12 Hadis Palsu Seputar Ramadan yang Populer

Nastiti Swasiwi Nurfiranti | Insertlive
Selasa, 05 Mar 2024 20:58 WIB
Ilustrasi Al Quran 12 Hadis Palsu Seputar Ramadan yang Populer/Foto: Unsplash
Jakarta, Insertlive -

Dalam Islam, setiap amalan harus memiliki dasar dari Al-Qur'an dan hadits Rasulullah yang akurat. Hal ini dimaksudkan agar orang-orang yang berniat buruk tidak memiliki kesempatan untuk menyusupkan pemikiran atau ajaran lain.

Penting sekali bagi umat Muslim untuk memilah antara hadits yang shahih dan dhaif, dengan harapan dapat mengamalkan ibadah sesuai dengan yang diajarkan oleh baginda Rasul.

Mendekati bulan Ramadan, kita pasti mendengar hadits-hadits yang membahas tentang bulan suci tersebut. Namun, hadits itu harus diperhatikan karena bisa saja merupakan hadits palsu.

ADVERTISEMENT

Berikut ini Insertlive telah merangkum 12 hadis palsu seputar Ramadan, yang populer di kalangan masyarakat.

1. صوموا تصحوا

"Berpuasalah, kalian akan sehat."

Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Nu'aim di Ath Thibbun Nabawi. Ternyata, hadits tersebut dhaif (lemah), sebagaimana dikatakan oleh Al Hafidz Al Iraqi di Takhrijul Ihya (3/108) dan Al Albani di Silsilah Adh Dha'ifah (253). Bahkan, Ash Shaghani mengatakan bahwa hadis ini maudhu (palsu) dalam Maudhu'at Ash Shaghani (51).

2. نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ ، وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ ، وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ ، وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ

"Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, do'anya dikabulkan, dan amalannya pun akan dilipatgandakan pahalanya."

Hadis ini diriwayatkan oleh Al Baihaqi di Syu'abul Iman (3/1437). Al Hafidz Al Iraqi mengatakan bahwa hadis tersebut dhaif dalam Takhrijul Ihya (1/310).


3. يا أيها الناس قد أظلكم شهر عظيم ، شهر فيه ليلة خير من ألف شهر ، جعل الله صيامه فريضة ، و قيام ليله تطوعا ، و من تقرب فيه بخصلة من الخير كان كمن أدى فريضة فيما سواه ، و من أدى فريضة كان كمن أدى سبعين فريضة فيما سواه ، و هو شهر الصبر و الصبر ثوابه الجنة ، و شهر المواساة ، و شهر يزاد فيه رزق المؤمن ، و من فطر فيه صائما كان مغفرة لذنوبه ، و عتق رقبته من النار ، و كان له مثل أجره من غير أن ينتقص من أجره شيء قالوا : يا رسول الله ليس كلنا يجد ما يفطر الصائم ، قال : يعطي الله هذا الثواب من فطر صائما على مذقة لبن ، أو تمرة ، أو شربة من ماء ، و من أشبع صائما سقاه الله من الحوض شربة لايظمأ حتى يدخل الجنة ، و هو شهر أوله رحمة و وسطه مغفرة و آخره عتق من النار ،

"Wahai manusia, bulan yang agung telah mendatangi kalian. Di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari 1. 000 bulan. Allah menjadikan puasa pada siang harinya sebagai sebuah kewajiban, dan menghidupkan malamnya sebagai ibadah tathawwu' (sunnah). Barangsiapa pada bulan itu mendekatkan diri (kepada Allah) dengan satu kebaikan, ia seolah-olah mengerjakan satu ibadah wajib pada bulan yang lain. Barangsiapa mengerjakan satu perbuatan wajib, ia seolah-olah mengerjakan 70 kebaikan di bulan yang lain. Ramadhan adalah bulan kesabaran, sedangkan kesabaran itu balasannya adalah surga. Ia (juga) bulan tolong-menolong. Di dalamnya rezki seorang mukmin ditambah. Barangsiapa pada bulan Ramadhan memberikan hidangan berbuka kepada seorang yang berpuasa, dosa-dosanya akan diampuni, diselamatkan dari api neraka dan memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tadi sedikitpun" Kemudian para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, tidak semua dari kita memiliki makanan untuk diberikan kepada orang yang berpuasa." Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam berkata, "Allah memberikan pahala tersebut kepada orang yang memberikan hidangan berbuka berupa sebutir kurma, atau satu teguk air atau sedikit susu. Ramadhan adalah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya maghfirah (ampunan) dan akhirnya pembebasan dari api neraka."

Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah (1887), oleh Al Mahamili dalam Amaliyyah (293), Ibnu 'Adi dalam Al Kamil Fid Dhu'afa (6/512), Al Mudziri dalam Targhib Wat Tarhib (2/115).

Para pakar hadis mendhaifkan hadis tersebut, seperti Al Mundziri dalam At Targhib Wat Tarhib (2/115) dan Syaikh Ali Hasan Al Halabi di Sifatu Shaumin Nabiy (110). Bahkan, Abu Hatim Ar Razi mengatakan bahwa hadis ini munkar dalam Al 'Ilal (2/50) dan Al Albani dalam Silsilah Adh Dhaifah (871).

4. كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أفطر قال : اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت فتقبل مني إنك أنت السميع العليم

"Biasanya Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam ketika berbuka membaca doa: Allahumma laka shumtu wa 'alaa rizqika afthartu fataqabbal minni, innaka antas samii'ul 'aliim."

Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Daud dalam Sunan-nya (2358), Adz Dzahabi dalam Al Muhadzab (4/1616), Ibnu Katsir dalam Irsyadul Faqih (289/1), Ibnul Mulaqqin dalam Badrul Munir (5/710).

Dalam Al Futuhat Ar Rabbaniyyah (4/341), Ibnu Hajar Al Asqalani mengatakan bahwa hadis ini gharib dan sanadnya lemah sekali. Hadis ini juga didhaifkan oleh Asy Syaukani dalam Nailul Authar (4/301) dan Al Albani di Dhaif Al Jami' (4350).

5. من أفطر يوما من رمضان من غير رخصة لم يقضه وإن صام الدهر كله

"Orang yang sengaja tidak berpuasa pada suatu hari di bulan Ramadhan, padahal ia bukan orang yang diberi keringanan, ia tidak akan dapat mengganti puasanya meski berpuasa terus menerus."

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari di Al'Ilal Al Kabir (116), oleh Abu Daud di Sunan-nya (2396), oleh Tirmidzi di Sunan-nya (723), Imam Ahmad di Al Mughni (4/367), Ad Daruquthni di Sunan-nya (2/441, 2/413), dan Al Baihaqi di Sunan-nya (4/228).

Hadis tersebut didhaifkan oleh Al Bukhari, Imam Ahmad, Ibnu Hazm di Al Muhalla (6/183), Al Baihaqi, Ibnu Abdil Barr dalam At Tamhid (7/173), juga oleh Al Albani di Dhaif At Tirmidzi (723), Dhaif Abi Daud (2396), Dhaif Al Jami' (5462), dan Silsilah Dha'ifah (4557). Namun, ulama berbeda pendapat mengenai qadha bagi orang yang sengaja tidak berpuasa.

6. لا تقولوا رمضان فإن رمضان اسم من أسماء الله تعالى ولكن قولوا شهر رمضان

"Jangan menyebut dengan 'Ramadhan' karena ia adalah salah satu nama Allah, namun sebutlah dengan 'Bulan Ramadhan.'"

Hadis ini diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Sunan-nya (4/201), Adz Dzaahabi dalam Mizanul I'tidal (4/247), Ibnu 'Adi dalam Al Kamil Fid Dhu'afa (8/313), dan Ibnu Katsir di Tafsir-nya.

Dalam An Nukat 'alal Maudhuat (41), As Suyuthi mengatakan bahwa hadis ini dhaif, sama halnya dengan Ibnu 'Adi dalam Al Kamil Fid Dhu'afa (8/313), An Nawawi dalam Al Adzkar (475), oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari (4/135) dan Al Albani dalam Silsilah Adh Dhaifah (6768).

7. أن شهر رمضان متعلق بين السماء والأرض لا يرفع إلا بزكاة الفطر

"Bulan Ramadhan bergantung di antara langit dan bumi. Tidak ada yang dapat mengangkatnya kecuali zakat fithri."

