Kasus Ferdy Sambo Berjalan Alot, Mahfud MD: Ada Permainan Psikologis
Mahfud MD secara terang-terangan mengungkapkan fakta terkait kasus Ferdy Sambo sebagai tersangka atas kasus kematian Brigadir J. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) itu mengakui bahwa kasus berjalan cukup alot.
Namun, kini Ferdy Sambo telah dinyatakan sebagai tersangka dan perlahan sedikit demi sedikit fakta baru mulai terungkap.
"Kalau teknis hukumnya sih saya kira tidak terlalu masalah, karena sudah diumumkan sendiri sebagai tersangka, dan ketika seorang jenderal sudah jadi tersangka nggak main-main, buktinya sudah kuat," tutur Mahfud MD saat berbincang di podcast Deddy Corbuzier.
Mahfud MD pun menyinggung soal skenario yang telah dibuat oleh Ferdy Sambo dalam kasus penembakan terhadap Brigadir Novriansyah Yoshua Hutabarat.
Mahfud MD dengan tegas menyebut ada permainan psikologis yang dilakukan oleh Irjen Ferdy Sambo untuk menarik simpati orang kepada dirinya.
"Tidak banyak yang tahu, sudah ada jebakan psikologis kepada orang-orang tertentu, untuk mendukung bahwa itu tembak menembak," ujarnya.
Mahfud MD pun membeberkan salah satu contoh jebakan psikologis yang dilakukan oleh Ferdy Sambo, dia sempat memanggil Kompolnas ke kantornya dan menangis-nangis seolah dirinya teraniaya.
"Kompolnas itu hari Senin dipanggil oleh pak Sambo diundang ke kantornya, hanya untuk nangis di depan kompolnas, nangis 'saya teraniaya'," paparnya.
Ternyata bukan hanya Kompolnas yang dipanggil untuk mendengarkan cerita yang dikarang oleh Ferdy Sambo. Ada beberapa orang lagi yang namanya tak dapat disebutkan oleh Mahfud MD. Bahkan, dia telah mengkonfirmasi hal tersebut kepada orang yang bersangkutan.
Mahfud MD merasa adanya upaya pengkondisian psikologis oleh Ferdy Sambo agar publik membela dirinya.
"Pengkondisian psikologi, agar ada orang yang nanti membela bahwa dia itu terdzolimi," pungkasnya.
Bahkan akibat pengkondisian psikologis itu, awalnya Kompolnas dan Komnas HAM mempercayai skenario yang dibuat oleh Ferdy Sambo.
(kpr/syf)