Kisah Ibu Sahari Jadi Potret Pilu Nasib Guru Honorer di Indonesia

Sahari Ingin Berhenti Mengajar Tapi Tak Tega Tinggalkan Murid
Kisah Sahari sebagai guru honorer memang jadi potret pilu kehidupan tenaga pendidik di daerah terpencil Indonesia.
Sahari harus menempuh perjalanan jauh hingga puluhan kilometer demi bisa mengajar muridnya.
Perjuangan tersebut tak sebanding dengan upah sebesar Rp100 setiap bulan yang diterima Sahari.
Sahari merasa bimbang saat harus meninggalkan muridnya di saat bersamaan nasib menjadi guru honorer juga tak kunjung jelas.
Hal tersebut yang membuat Sahari berharap bisa mendapatkan surat keputusan (SK) pengangkatan sebagai guru PNS.
"Saya barangkali sudah tidak bisa meninggalkan anak-anak, itu juga yang membuat saya berharap bisa mendapatkan SK (Surat Keputusan) PNS, karena saya juga sebetulnya sudah lolos K2 pada 2014 bersama sekitar 644 orang lainnya. Tapi sampai sekarang saya belum menerima SK, makanya saya juga masih bertahan," ungkap Sahari.
"Di lain hal saya juga sama anak-anak murid merasa kasihan, nanti nggak ada yang mengajar di sana. Orang-orang di sana juga sudah menganggap saya sebagai keluarga, saya ini mungkin sudah hampir 14 tahun di sana tidak pernah beli beras, kadang saya juga dikasih tempat untuk menginap saat tidak bisa pulang," lanjutnya.
Sahari pun mengaku pernah sempat ingin menyerah menjalani kehidupan sebagai guru honorer di SDN 60 Bung.
Namun, reaksi para murid yang sedih karena takut kehilangan sosok guru membuat Sahari jadi semakin bimbang untuk pergi.
Terlebih, Sahari juga mengaku mendapat perlakuan yang sangat baik dari warga sekitar SDN 60 Bung.
Sahari pun akhirnya memilih berharap bisa segera mendapat SK pengangkatan sebagai guru PNS menjelang masa pensiunnya pada usia 60 tahun.
"Iya pernah (ingin menyerah) pada 2016, saat saya tidak mendapatkan SK, saya bilang ke anak-anak mau pindah, terus anak-anak itu pada peluk saya, katanya 'jangan pindah, kalau ibu pindah, bagaimana anak-anak di sini', jadi pada merasa kayak anak ayam kehilangan induknya, itu yang bikin saya tidak bisa meninggalkan anak-anak di situ," ujar Sahari.
"Saya terharu mendengarkan kata-kata anak-anak itu, dan saya juga masih berharap mudah-mudahan bisa mendapatkan SK, supaya juga bisa menikmati itu bersama-sama anak-anak saya, walaupun sebetulnya saya sudah hampir pensiun, kalau seandainya jadi PNS juga saya sudah hampir pensiun, karena umur saya ini sudah 56 tahun, kalau saya jadi PNS itu udah sisa 4 tahun, tapi saya masih berharap, mudah-mudahan saya bisa terima SK itu," lanjutnya.
Meski begitu, usia yang tak lagi muda membuat Sahari hanya berharap perjuangannya sebagai guru honorer mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan.
"Saya selalu berdoa kepada Tuhan, mudah-mudahan ada hikmahnya ini perjuangan saya, saya selalu bertahan karena saya merasa tidak bisa meninggalkan anak-anak, Tuhan yang akan balas, mudah-mudahan kalau saya tidak dapat di dunia, saya dapat balasan dari Tuhan di akhirat," kata Sahari.
Selain itu, Sahari juga berharap pemerintah bisa memberikan perhatian dan membenahi infrstruktur di daerah Bung, Sulawesi Selatan.
"Iya mudah-mudahan pemerintah juga menaruh perhatian untuk memperbaiki akses jalan di sana, supaya anak-anak juga bisa mudah ke luar kota, barangkali mau kuliah atau sekolah di luar," tutup Sahari.

Sosok Suami Bu Guru Salsa yang Mau Menikahinya di Tengah Isu Video Syur Disorot
Senin, 03 Mar 2025 20:15 WIB
Sosok Guru Honorer yang Ngaku Dipecat Lewat WA gegara Lulusan D2
Senin, 22 Jan 2024 18:15 WIB
Pilu, Tangisan 3 Anak Kembar Ini Tak Bisa Bangunkan Jenazah Sang Ibu
Rabu, 04 Dec 2019 15:05 WIB
Pasangan 18 Tahun Rayakan Anniversary hingga Undang Keluarga
Kamis, 31 Oct 2019 21:45 WIB
Viral Penjual Mainan Mengaku Rugi Usai Diborong Verrell Bramasta, Ini Faktanya
Selasa, 01 Jul 2025 19:30 WIB
Sosok Zentri Hartantri, Guru Honorer yang Kisah dan Perjuangannya Menginspirasi
Senin, 30 Jun 2025 21:53 WIB
5 Berita Populer: Nikita Tuntut Reza Minta Maaf, Baim Dapat Hak Asuh Anak
Kamis, 26 Jun 2025 21:47 WIBTERKAIT