Jejak Pengusaha Yahudi di Indonesia, Pernah Sumpah Serapah Ingin Kuasai Jakarta

Yogi Alfian | Insertlive
Rabu, 22 Nov 2023 20:15 WIB
Bendera Yahudi Jejak Yahudi Jadi Pengusaha di RI, Pernah Sumpah Serapah Kuasai Jakarta (Foto: Istimewa)
Jakarta, Insertlive -

Bangsa Yahudi memilih Indonesia sebagai tempat untuk pelarian dan mencari peruntungan. Sejarah mencatat ada banyak orang Yahudi hidup dan mengais rezeki di Indonesia, salah satunya Leendert Miero.

Leendert Miero bernama asli Jehoeve Leip Benjegiehel Snijer. Dia datang dari Rusia dan tiba di Hindia Belanda pada tahun 1775 sebagai tentara VOC.

Miero selama bertahun-tahun bertugas hanya menjaga kemanan. Sampai pada akhirnya ia yang bertugas menjaga rumah milik pejabat VOC Reiner de Klerk melakukan kesalahan fatal dengan tertidur pulas.

ADVERTISEMENT

Tak terima tentaranya melakukan kesalahan, Reiner marah dan memukuli Meiro sebanyak 50 kali. Akibatnya, Meiro mengerang kesakitan hingga mengeluarkan sumpah serapah ingin menguasai Jakarta.

"Demi nenek moyang Abraham, Ishak dan Yakub, suatu hari saya bakal beli seluruh rumah dan tanah ini," katanya.

Sebagaimana dipaparkan Herald van de Linde dalam Jakarta: History of Misunderstood City (2020), untuk mengejar sumpahnya itu, dia langsung mengundurkan diri sebagai tentara dan beralih profesi sebagai pengusaha. Sebab, profesi ini jadi satu-satunya cara terbaik untuk meraih kekayaan.

Sejak itu, dia berdagang emas dan membuka lapak di dekat Glodok. Selain itu, dia juga sempat menjadi rentenir. Layaknya orang Yahudi lain, dia juga punya tekad kuat untuk mencapai mimpinya. Tak peduli apa pun rintangannya, dia tetap bekerja. Sampai akhirnya, dia menjadi kaya raya.

Menurut Adolf Heuken dalam Tempat-tempat Bersejarah di Jakarta (2016), keberhasilan memiliki banyak uang membuat Meiro mampu membeli apa yang diinginkan. Dari mulai toko, tanah, rumah, termasuk rumah yang disebut dalam sumpahnya..


Saat Meiro meraih kesuksesan, si majikan sudah wafat. Meiro melakukan balas dendam dengan membeli seluruh rumah milik bekas majikannya pada tahun 1818 dan memulai hidup sebagai orang kaya raya.

"Saat menguasai rumah tersebut, Meiro kerap mengadakan pesta besar tepat di hari dia menerima cambuk sebagai perayaan peringatan," tulis Herald van de Linde.

Belakangan, selain memiliki rumah itu, pria kelahiran 22 April 1755 ini juga memiliki rumah dan tanah super luas berlokasi 25 km di selatan Batavia, milik pejabat Belanda. Di tanah itu dia memiliki rumah super besar yang sering disebut orang-orang sebagai 'Pondok Gede'.

Orang-orang lantas mengenal dia sebagai juragan tanah. Perjalanan hidup Meiro berakhir pada 10 Mei 1834. Seluruh hartanya lantas dipegang oleh anak-anaknya. Kini, tanah dan rumah yang dulu ditempati oleh Meiro berubah menjadi kawasan Pondok Gede, Jakarta Timur.

(yoa/fik)
Tonton juga video berikut:
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER