Doa Harian Agama Buddha untuk Kedamaian Batin dan Keselarasan Hidup

INSERTLIVE | Insertlive
Kamis, 24 Jul 2025 22:00 WIB
Ilustrasi kuil Budha Doa Harian Agama Buddha untuk Kedamaian Batin dan Keselarasan Hidup/Foto: Dini Astari
Jakarta, Insertlive -

Doa dalam ajaran Buddhisme bukanlah permohonan kepada dewa-dewi untuk mengabulkan keinginan.

Sebaliknya, doa merupakan praktik internal yang meliputi lantunan, afirmasi, dan meditasi yang bertujuan untuk melatih pikiran, menumbuhkan kebijaksanaan, welas asih, dan membersihkan kekotoran batin.

Tujuan utamanya doa dalam Buddha adalah untuk mencapai pembebasan dari penderitaan (Nibbana) bagi diri sendiri dan semua makhluk.

ADVERTISEMENT

Lantas, doa-doa Buddha apa saja yang dibaca untuk kedamaiana batin dan keselamatan hidup? Berikut beberapa doa yang dikutip dari berbagai sumber pada Kamis (24/7).

Bacaan Doa Harian Agama Buddha

Berikut adalah beberapa praktik doa harian yang umum dalam agama Buddha:

1. Penghormatan kepada Tiga Permata (Tiratana)

Ini adalah praktik doa yang sering dilakukan sebagai pembuka ibadah atau perenungan harian. Tiga Permata adalah Buddha, Dhamma (ajaran), dan Sangha (komunitas monastik).

Lantunan (Pali):

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa. (Diulang 3x)


Arti: Terpujilah Sang Bhagava, Yang Maha Suci, Yang telah Mencapai Penerangan Sempurna.

Buddhaṁ Saraṇaṁ Gacchāmi.

Arti: Saya berlindung kepada Buddha.

Dhammaṁ Saraṇaṁ Gacchāmi.

Arti: Saya berlindung kepada Dhamma.

Sanghaṁ Saraṇaṁ Gacchāmi.

Arti: Saya berlindung kepada Sangha.

(Diulang 2x dan 3x untuk pengulangan kedua dan ketiga, dengan menambahkan "Dutiyampi" dan "Tatiyampi" di awal setiap baris)

Makna: Lantunan ini menegaskan keyakinan dan komitmen pada Tiga Permata sebagai pedoman hidup dan sumber perlindungan batin.

2. Metta Sutta (Lantunan Cinta Kasih Universal)

Salah satu lantunan doa paling kuat untuk menumbuhkan cinta kasih (metta) tanpa batas. Cinta sendiri dianggap sebagai landasan bagi kedamaian batin dan keselarasan hidup.

Lantunan:

"Semoga semua makhluk berbahagia, damai, dan bebas dari penderitaan.
Semoga mereka bebas dari kebencian dan permusuhan.
Semoga mereka bebas dari kesulitan batin dan jasmani.
Semoga mereka dapat menjaga kebahagiaan mereka sendiri."

Makna: Dengan memancarkan cinta kasih kepada diri sendiri, orang-orang terdekat, orang-orang netral, hingga mereka yang sulit bagi kita, dan akhirnya kepada semua makhluk, kita melatih batin untuk melepaskan kemarahan, kebencian, dan mengembangkan welas asih.

3. Harapan untuk Kebijaksanaan dan Pemahaman

Lantunan doa ini berfokus pada pengembangan kebijaksanaan (paññā) dan pemahaman yang benar tentang sifat realitas, seringkali dengan merenungkan Empat Kebenaran Mulia.

Lantunan:

"Semoga saya memahami sifat sejati dari penderitaan, sebab penderitaan, lenyapnya penderitaan, dan jalan menuju lenyapnya penderitaan.
Semoga saya melihat segala sesuatu sebagaimana adanya, tanpa delusi dan ilusi.
Semoga saya mengembangkan kebijaksanaan yang membebaskan dari belenggu."

Makna: Ini adalah bentuk perenungan untuk membebaskan diri dari ketidaktahuan (avijja), yang merupakan akar penderitaan dalam Buddhisme.

4. Dedikasi Jasa Kebaikan (Pattidana)

Setelah melakukan perbuatan baik (seperti berdana, melafalkan lantunan, atau bermeditasi), umat Buddha sering mendedikasikan jasa atau pahala dari perbuatan tersebut kepada semua makhluk.

Lantunan (contoh sederhana):

"Semoga jasa-jasa kebajikan yang telah saya lakukan ini melimpah kepada semua makhluk. Semoga semua makhluk berbahagia, damai, dan bebas dari penderitaan."

Makna: Praktik ini mengembangkan sikap tanpa pamrih dan welas asih, melampaui egoisme dan menghubungkan diri dengan kebahagiaan universal.

5. Afirmasi Sebelum/Sesudah Makan, Tidur, dll.

Mirip dengan doa dalam pengertian umum, umat Buddha memiliki afirmasi singkat untuk berbagai aktivitas sehari-hari, sebagai bentuk perhatian penuh dan rasa syukur.

Contoh sebelum makan:

"Dengan kesadaran penuh, saya menerima makanan ini. Semoga makanan ini memberikan kekuatan untuk mempraktikkan Dhamma demi kebaikan semua makhluk."

Contoh sebelum tidur:

"Semoga saya tidur dengan damai dan terbangun dengan pikiran yang jernih. Semoga saya dapat menjalani esok hari dengan penuh kesadaran dan kebaikan."

Makna: Afirmasi ini membantu membawa praktik Dharma ke dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari, mengubah tindakan rutin menjadi kesempatan untuk menumbuhkan kesadaran.

Cara Mengamalkan Lantunan Doa Harian Buddha

Untuk mengamalkan doa harian Buddha, kalian bisa memilih waktu yang paling sesuai, misalnya di pagi hari untuk memulai hari, atau di malam hari untuk merenung dan mengakhiri hari. Beberapa orang juga melafalkan lantunan singkat sebelum makan atau tidur seperti yang sudah disebutkan di atas.

Sedangkan untuk sikap saat berdoa, duduklah dalam posisi yang nyaman (sila atau di kursi) dengan punggung tegak namun rileks. Kalian juga bisa memejamkan mata atau menatap ke bawah dengan lembut.

Hal yang terpenting dalam melantunkan doa harian adalah pemahaman dan perasaan di balik kata-kata. Jangan hanya mengulanginya secara mekanis. Rasakan makna dari setiap lantunan yang Anda ucapkan.

Selain itu, lakukan praktik ini secara teratur, meskipun hanya beberapa menit setiap hari, jauh lebih bermanfaat daripada praktik yang panjang namun sporadis.

(dia/arm)
Tonton juga video berikut:
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER