Home Hot Gossip Berita Hot Gossip

Korban Perkosaan Julianto Eka Ngaku Diminta Hapus Bukti CCTV oleh Kepsek SPI

NAP | Insertlive
Kamis, 14 Jul 2022 15:37 WIB
Foto: Twitter
Jakarta, Insertlive -

Korban kekerasan seksual Julianto Eka Putra yang dilakukan di Sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kota Batu, Malang, kini diundang ke podcast milik Denny Sumargo.

Tiga orang perwakilan korban itu menuturkan bahwa pelecehan yang diterima oleh mereka dari Julianto Eka tidak bisa ditolak lantaran kekuasaan yang dimiliki oleh si motivator.

Bahkan, korban mengaku bahwa seluruh pembina dan kepala yayasan tidak ada yang berani untuk melawan Julianto Eka.


"Kita di sana itu tekanannya kuat sekali. Sugesti dari JE ini masuk ke dalam diri. Bahkan apa pun yang diomongkan olehnya pasti kami percaya. Kalau ditolak itu, ya, kekerasan fisik, verbal, dan lain-lain itu," ujar salah satu korban.

"Bahkan seluruh guru, pembina mungkin tidak berani untuk melawan JE," tambahnya.

Bahkan, salah satu korban ini mengaku bahwa dirinya sudah menceritakan tentang pelecehan yang didapatnya dari Julianto Eka kepada Ketua Yayasan dan Kepala Sekolah.

Kasus Julianto Eka Putra memasuki tahap baru. Julianto Eka Putra (JE) ditahan atas dugaan kekerasan seksual pada siswa Sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI)./ Foto: dok. Istimewa/Kejati Jatim

Namun, setelah diselidiki, ternyata pihak sekolah yakni pembina mencoba untuk menghapus bukti CCTV setelah korban menceritakan kasus pelecehan yang dialaminya itu.

"Saya sudah cerita soal pelecehan yang saya alami ke Ketua Yayasan. kemudian kepala sekolah pernah panggil saya," tambah korban.

"Setelah saya pulang, saya baru tahu kalau pembina kita ajak beberapa orang IT untuk naik ke lantai 4 untuk hapus CCTV, kalau memang nggak ada apa-apa buat apa dihapus?" tegasnya.

Aksi pembina ini dengan tegas membuat korban merasa sangat kecewa.

"Itu salah satu yang bikin kecewa besar. Kita kan minta perlindungan di sana," pungkasnya.

(nap/and)

VIDEO TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
FOTO TERKAIT
POPULER
DETIKNETWORK