Alami Resesi Seks, 4 Negara Ini Terancam Punah Populasi

Insertlive | Insertlive
Senin, 28 Nov 2022 16:00 WIB
DOHA, QATAR - NOVEMBER 23: Japanese fans pick up trashes at the end of the FIFA World Cup Qatar 2022 Group E match against Germany at Khalifa International Stadium in Doha, Qatar on November 23, 2022. (Photo by Mohammed Dabbous/Anadolu Agency via Getty Images) Foto: SOPA Images/LightRocket via Gett/SOPA Images

3. Jepang

Jepang menjadi negara berikutnya yang kini sedang menghadapai masalah resesi seks.

Bahkan, angka pernikahan dan kelahiran di Negeri Sakura kini tercatat paling rendah sepanjang sejarah.

Tak hanya itu, jumlah anak muda Jepang yang tak ingin menikah dan memiliki keturunan juga mencapai rekor tertinggi.

ADVERTISEMENT

Institut Nasional Kependudukan dan Jaminan sosial mencatat sekitar 17,3 persen pria dan 14,6 persen wanita dengan rentang usia antara 18 dan 34 tahun di Jepang mengaku enggan menikah dan punya anak.

Ternyata, peningkatan jumlah warga Jepang yang menolak menikah dan memiliki anak itu jadi yang tertinggi sejak kuesioner pertama kali dilakukan pada 1982.

Selain itu, angka kelahiran di Jepang juga mengalami penurunan hingga 29.231 atau 3,5 persen pada 2021.

Sementara itu, angka pernikahan turun hingga 24.391 dari jumlah sebelumnya yang mencapai 501.116.

Angka kelahiran Jepang ini jadi yang terendah sejak data terakhir tercatat pada perang dunia kedua.


4. Singapura

Supertree Grove in the futuristic Gardens by the Bay illuminated in the nightly sound and light show.Supertree Grove in the futuristic Gardens by the Bay illuminated in the nightly sound and light show./ Foto: Getty Images/Fraser Hall

Singapura juga menjadi salah satu negara yang kini mulai menghadapi permasalahan resesi seks.

Pemerintah Singapura mencatat angka kelahiran di negara mereka hanya mencapai 1,12 persen pada 2021.

Angka kelahiran itu tentu saja tercata cukup rendah dibandingkan rata-rata negara di dunia yang mencapai 2,3 persen.

Salah satu penyebab menurunnya angka kelahiran di Singapura adalah kebijakan pemerintah yang mengizinkan wanita di negara tersebut untuk melakukan pembekuan telur.

Padahal, pemerintah sebelumnya memberikan izin hanya untuk wanita yang memiliki kondisi medis tertentu.

"Kami menyadari bahwa beberapa wanita ingin mempertahankan kesuburannya karena keadaan pribadi mereka. Misal karena tidak dapat menemukan pasangan saat mereka masih muda, tetapi ingin memiliki kesempatan untuk hamil jika menikah nanti," kata administrasi Perdana Menteri Lee Hsien Loong dalam pernyataan yang dikutip dari South China Morning Post.

2 / 2
Loading
Loading
ARTIKEL TERKAIT
detikNetwork
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
BACA JUGA
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER