Heboh Kripto Asal Indonesia, Haram atau Tidak?

Yogi Alfian | Insertlive
Senin, 01 Nov 2021 21:38 WIB
Ilustrasi Kripto Ilustrasi Kripto (Foto: Unsplash)
Jakarta, Insertlive -

Kemunculan fenomena kripto 'Made in Indonesia' alias IDM Token, Tokocrypto, hingga Indodax menuai pro dan kontra. Cryptocurrency yang merajalela di Indonesia ini ramai diperdebatkan di media sosial.

Di Indonesia, cryptocurrency atau mata uang kripto memang telah ditetapkan sebagai sesuatu yang haram. Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama Jawa Timur (PWNU Jatim) bahkan telah mengeluarkan fatwa haram atas fenomena tersebut.

Hal ini pun menarik perhatian pengacara asal Jombang, Achmad Rifai. Menurutnya, Indonesia hanya menjadi negara yang ikut-ikutan saja dari negara lain.

ADVERTISEMENT

"Negara kan punya kewenangan sudah ditentukan rupiah, maka mereka harus membuat aturan lebih jelas kecuali kripto itu bukan Indonesia dan sama kayak dolar dan poundsterling itu beda lagi," kata Rifai kepada InsertLive.

"Kalau dalam suatu negara itu ada euforia misalkan banyak peminat menurut pandanganku Indonesia nggak boleh ikut-ikutan juga," tambahnya.

sFoto: Achmad Rifai / SS PTQ CintaRasululloh

Menurut Rifai, rupiah adalah mata uang terbaik bagi Indonesia. Kemunculan mata uang kripto yang diklaim asal Indonesia itu menurutnya sangat tak berarah bagi masa depan.

"Ketika kekuatan negara rupiah ya mata uang itu saja yg dipakai, kecuali kalau bentuknya adalah dolar poundsterling," tutur Rifai.

Rifai lantas setuju atas fatwa haram dari PWNU Jatim terhadap mata uang kripto. Apalagi, mata uang kripto juga dinilai mengandung unsur spekulasi sehingga tidak bisa menjadi instrumen investasi.


"Kripto kan itu gerakan para-para negara-negara kaya yang punya kekuatan ekonomi besar sehingga bisa mempengaruhi negara lain, acuannya kurang jelas, cuma untuk pihak-pihak ekonomi kuat sana, sehingga bisa menimbulkan spekulasi dan saya sepakat dilarang," tutup Rifai.

(yoa/kmb)
Tonton juga video berikut:
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER