Adaptif, Cara Pelaku Ekonomi Kreatif Bangkit dari Pandemi

Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi salah satu sektor yang terdampak pandemi COVID-19. Tantangan yang berat itu pun turut dirasakan berbagai insan perfilman di Tanah Air, di antaranya Sutradara Film Lola Amaria hingga Hanung Bramantyo.
Menurut Lola, sejak bulan Maret aktivitas pembuatan film sudah terhenti. Baru mulai kembali saat memasuki masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi, pekerja film mulai berproduksi dalam protokol yang sangat ketat.
Kendati begitu, diungkapkannya, cepat atau lambat insan perfilman Tanah Air harus beradaptasi dengan digital. Sebab, di masa pandemi ini banyak tercipta peluang lain untuk membuat karya, dan bioskop bukan satu-satunya media bagi pembuat film saat ini.
"Menurut saya ada banyak sekali ide di masa pandemi seperti misalnya tentang hoax, tentang vaksin, apapun yang berkaitan dengan pandemi yang bisa diproduksi sebagai film edukasi. Platform tidak harus bioskop, bisa televisi, bisa digital, karena mengedukasi masyarakat itu penting," ujarnya dikutip dari situs resmi Satgas COVID-19, Kamis (17/12/2020).
Senada dengan Lola Amaria, sutradara Film Hanung Bramantyo juga mengatakan, saat pandemi, film yang tengah diproduksinya mau tidak mau harus berhenti total, termasuk film yang sudah tayang pun harus diturunkan lantaran tidak ada penonton. Hal menuntutnya adaptif terhadap perubahan.
"Ada tiga proyek film saya sebenarnya di tahun ini, yang sudah gala premier tidak jadi tayang di bioskop sampai saat ini, yang sudah tayang langsung diturunkan karena tidak ada penonton, sedangkan yang sedang proses pengambilan gambar harus berhenti," ujar Hanung.
![]() |
Diketahui, Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus berupaya membuat industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bisa bertahan melewati pandemi, baik dari kampanye, pelatihan, membuka akses antara pelaku ekonomi kreatif dengan Over-The-Top (OTT), hingga memberikan stimulus ekonomi seperti Bantuan Hibah Pariwisata dan Bantuan Insentif Pemerintah yang telah diluncurkan tahun ini.
Juru Bicara Kemenparekraf Prabu Revolusi mengatakan, saat ini Kemenparekraf memastikan seluruh pelaku industri bisa memahami terkait protokol kesehatan hingga saat vaksin sudah bisa dimaksud oleh masyarakat.
"Industri ekonomi kreatif mau tidak mau harus beradaptasi dengan protokol kesehatan, ini penting untuk dipahami agar ditanggapi dengan serius. Untuk itu kami membuat platform sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment) untuk segera diadopsi. Skenario stimulus juga tetap kita pikirkan, di 2020 kita sudah melakukan Bantuan Insentif Pemerintah, di tahun 2021 akan ada perhatian khusus di 16 sub sektor dan sesuai kebutuhan masing-masing sub sektor," ujarnya menjelaskan.
Prabu mengatakan di masa pandemi, optimisme para pelaku ekonomi kreatif sangat dibutuhkan, begitupun dengan kesadaran menjalankan protokol kesehatan.
"Semakin cepat kita mengendalikan pandemi COVID-19 semakin cepat kita memulihkan kondisi ini, baik sektor Pariwisata maupun Ekonomi Kreatif," ungkap Prabu lagi.
Sebagai informasi dalam mendukung upaya pemerintah menghentikan kasus COVID-19, masyarakat harus berperan aktif dan #IngatPesanIbu untuk menerapkan 3M, yakni #memakaimasker, #menjagajarak dan #mencucitangan seperti yang selalu dikampanyekan Satgas COVID-19.

Benarkah Cuaca Dingin Bisa Tingkatkan Penyebaran COVID-19?
Senin, 14 Dec 2020 13:10 WIB
Waspada Gejala Baru Terpapar COVID-19, Delirium hingga Sakit Mata!
Minggu, 13 Dec 2020 19:00 WIB
Hati-hati! Ini Kondisi yang Buat Tubuh Rentan Terinfeksi COVID-19
Sabtu, 28 Nov 2020 13:36 WIB
Waspada! Ini 5 Tanda Daya Tahan Tubuh Melemah yang Bisa Picu Infeksi Covid-19
Minggu, 22 Nov 2020 21:32 WIB
Antara Cinta, Luka, dan Dosa: Film La Tahzan akan Segera Tayang di Bioskop
Kamis, 29 May 2025 20:30 WIB
Refal Hady Dituntut Cuek Terhadap Penampilan, Akui Berbeda dengan Diri Sendiri
Selasa, 04 Feb 2025 19:49 WIB
Racikan Sejarah dan Kuliner Indonesia di Film Terbaru Hanung Bramantyo 'Rahasia Rasa'
Rabu, 22 Jan 2025 20:50 WIBTERKAIT