Waspada Gejala Baru Terpapar COVID-19, Delirium hingga Sakit Mata!
Hingga kini dunia masih dilanda pandemi COVID-19. Sejumlah gejala meliputi demam, batuk kering dan kelelahan telah diidentifikasi sebagai gejala umum dari virus Corona COVID-19, mengutip dari laman World Health Organization (WHO).
Selain gejala umum, ada pula gejala yang tidak umum pada pasien COVID-19 berupa nyeri otot, sakit tenggorokan, diare, konjungtivitis atau peradangan pada mata, sakit kepala, kehilangan fungsi indra penciuman dan perasa dan ruam kulit.
Tak berhenti di situ, peneliti terus melakukan penelitian untuk mengidentifikasi virus ini. Dalam temuan terbaru, peneliti menemukan bahwa ada gejala yang tak biasa dialami pasien COVID-19. Berikut ini gejala tak biasa yang ditemukan pada pasien yang terpapar virus Corona.
1. Delirium
Dilansir dari EurekAlert, sebuah penelitian yang dilakukan pada bulan November lalu, menemukan delirium menjadi salah satu gejala awal Corona yang kerap dialami oleh kelompok lansia. Kondisi ini merupakan gejala mental yang membuat penderitanya mengalami kebingungan berat dengan tingkat kesadaran yang berkurang.
Lebih lanjut peneliti dari University of Catalonia Javier Correa menjelaskan, delirium adalah kebingungan yang dialami seseorang. Ia akan merasa seolah sedang bermimpi dan tidak terhubung dengan kenyataan.
Peneliti berspekulasi bahwa virus Corona ikut mempengaruhi sistem saraf pusat yang mengakibatkan perubahan neurokognitif, seperti sakit kepala dan delirium. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya pasokan oksigen pada otak serta peradangan jaringan otak akibat badai sitokin yang dipicu oleh virus.
2. Sakit mata
Sakit mata ditemukan sebagai salah satu gejala baru Corona oleh peneliti dari Anglia Ruskin University (ARU), Inggris, seperti Dikutip dari Science Daily.
Setidaknya terdapat 18 persen pasien COVID-19 yang dilibatkan dalam penelitian ini melaporkan bahwa mereka menderita fotofobia (sensitivitas cahaya) yang dirasakan setelah menderita COVID-19.
Terkait hal ini, Profesor Shahina Pardhan selaku Direktur Vision and Eye Research Institute di ARU menjelaskan bahwa hasil dari penelitian yang melibatkan 83 responden ini, didapatkan sekitar 81 persen pasien mengalami masalah mata dalam dua minggu setelah gejala Corona lainnya. Dari jumlah tersebut, 80 persen melaporkan masalah mata mereka berlangsung kurang dari dua minggu.