Terbongkar Pesan Terakhir Jurnalis Palestina Sebelum Tewas Ditembak Israel

Serangan yang dilakukan oleh militer Israel di Gaza semakin brutal, mereka tidak hanya mengincar anggota Hamas dan warga sipil, tetapi juga menargetkan beberapa jurnalis perang yang seharusnya dilindungi oleh Hukum Humaniter Internasional.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Committee to Protect Journalist (CPJ) 44 hari pasca Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan invasi ke Hamas.

Sudah ada 48 jurnalis serta pekerja media yang dinyatakan meninggal dunia karena terkena serangan dari militer Israel.

Data dan keterangan dari CPJ tersebut juga memperlihatkan bahwa pembunuhan terhadap jurnalis yang sedang menjalankan tugas di Gaza adalah tindakan yang disengaja, bukan karena kecelakaan.

Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan yang disampaikan oleh perwakilan Israel di PBB yang mengatakan jurnalis merupakan target Israel dan sah untuk dibunuh.

Hassouna Sleem yang merupakan jurnalis lepas Palestina adalah korban dari penembakan militer Israel. Sleem dinyatakan meninggal dunia dalam serangan Israel di kamp pengungsi Bureij.

Tidak diketahui secara pasti mengapa jurnalis Palestina ini menjadi target penembakan tank-tank Israel, tetapi banyak pihak yang menganggap bahwa serangan ini sengaja dilakukan untuk membungkam liputan para jurnalis yang bisa meruntuhkan kepercayaan publik.

Terlebih lagi sebelum Hassouna Sleem tewas, ia sempat membagikan sebuah video ke media sosial Instagram. Video tersebut berisi pesan agar publik segera menyelamatkan Gaza.

"Gaza sedang dianiaya, terkena genosida. Pesan kami kepada dunia dan kepada negara-negara Arab dan Muslim yang mendengarkan kami, selamatkan Gaza!," seru Sleem.

Selain Hassouna Sleem, sejumlah jurnalis dan kepala Dewan Press House Palestina lainnya turut menjadi korban penembakan tank Israel di daerah Zeitoun saat hendak keluar dari Gaza menuju Selatan, seperti Belal Jadallah.