Peneliti Sebut Harus Tetap Jaga Jarak Meski Vaksin Corona Ditemukan
Di tengah pandemi Corona, pemerintah menganjurkan untuk melakukan protokol 3M, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, dan menggunakan masker.
Satu-satunya cara yang diyakini untuk bisa kembali hidup normal tanpa melakukan 3M ialah dengan ditemukannya vaksin penangkal virus asal Wuhan, China tersebut.
Tapi apakah benar begitu? Para peneliti tampaknya tidak berpikir demikian. Mereka mengatakan meskipun vaksin ditemukan, masyarakat tetap harus melaksanakan protokol 3M tersebut. Mengapa?
"Jika kita menvaksinasi semua orang dan kemudian berhasil pada 50 persen orang tetapi 50 persen lainnya mungkin dapat menularkan virus. Itu berarti Anda masih harus menjaga jarak secara sosial," jelas Catherine Troisi, PhD, ahli epidemiologi penyakit menular di UTHealth School of Public Health di Houston, Texas, dikutip dari Healthline, Jumat (23/10).
Baca Juga : Bioskop di Jakarta Kembali Dibuka, Cek Faktanya |
Ia berpendapat bahwa tidak semua orang ingin divaksinasi. Oleh karena itu, masyarakat masih harus melakukan protokol kesehatan hingga pandemi usai.
Hal serupa juga disampaikan Dr. Waleed Javaid, direktur pencegahan dan pengendalian infeksi di Pusat Kota Gunung Sinai Kota New York.
"Jawaban terbaik sebenarnya adalah saat ini kita tidak tahu (kapan jarak sosial akan berakhir)," kata Javaid.
"Vaksin ini masih dalam tahap awal. Meskipun sudah keluar, mungkin butuh beberapa bulan sebelum rekomendasi mulai berubah," tambahnya.
Menanggapi hal itu, Trossi kemudian menyebutkan bahwa masyarakat harus tetap menjaga jarak, memakai masker, dan cuci tangan secara berkala setidaknya satu tahun lagi.
"Saya pikir ini akan menjadi setidaknya satu tahun lagi (jaga jarak) dan itu membuat saya menangis untuk mengatakannya," ujar wanita itu.