Alami Resesi Seks, 4 Negara Ini Terancam Punah Populasi

Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memproyeksikan populasi dunia telah mencapai 8 miliar orang pada 15 November 2022.
Namun siapa sangka, ternyata banyak negara-negara besar di dunia yang justru mengalami penyusutan populasi.
Penyusutan populasi di sejumlah negara besar tersebut karena menurunnya tingkat reproduksi serta minat masyarakat untuk memiliki keturunan.
Lantas, negara mana saja yang kini mulai mengalami penyusutan populasi atau yang kini sedang tren disebut 'Resesi Seks'?
Berikut ini daftar sejumlah negara yang mengalami penyusutan populasi akibat resesi seks:
1. Korea Selatan
![]() |
Korea Selatan menjadi salah satu negara yang ternyata juga mengalami resesi seks.
Data pemerintah Korsel mencatat bahwa tingkat kesuburan di negara mereka hanya mencapai 0,81 persen pada 2021.
Padahal, tingkat ideal kesuburan untuk menjaga populasi sebuah negara adalah sebesar 2,1 persen.
Penyebab hal tersebut karena banyak anak muda Korsel memilih untuk tidak menikah.
Tak hanya itu, jumlah wanita di Korsel yang memilih untuk tidak hamil juga semakin meningkat.
Memang tidak diketahui secara pasti berapa jumlah warga Korsel yang enggan menikah dan memiliki keturunan.
Namun badan statistik nasional Korsel menunjukkan angka pernikahan yang hanya mencapai sekitar 193 ribu pada 2020.
Angka pernikahan ini berbanding jauh dengan data pernikahan warga Korsel pada 1996 yang mencapai 430 ribu.
Selain itu, angka kelahiran di Korsel juga mengalami penurunan dengan jumlah hanya sekitar 260.600.
Padahal, puncak angka kelahiran di Korsel pada 1971 mencapai 1 juta.
"Singkatnya, orang mengira negara kita bukanlah tempat yang mudah untuk ditinggali," kata Lee So-Young, pakar kebijakan kependudukan di Institut Korea untuk Urusan Kesehatan dan Sosial di Korea Selatan.
"Mereka percaya anak-anak mereka tidak dapat memiliki kehidupan yang lebih baik daripada mereka, jadi mempertanyakan mengapa mereka harus bersusah payah untuk memiliki bayi," sambungnya.
2. China
![]() |
Rasanya cukup aneh bila mendengar negara China mengalami penurunan tingkat reproduksi atau resesi seks.
Padahal, Negeri Tirai Bambu ini dikenal sebagai negara dengan populasi terbanyak di dunia.
Data terakhir mencatat bahwa China kini memiliki populasi mencapai 1,4 miliar orang.
Pemerintah China kini mencatat bahwa negara mereka akan mengalami angka kelahiran terendah sepanjang sejarah.
Angka kelahiran di China saat ini hanya mencapai 10 juta. Angka tersebut lebih kecil dibandingkan data 2021 yang mencapai 10,6 juta.
Presiden China Xi Jinping bahkan telah mengeluarkan kebijakan pengurangan pajak hingga uang tambahan untuk anak ketiga demi meningkatkan angka kelahiran.
Namun, kebijakan tersebut tidak mampu meningkatkan angka kesuburan yang hanya mencapai 1,16 persen di bawah standar dunia sebesar 2,1 persen.
Sejumlah faktor yang menyebabkan penurunan angka kelahiran ini di antaranya biaya pendidikan tinggi, upah rendah, dan jam kerja yang terlalu panjang.
Selain itu, faktor kebijakan pandemi COVID-19 serta kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi juga menjadi faktor penyebab utama permasalah tersebut.
LANJUTKAN BACA DI HALAMAN SELANJUTNYA
(ikh/syf)
Heboh Prilly Latuconsina Bahas Wanita Mapan, Terungkap Angka Nikah di Indonesia Turun
Selasa, 03 Dec 2024 21:01 WIB
Korea Selatan Jadi Negara Pertama Bakal Hilang dari Bumi gegara Hal Ini
Senin, 02 Dec 2024 18:15 WIB
Resesi Seks Memuncak, Banyak Pasutri di Jepang Nyatakan Enggan Berhubungan Intim
Senin, 19 Feb 2024 08:30 WIB
Angka Kelahiran Bayi Meledak Tiap Bulan Agustus, Kok Bisa?
Rabu, 24 Aug 2022 15:45 WIB
Heboh Prilly Latuconsina Bahas Wanita Mapan, Terungkap Angka Nikah di Indonesia Turun
Selasa, 03 Dec 2024 21:01 WIB
Korea Selatan Jadi Negara Pertama Bakal Hilang dari Bumi gegara Hal Ini
Senin, 02 Dec 2024 18:15 WIB
Resesi Seks Memuncak, Banyak Pasutri di Jepang Nyatakan Enggan Berhubungan Intim
Senin, 19 Feb 2024 08:30 WIBTERKAIT