Mengenang George Floyd, 'Raksasa Lembut' yang Ingin Mengubah Hidupnya

Kematian George Floyd yang meregang nyawa di tangan polisi menimbulkan gelombang demonstrasi di Amerika Serikat dan sejumlah negara lainnya tentang rasisme. Mereka mengutuk kekerasan yang dilakukan petugas polisi hingga menewaskan George Floyd.
Kematian George Floyd memang menjadi sorotan, tak hanya di Amerika Serikat tetapi publik dunia.
Bahkan, terlihat ratusan orang yang mengenakan pakaian serba putih dan menggunakan masker tampak berkumpul menghadiri peringatan publik terhadap George Floyd yang digelar pada Sabtu (6/6) di North Carolina, Amerika Serikat.
Pada kesempatan itu, mereka mengenang sosok George Floyd yang meninggal dunia di usia 46 tahun tersebut.
Pada acara itu, Isaac Floyd, paman George tampak menyanyikan lagu di acara kebaktian. Kemudian dilanjutkan degan ibu tiri George, yang memberikan sambutan pada acara tersebut. Acara ini juga dihadiri pejabat lokal setempat seperti Hoke Country Sheriff Hubert Peterkin dan lain sebagainya.
"George menemukan hasrat dalam membawa perubahan dalam komunitas dengan mendukung kerja semua orang sehingga mereka mampu mencapai potensi penuh mereka," kata perwakilan keluarga seperti dilansir dari ABC.
Pendeta Christopher Stachouse JR, menyebutkan bahwa George adalah 'raksasa lembut'.
Semasa hidupnya, George disebutkan sebagai sosok yang penuh kasih dan sayang kepada keluarganya. Ia juga digambarkan sebagai seorang ayah yang penuh tanggungjawab.
"Semua orang menyayangi saudara saya" kata saudara laki-laki George, Philonise Flyod seperti dilansir dari Aljazeera. "Dia adalah raksasa lembut dan tak menyakiti siapapun," tambahnya.
Donnel Cooper, sahabat George lainnya menyebutkan bahwa ia sangat terkejut mendengar temannya tewas diinjak polisi.
"Ia adalah orang yang tenang dan semangat yang menggebu," ujar Donnel mengenang sahabatnya tersebut.
George Floyd lahir di North Carolina 46 tahun yang lalu. Menurut sahabatnya, Christopher Harrys, George pindah ke Minnesota beberapa tahun lalu, demi mendapatkan pekerjaan yang layak untuk menghidupi keluarganya. George sendiri sempat tinggal di Houston.
![]() |
Sebelumnya, Floyd pernah ditangkap karena kasus perampokan bersenjata. Ia divonis lima tahun penjara.
Setelah menjalani hukuman, George mengungkapkan ingin melakukan perubahan pada hidupnya.
"Ia ingin memulai lagi dari awal, kehidupan yang baru. Ia bahagia dengan perubahannya," ujar Harris.
Namun, ia sempat kehilangan pekerjaannya sebagai petugas keamanan di sebuah restoran karena pendemi corona. Ia pun tewas di tangan polisi pada 25 Mei 2020 lalu. Ia meninggal dunia setelah polisi membekuknya di sebuah toko.
Salah satu petugas, Derek Chauvin menindih lehernya selama beberapa menit yang membuat pria itu sulit bernapas dan meninggal dunia.

George Floyd Bersemayam di Peti Emas, Pembunuh Terancam 40 Tahun Penjara
Senin, 08 Jun 2020 21:11 WIB
Keterlaluan, Beredar 'George Floyd Challenge' Tindih Leher Pakai Lutut
Jumat, 05 Jun 2020 18:01 WIB
Pernyataan Bintang 'Spider-Man' soal Kasus George Floyd Tuai Kontroversi
Jumat, 29 May 2020 22:00 WIB
Kronologi Kematian George Floyd di Tangan Polisi
Jumat, 29 May 2020 13:17 WIBTERKAIT