Pengalaman Astronout Muslim Jalani Ibadah Puasa di Luar Angkasa

SYAFRINA SYAAF | Insertlive
Sabtu, 02 May 2020 03:57 WIB
makanan astronot Foto: iStock/Istimewa
Jakarta, Insertlive - Sultan bin Salman yang merupakan seorang Pangeran Arab Saudi menceritakan pengalaman luar biasa menjalani ibadah puasa ketika menyelesaikan misi di luar angkasa.

Pada 17 Juni 1985, Sultan bin Salman melesat bersama astronot Amerika dan Prancis ke luar angkasa untuk menjalani sebuah misi.

Selama tujuh hari bertualang 387 kilometer di luar bentangan langit, salah satunya merupakan hari pertama Ramadhan.

ADVERTISEMENT



Pangeran Sultan sebenarnya telah mendapatkan izin untuk tidak menjalani ibadah puasa, tetapi dia bersikeras untuk menunaikannya.

Dia mengatakan bahwa dalam kondisi nol gravitasi tantangan terberat berpuasa adalah mendapatkan waktu tidur normal.

Menurut Pangeran Sultan, tantangan terberat berpuasa di luar angkasa bukanlah menahan makan dan minum, tetapi menunaikan ibadah salat.

Pasalnya, nol gravitasi membuat kakinya selalu dalam kondisi mengambang.


"Aku harus mengikat kakiku dengan tali khusus agar bisa berdiri dalam pesawat ulang-alik karena gravitasi nol," ujar Pangeran Sultan pada buku bertajuk Seven Days in Space.

Dia menambahkan bahwa gerakan salat yang paling sulit dilakukan adalah sujud.

"Tidak mungkin untuk sujud, hanya beberapa gerakan salat yang masih mungkin dilakukan," imbuhnya.

Memaksakan untuk sujud, kata dia, bisa membuat kepala sangat pusing.

Menjalani puasa saat perjalanan mengelilingi Bumi memang berat, tetapi dia mengakui bahwa semuanya terasa lebih ringan karena mendapatkan dukungan dan semangat dari para astronot non-muslim. 

"Mereka (astronot non-muslim) selalu menemani saya ketika saya sahur dan buka puasa," pungkasnya.

Pangeran Sultan adalah astronot muslim pertama di dunia yang berhasil menyelesaikan misi terbang ke ruang angkasa. (syf/syf)
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER