Benarkah Cuaca Dingin Bisa Tingkatkan Penyebaran COVID-19?

Saat ini, hampir seluruh negara di dunia mulai memasuki musim dingin. Di Indonesia, beberapa daerah sudah masuk ke musim penghujan.

Banyak orang menyebutkan bahwa kemungkinan ada peningkatan penyebaran COVID-19 dalam cuaca dingin seperti ini.

Namun, para pakar menyatakan bahwa terlalu dini untuk mengetahui secara pasti, apakah musim akan mempengaruhi virus.

Sampai saat ini, para peneliti menyebutkan bahwa perilaku manusia masih jadi penentu utama penyebaran virus COVID-19.

"Faktor terpenting saat ini adalah langkah-langkah pengendalian yang sudah kita lakukan seperti menjaga jarak fisik dan memakai masker. Itu benar-benar kunci untuk menurunkan penularan penyakit itu pada saat ini," ungkap Rachel Baker, peneliti penyakit menular di Princeton University.

Di sisi lain, tim ilmuwan berpendapat ada tiga alasan utama yang membuat virus Corona dapat dipengaruhi iklim.

SARS-CoV-2, nama resmi virus penyebab COVID-19, lebih tahan pada kondisi dingin dan kering yang umum terjadi pada musim dingin.

Selain itu, kelembapan udara yang rendah juga mendorong penguapan cipratan atau droplet menjadi partikel aerosol kecil dan bertahan di udara.

Faktor-faktor ini diketahui dapat meningkatkan risiko penularan lewat udara di musim dingin. Lebih lanjut, cuaca dingin bisa meningkatkan penularan karena orang lebih banyak menghabiskan waktu di ruangan tertutup.

Cuaca dingin juga dapat menghambat kemampuan tubuh untuk menangkis penularan virus. Karena kurangnya matahari yang masuk ke dalam tubuh, dapat menguras kadar vitamin dan melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Satu hasil penelitian mendapati kaitan antara kadar vitamin D yang rendah dan kasus COVID-19.

Oleh karenanya, kita harus selalu menjaga daya tahan tubuh dengan minum vitamin dan asupan makan yang sehat serta bergizi.

Insertizen juga harus selalu Ingat Pesan Ibu untuk menerapkan 3M yakni menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

Dengan menerapkan 3 hal tersebut, membantu kita terhindar dari penularan virus COVID-19.

[Gambas:Video Insertlive]