Pengakuan Remaja Perekam Aksi Polisi Injak George Floyd hingga Tewas

Remaja berusia 17 tahun yang merekam aksi kekerasan polisi terhadap George Floyd, Darnella Frazier, menjadi sorotan. Ia menjadi bulan-bulanan publik karena dianggap tak membantu George sehingga pria tersebut meregang nyawa di tangan polisi. Darnella mengaku trauma karena kejadian tersebut. 

Tak hanya itu, ia pun harus menghadapi kenyataan lain. Ia mendapatkan kekerasan verbal melalui pesan teks. Bahkan, ketika diwawancara salah satu stasiun televisi, ia mengaku sangat trauma atas kejadian yang ia lihat secara langsung tersebut.

"Aku melihatnya meninggal di depan mataku, aku mengunggah videonya malam setelah kejadian dan menjadi viral. Kini, semua orang bertanya padaku bagaimana perasaanku. Aku bilang aku nggak tahu. Aku sangat sedih dan aku benar-benar trauma," ujarnya, dikutip dari The Source.

Sebelum kejadian, awalnya Darnella tengah berjalan bersama sepupunya ketika ia melihat George Floyd dijatuhkan ke tanah oleh polisi. Ia pun segera mengeluarkan ponsel dan mulai merekam.

Ia pun melihat aksi Derek Chauvin menekan leher George dengan lututnya hingga menewaskan pria tersebut di tempat kejadian.

"Aku mendengar saat George berteriak karena tak bisa bernapas. Tapi, mereka tak peduli dan aku melihatnya dengan jelas dari jarak lima kaki. Benar-benar membuatku sangat trauma," tuturnya.

Darnella sendiri mengaku hingga saat ini ia kerap mendapat banyak perundungan dari netizen yang menyayangkan sikapnya karena tak membantu George saat itu.

"Kalian pikir aku melakukan itu hanya untuk perhatian dan sensasi? Aku nggak minta kalian untuk mengerti tapi, aku hanya wanita berusia 17 tahun dan tentu aku nggak ingin melawan polisi. AKU KETAKUTAN!. Videoku viral untuk kalian semua lihat bagaimana rasisme di AS masih mengerikan," tukasnya.

[Gambas:Video Insertlive]