Sinopsis 'Sri Asih', Film Superhero yang Dibintangi Pevita Pearce

Sri Asih merupakan film superhero terbaru dari Jagat Sinema Bumilangit (BCU) yang dibintangi Pevita Pearce dan disutradarai Upi Avianto. Sri Asih menjadi film rilisan kedua BCU setelah Gundala (2019).

Sejumlah aktor papan atas Indonesia juga bergabung dalam Sri Asih, mulai dari Jefri Nichol, Reza Rahadian, Surya Saputra, Dimas Anggara, hingga Christine Hakim.

Film Sri Asih sudah tayang di bioskop mulai 17 November. Seperti apa keseruan film ini? Berikut sinopsis Sri Asih.

Alana (Pevita Pearce) lahir sebagai anak yatim piatu yang dibesarkan di panti asuhan sejak kecil. Orang tuanya wafat karena menjadi korban letusan Gunung Merapi, tepat pada hari kelahiran Alana.

Saat masuk ke usia anak-anak, Alana kemudian diadopsi oleh pengusaha kaya bernama Sarita Hamzah (Jenny Chang). Sarita merawat Alana dengan sepenuh hati hingga Alana menganggapnya seperti ibu kandung sendiri.

Waktu terus berjalan hingga Alana beranjak dewasa dan memilih karier untuk menjadi pegulat profesional. Ia begitu piawai dalam bela diri, bahkan mencatat rekor tidak pernah kalah selama bertarung di atas ring.

Namun, Alana memiliki kelemahan karena sering dikuasai rasa marah sehingga sulit mengendalikan emosi. Ia juga menyimpan ketakutan karena rasa marah itu berulang kali menghantui dirinya lewat mimpi.

Film Sri Asih/ Foto: Instagram @sriasihmovie.official

Sementara itu, rekor tak terkalahkan Alana menarik perhatian Mateo Adinegara (Randy Pangalila). Ia merupakan anak semata wayang konglomerat Prayogo Adinegara (Surya Saputra) yang dikenal angkuh dan semena-mena. Mateo yang juga hobi gulat lantas menantang Alana dalam sebuah pertandingan.

Sebelum bertanding, tangan kanan keluarga Adinegara, Jagau (Revaldo) meminta Alana untuk kalah demi menjaga martabat dan ego Mateo. Alana semula mengiyakan permintaan tersebut, tapi justru membantai Mateo hingga kalah telak.

Kekalahan menyulut amarah Mateo yang langsung membalas dendam dengan menyerang klub gulat Alana. Alana pun harus berhadapan dengan keluarga Adinegara yang bebas melakukan tindakan kotor apa pun karena punya kendali atas para polisi korup.