Kolom

Benar dan Salahnya Jadi Penggemar KPop Fanatik

Nadiyas Utami Pratiwi | Insertlive
Selasa, 06 Oct 2020 15:13 WIB
Esai Insertlive K-Pop Foto: Fandrey Nanda Afindra
Jakarta, Insertlive -

Saya sangat gelisah melihat para penggemar KPop, yang semakin berlebihan terhadap idola mereka. Terutama, mereka yang seolah-olah mendewakan hingga marah ketika idol kesayangan tiba-tiba dihujat karena melakukan hal yang berlawanan dengan keinginan mereka.

Selain itu, ada pula beberapa idol yang melakukan kesalahan, tapi tetap dianggap Idola tanpa cacat oleh mereka. Intinya, tidak ada yang boleh menyalahkan para idol kesayangan mereka. Yang menyalahkan, dianggap berlawanan dan musuh para penggemar tersebut.

Tentu saja, hal ini membuat saya yang sudah menjadi penggemar KPop sejak sedekade yang lalu geram dan kesal. Sampai di titik saya pernah diomelin oleh atasan karena berlebihan memberitakan soal para idol K-Pop ini. Saya pernah merasakan itu semua dan muak.

ADVERTISEMENT

Jika saya bisa dibawa kembali ke 10 tahun yang lalu, saat KPop sedang naik daun bersama dengan para idol yang sekarang ini disebut sebagai Generasi Kedua. Saya cinta banget sama Super Junior, semua lagunya dari jaman album Sorry Sorry tahun 2009 hingga yang terbaru, saya suka banget.

IKUTI QUIZ

Sampai akhirnya, saya mencari tahu semua idol KPop dan akhirnya terjun bebas menjadi seorang penggemar. Semua boy group mungkin saya tahu. Sebutlah TVXQ, 2PM, FT Island, BTOB, SHINee, Highlight yang dulunya bernama BEAST hingga MBLAQ, saya hapal semua lagunya.

Dulu, saya juga pernah hadir dalam salah satu acara kumpul-kumpul para penggemar K-Pop dari seluruh fandom. Sekedar informasi saja, fandom adalah sebutan untuk grup penggemar idol K-Pop. Masing-masing idol memiliki sebutan untuk fandom mereka. Kalau saya, karena dulu cinta banget sama Super Junior, saya menyebut diri saya sebagai ELF.

Saat perkumpulan itu berlangsung, tidak ada pertengkaran aneh-aneh. Kita semua kumpul dan melakukan banyak kegiatan. Semua fandom dari berbagai grup ada disana dan kita kumpul sambil pamer kebolehan masing-masing idol. Ada pula lomba dance, lomba nyanyi lagu para idol kesukaan mereka.

Kalau dibayangkan, masa-masa itu indah banget. Saya dapat banyak pengalaman yang membahagiakan saat menjadi fans idol yang aman, tenteram tanpa pertengkaran yang aneh dan tidak jelas.


Kalau kita dibawa kembali ke masa sekarang sepertinya saya sudah tidak bisa lagi menemukan hal tersebut. Maju dikit untuk membela idol kesukaan kita, bisa jadi kita malah diserang oleh mereka. Memberikan komentar atau kritik membangun untuk para idol kita, makin-makin kita dikejar oleh penggemar fanatik dan dihujat abis-abisan. Mereka menganggap kritikan membangun yang kita buat, adalah ujaran kebencian untuk idol kesukaan mereka.

Salah satu contohnya adalah yang dirasakan Natya Shina beberapa waktu lalu. Dirinya dianggap membenci Jennie BLACKPINK karena memberikan kritik yang justru, menurut kebanyakan orang (termasuk saya) membangun. Mungkin, yang membuat banyak penggemar Jennie adalah cara dan bahasa yang digunakan Natya untuk memberikan kritikan kepada Jennie. Hanya saja, semua ucapan Natya langsung diputar balik dan dianggap sebagai wanita berdosa karena telah mengkritik Jennie BLACKPINK.

Hal ini yang membuat saya memilih untuk jadi seorang multifandom. Sebutan multifandom digunakan jika seorang fans yang memiliki banyak boy group atau girl group yang disukai oleh mereka. Saya memilih untuk tidak mau ikut-ikutan jadi fans fanatik dan suka sama banyak idol KPop. Salah satu pelajaran lainnya adalah, saya belajar ikhlas jadi fans KPop biar nggak sakit hati kalau idolanya dihujat.

Saya sekarang ini, ingin menjadi fans yang mendukung mereka dengan tulus tanpa mengharapkan apapun. Menjadi fans yang diam-diam membuat nama mereka naik hingga dikenal banyak orang.

Lagian, kalau kita sampai segitunya marah sama orang-orang yang menghujat idol kesukaan kita, dapat apa sih? Yang didapat cuma rasa puas bisa marahin orang yang nggak suka sama idola kita. Nggak dapat rasa puas bisa bikin idol kesukaan kita, namanya bagus di mata banyak orang.

Malahan, orang-orang yang nggak suka sama KPop malah berpikir jika idol yang kita sukai memiliki sifat yang sama dengan penggemarnya yang bar-bar. Takut nggak tuh kalau disebut kayak gitu? Kan jadi malu kalau sampai mereka malah punya pikiran seperti itu.

Jadi, lebih baik kita menjadi fans yang biasa-biasa saja kali ya. Beli album idol kesukaan mereka, menonton konsernya, nonton video klip mereka, menonton wawancara mereka biar kita bisa lebih paham soal sifat member grup tersebut sampai beli merchandisenya. Itu sudah bisa dibilang mendukung kok dalam cara yang baik. Bukan malah jadi bar-bar dan membuat imej mereka jelek di mata banyak orang.

Tapi, apakah kita bakal selamanya jadi seorang penggemar KPop? Nggak tahu juga kan? Percaya deh ini cuma urusan waktu aja kok, kita pasti berkembang dan merasa bahwa jadi seorang penggemar KPop adalah sebuah pengalaman unik nan menyenangkan jika dijalani dengan tulus dan bahagia.

Cuma, kalau ditanya apakah kita salah atau tidak untuk menjadi seorang fans KPop jawabannya adalah tidak. Yang salah, kalau kita berlebihan dan menganggap semua orang salah dan yang benar hanya idol KPop kita. Terus kita melakukan hal-hal di luar nalar yang malah membahayakan banyak orang. Itu baru namanya salah.

Lagian, segala sesuatu yang berlebihan memang tidak pernah benar. Ya, bukan?

Nadiyas Utami Pratiwi

Jurnalis Insertlive

(nap/kmb)
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER