ada Dinda Shafay yang masih kinyis-kinyis. Tak peduli itu video viral lama atau baru --merujuk klarifikasinya--, tetap saja tips yang dibagikan selebgram ini masih berhubungan pada masa sekarang. Menjadi urgensi ketika yang menerima informasi main telan saja dan belum update berita lagi soal Dinda minta maaf karena kuota habis.

Dinda pastilah tak mengenal Ningsih. Tapi dari beberapa tipsnya yang offside --bukan cuma cairan antiseptik jadi uap--, jatuhnya sama-sama menyesatkan.

Tutorial Dinda mungkin lebih enak dilihat dan awalnya dirasa masuk akal meski ternyata salah kaprah. Selain karena dia milenial, Dinda Shafay nggak pakai jurus-jurus atau kuda-kuda tangan ke atas seolah manggil malaikat atau arwah macan Sunda. Mbak-mbak asal Medan ini ibarat lagu itu bergenre folk, easy listening jadi gampang dicerna.

Kolom lainnya:




Sayangnya, kalau nggak hati-hati mencerna Dinda, kalian malah tersesat. Cairan diffuser mungkin adalah yang paling disesalkan. Tapi menengok riwayatnya, sudah banyak yang keliru. Hand sanitizer mandiri yang tanpa komparasi bahan berbahaya dengan benar, sampai terakhir malah viral karena dugaan mencuri konten masalah penculikan berbasis hipnotis, ada sesuatu yang bisa disimpulkan.

Dinda dengan jiwa mudanya terlalu percaya diri dan terburu-buru membagikan informasi yang sejatinya belum ia pahami secara benar. Ejekan untuk Dinda paling common adalah 'anak Farmasi/Kedokteran bisa nangis lihat tutorial videonya'. Tapi sudahlah, mungkin Dinda masih muda, masih bisa diperbaiki setidaknya.

Saya menganggap Ningsih Tinampi sebagai hiburan. Tapi jelas ia perlu dikawal. Nggak boleh ada pembiaran ketika ada hal menyesatkan. Saya yakin bu Ningsih memang ahlinya di bidang pengobatan alternatif supranatural. Haqqul yakin saya kok. Wong saya nggak paham soal itu juga. Tapi dimohon, nggak usah nyeberang jadi epidemiologi atau pakar virologi.

Ketimbang bikin cairan diffuser, mending unboxing obat Corona bu Ningsih Penulis esai



Sedangkan Dinda, ia harus memperbaiki reaksinya terhadap apa pun hal yang diserapnya. Jangan setengah-setengah paham blas posting. Menanggung beban (jenis beban sesuai cita-cita) dengan label influencer, sehari tanpa posting kayaknya nggak afdal. Percayalah wahai para selebgram atau kalian 'orang biasa' yang nggak bisa lepas sedikitpun dari medsos, nggak posting sehari atau dua hari itu bukan sebuah dosa. Jadi Dinda, jika masih belum paham benar, jangan lalu main sebar. Titik.

Kamu lebih baik konsisten membagikan tutorial tentang makeup saja. Karena setelah saya telusuri, transformasi kamu konon sangat menginspirasi cewek-cewek lo. Mungkin nantinya termasuk untuk Cimoy.

Jika saja saya seorang YouTuber, saya tak akan mencaci balik Dinda di channel saya seperti beberapa orang, karena itu akan sama aja capernya. Tapi mungkin dan nyaris pasti --jika saya betulan jadi YouTuber lo ya-- saya beli dua botol obat Corona bu Ningsih, lalu unboxing itu barang secara virtual bareng dokter manis yang baru positif Covid-19, Twindy Rarasati.

Twindy juga tahu bukan buat sembuh, tapi buat geser-geserin Deddy Corbuzier dan maraknya cover lagu Aisyah Istri Rasulullah aja di laman trending. Penyegaran. Titik.

Komario Bahar 

Redaktur Pelaksana Insertlive 

(kmb/kmb)

VIDEO TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Kolom
Lord Didi, Biarkan Kami Semua yang Patah Hati Kali Ini
Selasa, 05 May 2020 18:34 WIB
Kolom
Nyepi untuk Semua yang Beragama ataupun Tidak
Rabu, 25 Mar 2020 19:00 WIB
Kolom
Lakon Sultan Adu Kantong!
Minggu, 22 Mar 2020 15:41 WIB
Kolom
Tangis Muazin dan Enigma Gaung Eks Panglima
Rabu, 18 Mar 2020 21:50 WIB
FOTO TERKAIT
POPULER
DETIKNETWORK