Pengalaman Astronout Muslim Jalani Ibadah Puasa di Luar Angkasa

Jakarta, Insertlive - Sultan bin Salman yang merupakan seorang Pangeran Arab Saudi menceritakan pengalaman luar biasa menjalani ibadah puasa ketika menyelesaikan misi di luar angkasa.
Pada 17 Juni 1985, Sultan bin Salman melesat bersama astronot Amerika dan Prancis ke luar angkasa untuk menjalani sebuah misi.
Selama tujuh hari bertualang 387 kilometer di luar bentangan langit, salah satunya merupakan hari pertama Ramadhan.
Pangeran Sultan sebenarnya telah mendapatkan izin untuk tidak menjalani ibadah puasa, tetapi dia bersikeras untuk menunaikannya.
Dia mengatakan bahwa dalam kondisi nol gravitasi tantangan terberat berpuasa adalah mendapatkan waktu tidur normal.
Menurut Pangeran Sultan, tantangan terberat berpuasa di luar angkasa bukanlah menahan makan dan minum, tetapi menunaikan ibadah salat.
Pasalnya, nol gravitasi membuat kakinya selalu dalam kondisi mengambang.
"Aku harus mengikat kakiku dengan tali khusus agar bisa berdiri dalam pesawat ulang-alik karena gravitasi nol," ujar Pangeran Sultan pada buku bertajuk Seven Days in Space.
Dia menambahkan bahwa gerakan salat yang paling sulit dilakukan adalah sujud.
"Tidak mungkin untuk sujud, hanya beberapa gerakan salat yang masih mungkin dilakukan," imbuhnya.
Memaksakan untuk sujud, kata dia, bisa membuat kepala sangat pusing.
Menjalani puasa saat perjalanan mengelilingi Bumi memang berat, tetapi dia mengakui bahwa semuanya terasa lebih ringan karena mendapatkan dukungan dan semangat dari para astronot non-muslim.
"Mereka (astronot non-muslim) selalu menemani saya ketika saya sahur dan buka puasa," pungkasnya.
Pangeran Sultan adalah astronot muslim pertama di dunia yang berhasil menyelesaikan misi terbang ke ruang angkasa. (syf/syf)
Pada 17 Juni 1985, Sultan bin Salman melesat bersama astronot Amerika dan Prancis ke luar angkasa untuk menjalani sebuah misi.
Selama tujuh hari bertualang 387 kilometer di luar bentangan langit, salah satunya merupakan hari pertama Ramadhan.
ADVERTISEMENT
Pangeran Sultan sebenarnya telah mendapatkan izin untuk tidak menjalani ibadah puasa, tetapi dia bersikeras untuk menunaikannya.
Dia mengatakan bahwa dalam kondisi nol gravitasi tantangan terberat berpuasa adalah mendapatkan waktu tidur normal.
Menurut Pangeran Sultan, tantangan terberat berpuasa di luar angkasa bukanlah menahan makan dan minum, tetapi menunaikan ibadah salat.
Pasalnya, nol gravitasi membuat kakinya selalu dalam kondisi mengambang.
"Aku harus mengikat kakiku dengan tali khusus agar bisa berdiri dalam pesawat ulang-alik karena gravitasi nol," ujar Pangeran Sultan pada buku bertajuk Seven Days in Space.
Dia menambahkan bahwa gerakan salat yang paling sulit dilakukan adalah sujud.
"Tidak mungkin untuk sujud, hanya beberapa gerakan salat yang masih mungkin dilakukan," imbuhnya.
Memaksakan untuk sujud, kata dia, bisa membuat kepala sangat pusing.
Menjalani puasa saat perjalanan mengelilingi Bumi memang berat, tetapi dia mengakui bahwa semuanya terasa lebih ringan karena mendapatkan dukungan dan semangat dari para astronot non-muslim.
"Mereka (astronot non-muslim) selalu menemani saya ketika saya sahur dan buka puasa," pungkasnya.
Pangeran Sultan adalah astronot muslim pertama di dunia yang berhasil menyelesaikan misi terbang ke ruang angkasa. (syf/syf)
ARTIKEL TERKAIT

3 Pertanyaan Kocak Jamaah yang Bikin Ustaz Khalid Basalamah Tertawa
Rabu, 29 Apr 2020 17:45 WIB
Membongkar Misteri Istri Iblis dan Siapa Namanya
Rabu, 29 Apr 2020 15:45 WIB
Diaspora Ramadhan di Negeri Paman Sam
Sabtu, 25 Apr 2020 13:58 WIB
Pandemi Corona, 3 Masjid Dunia Alih Fungsi dari Bank Makanan hingga Rumah Sakit
Sabtu, 25 Apr 2020 05:01 WIB
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS
Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
TERKAIT
POPULER