3 Alasan 'A World Without' Wajib Ditonton, Cerita Unik hingga Karakter Menarik

Dini Astari | Insertlive
Rabu, 13 Oct 2021 21:45 WIB
A WORLD WITHOUT (L to R) MAIZURA as ULFAH in A WORLD WITHOUT Cr. COURTESY OF NETFLIX © 2021 3 Alasan 'A Worlf Without' Wajib Ditonton, Cerita Unik hingga Karakter Menarik (Foto: COURTESY OF NETFLIX/COURTESY OF NETFLIX)
Jakarta, Insertlive -

Film Netflix Indonesia terbaru A World Without akan tayang secara global pada 14 Oktober.

Film ini berlatar di tahun 2030 di mana ada sebuah organisasi misterius bernama The Light berjanji untuk membantu para anggotanya menjadi versi terbaik dari diri mereka.

Namun, ketika tiga sahabat menemukan sisi The Light yang sebenarnya, tak ada jalan lain bagi mereka kecuali melarikan diri.

ADVERTISEMENT

Membawa tema empowerment, A World Without menceritakan harapan, keberanian, dan sisterhood, sekaligus menawarkan pandangan unik mengenai segala kemungkinan yang dapat terjadi di masa depan.

Insertizen yang penasaran dengan film ini, yuk simak tiga alasan yang bikin film ini wajib dinanti.

Baca halaman selanjutnya.


A World Without menghadirkan misteri dan ketegangan seiring kita mengikuti kisah tiga remaja perempuan yang mencoba menemukan suara dan kekuatan dari dalam diri mereka sendiri.

Pada konferensi pers yang digelar Selasa (12/10), sutradara Nia Dinata yang menulis naskah bersama penulis Lucky Kuswandi menjelaskan mengapa A World Without berbeda dari tayangan lainnya.

“Film ini ada di tahun 2030, dan mungkin masih jarang film Indonesia yang berbicara tentang masa depan. Juga belum ada yang membuat film tentang sosok leader atau life coach dengan target anak muda yang masih polos dan masa depannya sangat panjang,” ujar Nia Dinata.

“Karakter-karakter di film ini akan bisa membuat orang berpikir bahwa kalau kita tidak waspada, dunia bisa menjadi seperti itu. Walau memiliki setting tahun 2030, film ini sangat relevan karena apa yang dicari ketiga karakter ini adalah apa yang dicari oleh kebanyakan orang, yaitu kepastian akan masa depan, sense of community, dan sense of belonging," tambah Lucky.

Berfokus pada tiga remaja perempuan, A World Without mengandung pesan yang bermakna bagi generasi muda.

Amanda Rawles, berperan sebagai Salina yang ambisius, menyampaikan bahwa film ini menunjukkan pentingnya untuk berani bersikap jujur.

Asmara Abigail yang memerankan Tara juga menyatakan betapa pentingnya bagi anak muda untuk menemukan intuisi maupun suara hati sendiri.

“Kita tahu apa yang baik untuk diri kita sendiri dan kita punya passion untuk maju ke masa depan. Itu yang harus diasah supaya kita semakin matang dan berani menghadapi perjalanan ke depannya,” ujar Asmara Abigail.

Sementara itu, Maizura yang berperan sebagai Ulfah menekankan sisi sisterhood yang mencerminkan kebersamaan dan saling membantu.

“Semoga film ini dapat mendorong orang-orang, khususnya perempuan muda, untuk berdiri dan menemukan kekuatan dari dalam diri sendiri,” ujar Maizura.

A World Without menampilkan sederet bintang berbakat, termasuk Amanda Rawles, Asmara Abigail, Maizura, Jerome Kurnia, Chicco Jerikho, Ayushita, Richard Kyle, Dira Sugandi, dan masih banyak lagi.

Kemampuan akting mereka dijanjikan mampu menghidupkan berbagai karakter yang kuat di film ini.

Chicco Jerikho yang berperan sebagai Ali Khan yang misterius mempunyai cara khusus untuk memperdalam karakternya dengan menonton beberapa dokumenter dan mengadaptasinya menjadi sebuah sosok yang masuk akal.

Ayushita yang berperan sebagai Sofia juga melakukan riset yang sama seperti Chicco.

Ia mengaku mampu menjelma sebagai karakter powerfull berkat menonton berbagai referensi serta dukungan dari seluruh kru dan pemain yang terlibat saat syuting yang mendukung perannya makin terasa nyata.

"Selain baju dan segala macam pasti menyokong si karakter juga, tapi physiology dalam proses A World Without ini sampai driver pun nyebut aku nyonya," tutur Ayu.

Sementara itu, Lucky Kuswandi menekankan bahwa ketiga karakter perempuan muda di A World Without adalah mereka yang dapat berdiri sendiri dan tidak didefinisikan oleh laki-laki, namun mereka tetap dapat menjadi agen perubahan dengan dasar sisterhood.

(dia/dia)
1 / 4
Loading
Loading
ARTIKEL TERKAIT
detikNetwork
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
BACA JUGA
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER