Sejak Juni 2019 PBB Tak Lagi Gunakan WhatsApp, Ada Apa?

Jakarta, Insertlive - PBB tak lagi menggunakan aplikasi WhatsApp untuk berkomunikasi karena 'tak mendukung mekanisme keamanan' sebagaimana yang diungkapkan oleh juru bicara PBB.
Jauh sebelum adanya pelarangan ini, PBB telah menduga adanya kaitan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman dengan peretasan ponsel milik kepala eksekutif Amazon dan pemilik Washington Post, Jeff Bezos.
Menurut pakar independen PBB, pihaknya memiliki informasi atas serangan peretasan siber di tahun 2018 silam yang menimpa kedua bos besar di Amerika Serikat dengan adanya keterlibatan pihak Arab Saudi.
Penyelidikan dari Amerika dan pihak otoritas lainnya yang berwenang memiliki laporan forensik yang dicatatkan dari FTI Consulting, Washington dengan tuduhan bahwa iPhone milik Jeff Bezos, pemilik Washington Post diretas lewat file video yang dikrim lewat akun WhatsApp yang dipakai putra Mahkota Arab Saudi.
Juru bicara PBB, Farhan Haq juga menegaskan tak ada lagi pejabat senior di PBB yang menggunakan WhatsApp untuk berkomunikasi.
"Tidak, Sekjen tak menggunakannya lagi. Para petinggi di PBB sudah diinstruksikan tak lagi menggunakan WhatsApp untuk berkomunikasi karena tak didukung dengan mekanisme keamanan," tegas juru bicara PBB, Haq, yang dikutip dari Reuters.
Terkait instruksi pelarangan penggunaan WhatsApp di lingkungan PBB, pihak WhatsApp pun 'membantah' dan mengatakan pihaknya telah menyediakan keamanan untuk lebih dari 1,5 miliar pengguna.
"Setiap pesan pribadi dilindungi oleh enkripsi end-to-end untuk mencegah WhatsApp ataupun pihak lain melihat isi percakapan. Teknologi enkripsi yang kami kembangkan dengan Signal sudah dinilai sangat aman oleh pakar keamanan dan jadi yang terbaik untuk para penggunan di dunia," ujar Direktur Komunikasi WhatsApp Carl Woog.
Dengan alasan yang dikeluarkan oleh pihak WhatsApp, larangan penggunaan WhatsApp dinilai membuat pakar keamanan digital bingung, pasalnya WhatsApp salah satu aplikasi dengan penanganan keamanan yang sangat serius dibandingkan aplikasi lainnya.
"WhatsApp menangani keamanan dengan sangat serius dibandingkan dengan yang lain. Setiap aplikasi memiliki kelemahan beragam yang dapat dimanfaatkan dengan cara tertentu. Perusahaan lain seharusnya bisa mencontohnya karena WhatsApp bisa memiliki prosedur keamanan yang tinggi," tukas peneliti Oded Vanunu dari Check Point.
(dis/dis)
Menurut pakar independen PBB, pihaknya memiliki informasi atas serangan peretasan siber di tahun 2018 silam yang menimpa kedua bos besar di Amerika Serikat dengan adanya keterlibatan pihak Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
Penyelidikan dari Amerika dan pihak otoritas lainnya yang berwenang memiliki laporan forensik yang dicatatkan dari FTI Consulting, Washington dengan tuduhan bahwa iPhone milik Jeff Bezos, pemilik Washington Post diretas lewat file video yang dikrim lewat akun WhatsApp yang dipakai putra Mahkota Arab Saudi.
![]() |
Juru bicara PBB, Farhan Haq juga menegaskan tak ada lagi pejabat senior di PBB yang menggunakan WhatsApp untuk berkomunikasi.
"Tidak, Sekjen tak menggunakannya lagi. Para petinggi di PBB sudah diinstruksikan tak lagi menggunakan WhatsApp untuk berkomunikasi karena tak didukung dengan mekanisme keamanan," tegas juru bicara PBB, Haq, yang dikutip dari Reuters.
Terkait instruksi pelarangan penggunaan WhatsApp di lingkungan PBB, pihak WhatsApp pun 'membantah' dan mengatakan pihaknya telah menyediakan keamanan untuk lebih dari 1,5 miliar pengguna.
"Setiap pesan pribadi dilindungi oleh enkripsi end-to-end untuk mencegah WhatsApp ataupun pihak lain melihat isi percakapan. Teknologi enkripsi yang kami kembangkan dengan Signal sudah dinilai sangat aman oleh pakar keamanan dan jadi yang terbaik untuk para penggunan di dunia," ujar Direktur Komunikasi WhatsApp Carl Woog.
Dengan alasan yang dikeluarkan oleh pihak WhatsApp, larangan penggunaan WhatsApp dinilai membuat pakar keamanan digital bingung, pasalnya WhatsApp salah satu aplikasi dengan penanganan keamanan yang sangat serius dibandingkan aplikasi lainnya.
"WhatsApp menangani keamanan dengan sangat serius dibandingkan dengan yang lain. Setiap aplikasi memiliki kelemahan beragam yang dapat dimanfaatkan dengan cara tertentu. Perusahaan lain seharusnya bisa mencontohnya karena WhatsApp bisa memiliki prosedur keamanan yang tinggi," tukas peneliti Oded Vanunu dari Check Point.
(dis/dis)
ARTIKEL TERKAIT

WhatsApp Rilis 5 Fitur Baru, Reaksi Emoji hingga Bisa Kirim File Jumbo
Rabu, 20 Apr 2022 16:50 WIB
Jenis Ponsel yang Tak Bisa Gunakan WhatsApp di Awal Februari Ini
Selasa, 28 Jan 2020 11:04 WIB
Selain Mode Gelap, Ini Fitur Cangih Terbaru WhatsApp
Senin, 27 Jan 2020 11:57 WIB
Fitur Group Video Calling WhatsApp Ini Masih Jarang Diketahui
Selasa, 21 Jan 2020 18:24 WIB
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS
Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
TERKAIT
POPULER