Hadis ini diriwayatkan oleh Al Mundziri di At Targhib Wat Tarhib (2/157). Al Albani mendhaifkan hadis tersebut dalam Dhaif At Targhib (664) dan Silsilah Ahadits Dhaifah (43).

8. رجب شهر الله ، وشعبان شهري ، ورمضان شهر أمتي

"Rajab adalah bulan Allah, Sya'ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku."

Hadis ini diriwayatkan oleh Adz Dzahabi di Tartibul Maudhu'at (162, 1830 dan Ibnu Asakir di Mu'jam Asy Syuyukh (1/186).

Asy Syaukani dalam Nailul Authar (4/334) mendhaifkan hadis tersebut. Bahkan, hadits ini dikatakan hadits palsu oleh banyak ulama, seperti Adz Dzahabi di Tartibul Maudhu'at (162, 183), Ash Shaghani dalam Al Maudhu'at (72), Ibnul Qayyim dalam Al Manaarul Munif (76), Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Tabyinul Ujab (20).

9. من فطر صائما على طعام وشراب من حلال صلت عليه الملائكة في ساعات شهر رمضان وصلى عليه
جبرائيل ليلة القدر

"Barangsiapa memberi hidangan berbuka puasa dengan makanan dan minuman yang halal, para malaikat bershalawat kepadanya selama bulan Ramadhan dan Jibril bershalawat kepadanya di malam lailatul qadar."

Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam Al Majruhin (1/300), Al Baihaqi di Syu'abul Iman (3/1441), Ibnu 'Adi dalam Al Kamil Adh Dhuafa (3/318), dan Al Mundziri dalam At Targhib Wat Tarhib (1/152).

Hadis ini kemudian didhaifkan oleh Ibnul Jauzi dalam Al Maudhuat (2/555), As Sakhawi dalam Maqasidul Hasanah (495), dan Al Albani dalam Dhaif At Targhib (654).

10. رجعنا من الجهاد الأصغر إلى الجهاد الأكبر . قالوا : وما الجهاد الأكبر ؟ قال : جهاد القلب

"Kita telah kembali dari jihad yang kecil menuju jihad yang besar." Para sahabat bertanya: "Apakah jihad yang besar itu?" Beliau bersabda: "Jihadnya hati melawan hawa nafsu."

Hadis ini diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Az Zuhd. Namun, hadis ini adalah hadis palsu, seperti yang dikatakan oleh Syaikhul Islam di Majmu Fatawa (11/197) dan Al Mulla Ali Al Qari dalam Al Asrar Al Marfua'ah (211).

Hadis tersebut kerap dibawakan oleh para khatib, yang mengatakan bahwa jihad melawan hawa nafsu di bulan Ramadan lebih utama dibanding jihad berperang di jalan Allah.

11. قال وائلة : لقيت رسول الله صلى الله عليه وسلم يوم عيد فقلت : تقبل الله منا ومنك ، قال : نعم تقبل الله منا ومنك

"Wa'ilah berkata, "Aku bertemu dengan Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pada hari Ied, lalu aku berkata: Taqabbalallahu minna wa minka." Beliau bersabda: "Ya, Taqabbalallahu minna wa minka."

Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam Al Majruhin (2/319), Al Baihaqi dalam Sunan-nya (3/319), Adz Dzahabi dalam Al Muhadzab (3/1246). Ibnu 'Adi mendhaifkan hadis ini dalam Al Kamil Fid Dhuafa (7/524), Ibnu Qaisirani dalam Dzakiratul Huffadz (4/1950), dan Al Albani dalam Silsilah Adh Dhaifah (5666).

12. خمس تفطر الصائم ، وتنقض الوضوء : الكذب ، والغيبة ، والنميمة ، والنظر بالشهوة ، واليمين الفاجرة

"Lima hal yang membatalkan puasa dan membatalkan wudhu: berbohong, ghibah, namimah, melihat lawan jenis dengan syahwat, dan bersumpah palsu."

Ibnul Jauzi dalam Al Maudhu'at (1131) dan Al Albani dalam Silsilah Adh Dhaifah (1708) menjelaskan bahwa hadis ini palsu.

(dia/dia)
Tonton juga video berikut:
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER