Ini Isi Ramalan Kehancuran Israel dari Eks Menlu Amerika

NAP | Insertlive
Kamis, 23 Nov 2023 10:00 WIB
A view of a U.S. flag and an Israeli flag held up by people during a demonstration to show support for U.S. President Joe Biden, for not inviting Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu to the White House, in front of the U.S. Consulate in Tel Aviv, Israel, March 30, 2023. REUTERS/Ronen Zvulun/File Photo Acquire Licensing Rights Ini Isi Ramalan Kehancuran Israel dari Eks Menlu Amerika / Foto: REUTERS/Ronen Zvulun/File Photo Acquire Licensing Rights
Jakarta, Insertlive -

Ramalan mengenai kehancuran Israel ternyata sudah ada sejak dulu. Berbagai ramalan pun muncul, salah satu ramalan sempat disampaikan oleh pendiri Hamas, almarhum Sheikh Ahmed Ismail Hassan Yassin serta eks Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Henry Kissinger.

Di sebuah wawancara dengan Al Jazeera pada 1999 silam, Sheikh Yassin memprediksi bahwa Israel akan hancur pada 2027 mendatang. Yassin berkata tindakan penindasan Israel yang menguasai wilayah Palestina akan membuat negara itu hancur.

Ramalan Yassin disampaikan saat Israel dan Palestina sedang berusaha mencapai kesepakatan damai melalui Perjanjian Oslo yang dinaungi oleh AS.

ADVERTISEMENT

"Israel berdiri di atas kezaliman dan penindasan sehingga segala sesuatu yang lahir dari penindasan akan berakhir pada kehancuran," ucapnya dalam wawancara tersebut, dilansir pada Rabu (22/11).

Yassin sendiri memprediksi hal tersebut menurut analisis yang ada di dalam Al Quran, di mana pada tahun 2027 disebut merupakan siklus 40 tahunan pecahnya perang antara Hamas dan Israel.

Dalam wawancaranya, Yassin merujuk pada peristiwa intifada yang terjadi pada tahun 1987, sehingga jika ditambah 40 tahun, maka akan menjadi 2027.

"Saya katakan, Insya Allah Israel akan hancur di awal abad mendatang, tepatnya pada 2027, Israel tidak akan ada lagi," sambungnya.

Sementara itu, pada 2012, Henry Kissinger memprediksi Israel tidak ada lagi dalam 10 tahun ke depan, lebih tepatnya pada tahun 2022. Namun, ramalan ini meleset.


Ramalan yang disampaikan oleh mantan Menteri Luar Negeri AS itu muncul saat terjadinya ketidakstabilan politik dan keamanan di Timur Tengah, di mana hal ini dipicu oleh serangan Israel di Gaza.

Kedua tokoh tersebut sama-sama menilai bahwa Israel berdiri di tanah Palestina dengan kezaliman dan penindasan terhadap rakyat Palestina. Keduanya melihat bahwa dukungan dari Amerika Serikat tidak cukup keberadaan Israel.

Apabila ramalan dari kedua tokoh tersebut dibandingkan, terdapat sedikit perbedaan. Yassin mengatakan bahwa prediksinya muncul berdasarkan analisa dari Al Quran, sedangkan ramalan Kissinger muncul atas dasar politik saat itu.

(nap/nap)
Tonton juga video berikut:
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER