Home Film & Musik Berita Film dan Musik

Alasan Anthony Albanese PM Australia Dikritik Gegara Pakai Kaos Band Joy Division

Insertlive | Insertlive
Rabu, 05 Nov 2025 19:47 WIB
Alasan Anthony Albanese PM Australia Dikritik Gegara Pakai Kaos Band Joy Division / Foto: Instagram
Jakarta, Insertlive -

Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, menjadi sorotan publik setelah tertangkap kamera mengenakan kaos band legendaris asal Inggris, Joy Division.

Momen itu terjadi pada 23 Oktober 2025 saat ia turun dari pesawat, dan foto tersebut langsung viral di media sosial.

Namun, siapa sangka, pilihan fesyen sederhana itu justru menuai kritik politik tajam dari pihak oposisi.


Lima hari kemudian, Sussan Ley, pemimpin Partai Liberal, menyerang Albanese dalam pidatonya di parlemen.

Mengutip laporan NME pada Rabu (5/11), Ley menilai tindakan sang PM sebagai kegagalan penilaian yang sangat buruk.

Menurut Ley, nama Joy Division dianggap bermasalah karena disebut-sebut terinspirasi dari bagian kamp konsentrasi Nazi yang menjadikan perempuan Yahudi sebagai budak seksual.

Meski tuduhan itu beredar luas, penjelasan sejarahnya ternyata tidak sesederhana itu.

Media The Guardian melaporkan bahwa kisah soal Joy Division berasal dari novel House of Dolls (1953).

Namun, para sejarawan menegaskan bahwa cerita tersebut tidak sepenuhnya akurat.

Seorang juru bicara Museum Negara Auschwitz-Birkenau bahkan menegaskan terkait topik tersebut.

"Sejauh yang kami tahu, tidak ada catatan sejarah tentang sebuah 'bagian' kamp konsentrasi di mana perempuan Yahudi dipaksa menjadi budak seksual," katanya.

Ia menjelaskan bahwa meskipun memang ada praktik kerja paksa dan prostitusi di kamp Nazi, sebagian besar perempuan yang terlibat adalah tahanan sosial asal Jerman yang dipenjara karena prostitusi. Namun ia menolak mengomentari soal musik band tersebut.

"Saya bukan ahli sejarah musik punk," selorohnya.

Alih-alih meminta maaf, Albanese justru terlihat santai menanggapi isu ini. Rekannya dari Partai Buruh, Pat Gorman, ikut membela sang PM.

"Itu kaos band yang dia suka... Musiknya sudah ada puluhan tahun. Di dunia ini ada isu besar yang harus kita bahas, dan saya rasa kaos band mainstream bukan salah satunya," ujar Gorman.

Di sisi lain, bassis Joy Division, Peter Hook, pernah berbagi refleksi tentang perjalanan band yang kini telah diakui dunia.

"Siapa sangka saya masih di sini 45 tahun kemudian membicarakan Joy Division masuk Rock And Roll Hall of Fame? Band ini eksis kurang dari dua tahun," katanya.

"Luar biasa apa yang kami capai dan apa yang Ian ciptakan untuk generasi demi generasi kids yang sama kayak kami dulu: bingung dan gak tahu dunia bakal bawa ke mana. Mereka mengandalkan musik itu untuk bertahan, sama seperti saya dengan The Doors," lanjutnya.

Peter Hook menambahkan bahwa ia tidak membutuhkan penghargaan besar untuk merasa bangga.

"Sejujurnya saya gak butuh Rock And Roll Hall of Fame untuk menyadari itu. Selama saya masih bisa tampil dan bertemu anak-anak itu secara langsung, itu sudah cukup buat saya. Tapi itu institusi keren, dan saya akan bangga kalau bisa jadi bagian dari itu," ujarnya.

Anthony Albanese mungkin tidak menyangka bahwa kaos hitam bergambar gelombang suara khas Unknown Pleasures bisa memicu debat politik panas.

Namun bagi sebagian besar penggemar musik, Joy Division tetaplah simbol kreativitas dan kebebasan berekspresi dan bukan kontroversi sejarah.

(ikh/ikh)
VIDEO TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT


FOTO TERKAIT
POPULER
DETIKNETWORK