Ini Alasan Anak-anak Palestina di Gaza Jadi Target Empuk Serangan Israel

Jumlah korban yang tewas di Gaza, Palestina, akibat perang yang terjadi antara Israel dan Hamas telah melebihi 8.000 orang. Kementerian Kesehatan di Gaza menyebut bahwa setengah dari mereka adalah anak-anak.
Perang ini disebabkan oleh serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, yang dinamakan sebagai Operasi Badai Al Aqsa. Serangan ini menyebabkan lebih dari 1.400 orang tewas, dan ratusan lainnya diculik.
Israel menanggapi hal tersebut dengan mendeklarasikan perang. Militer Zionis sudah membombardir Gaza hampir tiada henti, sehingga menimbulkan banyak korban dan kehancuran di wilayah tersebut.
Banyaknya warga sipil yang menjadi korban di Gaza, membuat Israel menerima kecaman dari berbagai pihak. Salah satunya Perdana Menteri (PM) Norwegia, Jonas Gahr Store, yang mengatakan respons dari militer Israel terhadap serangan Hamas tidaklah proporsional.
"Hukum internasional menetapkan bahwa (respons) harus proporsional. Warga sipil harus diperhitungkan, dan hukum humaniter sangat jelas mengenai hal ini. Saya pikir batas ini telah terlampaui," ujar Jonas Gahr Store, kepada radio NRK, pada Senin (30/10).
"Hampir setengah dari ribuan orang yang terbunuh adalah anak-anak. Israel mempunyai hak untuk mempertahankan diri, dan saya menyadari bahwa sangat sulit untuk mempertahankan diri dari serangan dari wilayah padat penduduk seperti Gaza," sambung PM Norwegia itu.
![]() |
Penyebab Anak-anak Jadi Target Serangan Israel
Terdapat sejumlah penyebab mengapa anak-anak di Gaza menjadi target empuk serangan Israel. Apa saja?
1. Lokasi Geografis
Lebih dari 2 juta jiwa tinggal di Gaza, yang menjadikan wilayah ini merupakan daerah yang padat penduduk. Banyak dari mereka adalah anak-anak.
Gaza yang sudah diblokade selama bertahun-tahun juga sering menjadi tempat peperangan antara kelompok-kelompok perlawanan Palestina, seperti Hamas, dengan tentara Israel.
Kondisi geografis seperti itu membuat anak-anak rentan menjadi target serangan militer Israel saat perang terjadi.
2. Penggunaan Tameng Manusia
Israel sering mengklaim Hamas beroperasi dari area yang ditempati warga sipil, seperti rumah sakit dan sekolah.
Menurut militer Israel, Hamas menjadikan warga sipil, termasuk anak-anak, sebagai 'tameng manusia' untuk melindungi diri mereka dari serangan militer Israel. Hal tersebut bisa menyebabkan kerusakan dan korban jiwa di kalangan warga sipil, termasuk anak-anak.
Meski begitu, Hamas menampik sudah menggunakan taktik 'tameng manusia' dalam perangnya melawan Israel.
3. Lingkungan Kekerasan
Ketegangan antara Hamas dan Israel sudah berlangsung selama beberapa dekade, dengan serangkaian konfrontasi. Anak-anak di Gaza, lahir dan besar di lingkungan yang penuh kekerasan.
Mereka lahir dan besar dengan perasaan membela Tanah Air. Jadi saat Israel memerintahkan agar penduduk Gaza pergi mengungsi, warga Gaza termasuk anak-anak tidak menghiraukannya.
Saat serangan besar-besaran dilakukan oleh Israel untuk menghantam Gaza, tanpa pandang bulu, anak-anak pun ikut menjadi korban.
4. Akses yang Terbatas
Situasi dan kondisi di Gaza juga meliputi akses yang terbatas terhadap fasilitas pendidikan, medis, serta kebutuhan dasar lainnya.
Anak-anak di Gaza terbatas dalam mengakses perawatan medis yang memadai dan pendidikan yang baik. Saat perang dengan Israel pecah, mereka pun menjadi korban utama.

Warga Palestina Sambut Idul Fitri di Tengah Gempuran Zionis Israel
Rabu, 10 Apr 2024 22:30 WIB
AS Beri Bantuan Daging Babi untuk Warga Gaza, Bagaimana Hukumnya dalam Islam?
Rabu, 20 Mar 2024 13:30 WIB
Menguak Sejarah Konflik Palestina-Israel dari Awal hingga Kini
Jumat, 24 Nov 2023 21:30 WIB
Inilah Sosok yang Pertama Kali Membangun Masjid Al Aqsa di Kota Yerusalem
Kamis, 02 Nov 2023 21:30 WIBTERKAIT