Ini Alasan Anak-anak Palestina di Gaza Jadi Target Empuk Serangan Israel

Zalsabila Natasya | Insertlive
Kamis, 02 Nov 2023 19:00 WIB
Children check the damage cause by an Israeli strike on a cafe in Khan Yunis in the southern Gaza Strip, on October 22, 2023, during ongoing battles between Israel and the Palestinian Hamas group. (Photo by Mahmud HAMS / AFP) Ini Alasan Anak-anak Palestina di Gaza Jadi Target Empuk Serangan Israel/Foto: AFP/MAHMUD HAMS
Jakarta, Insertlive -

Jumlah korban yang tewas di Gaza, Palestina, akibat perang yang terjadi antara Israel dan Hamas telah melebihi 8.000 orang. Kementerian Kesehatan di Gaza menyebut bahwa setengah dari mereka adalah anak-anak.

Perang ini disebabkan oleh serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, yang dinamakan sebagai Operasi Badai Al Aqsa. Serangan ini menyebabkan lebih dari 1.400 orang tewas, dan ratusan lainnya diculik.

Israel menanggapi hal tersebut dengan mendeklarasikan perang. Militer Zionis sudah membombardir Gaza hampir tiada henti, sehingga menimbulkan banyak korban dan kehancuran di wilayah tersebut.

ADVERTISEMENT

Banyaknya warga sipil yang menjadi korban di Gaza, membuat Israel menerima kecaman dari berbagai pihak. Salah satunya Perdana Menteri (PM) Norwegia, Jonas Gahr Store, yang mengatakan respons dari militer Israel terhadap serangan Hamas tidaklah proporsional.

"Hukum internasional menetapkan bahwa (respons) harus proporsional. Warga sipil harus diperhitungkan, dan hukum humaniter sangat jelas mengenai hal ini. Saya pikir batas ini telah terlampaui," ujar Jonas Gahr Store, kepada radio NRK, pada Senin (30/10).

"Hampir setengah dari ribuan orang yang terbunuh adalah anak-anak. Israel mempunyai hak untuk mempertahankan diri, dan saya menyadari bahwa sangat sulit untuk mempertahankan diri dari serangan dari wilayah padat penduduk seperti Gaza," sambung PM Norwegia itu.

Warga Gaza Berjuang Hidup di Tengah Gempuran Bom IsraelWarga Gaza Berjuang Hidup di Tengah Gempuran Bom Israel/ Foto: Abdelhakim Abu Riash/Al Jazeera

Penyebab Anak-anak Jadi Target Serangan Israel

Terdapat sejumlah penyebab mengapa anak-anak di Gaza menjadi target empuk serangan Israel. Apa saja?


1. Lokasi Geografis

Lebih dari 2 juta jiwa tinggal di Gaza, yang menjadikan wilayah ini merupakan daerah yang padat penduduk. Banyak dari mereka adalah anak-anak.

Gaza yang sudah diblokade selama bertahun-tahun juga sering menjadi tempat peperangan antara kelompok-kelompok perlawanan Palestina, seperti Hamas, dengan tentara Israel.

Kondisi geografis seperti itu membuat anak-anak rentan menjadi target serangan militer Israel saat perang terjadi.

2. Penggunaan Tameng Manusia

Israel sering mengklaim Hamas beroperasi dari area yang ditempati warga sipil, seperti rumah sakit dan sekolah.

Menurut militer Israel, Hamas menjadikan warga sipil, termasuk anak-anak, sebagai 'tameng manusia' untuk melindungi diri mereka dari serangan militer Israel. Hal tersebut bisa menyebabkan kerusakan dan korban jiwa di kalangan warga sipil, termasuk anak-anak.

Meski begitu, Hamas menampik sudah menggunakan taktik 'tameng manusia' dalam perangnya melawan Israel.

3. Lingkungan Kekerasan

Ketegangan antara Hamas dan Israel sudah berlangsung selama beberapa dekade, dengan serangkaian konfrontasi. Anak-anak di Gaza, lahir dan besar di lingkungan yang penuh kekerasan.

Mereka lahir dan besar dengan perasaan membela Tanah Air. Jadi saat Israel memerintahkan agar penduduk Gaza pergi mengungsi, warga Gaza termasuk anak-anak tidak menghiraukannya.

Saat serangan besar-besaran dilakukan oleh Israel untuk menghantam Gaza, tanpa pandang bulu, anak-anak pun ikut menjadi korban.

4. Akses yang Terbatas

Situasi dan kondisi di Gaza juga meliputi akses yang terbatas terhadap fasilitas pendidikan, medis, serta kebutuhan dasar lainnya.

Anak-anak di Gaza terbatas dalam mengakses perawatan medis yang memadai dan pendidikan yang baik. Saat perang dengan Israel pecah, mereka pun menjadi korban utama.

(Zalsabila Natasya/and)
Tonton juga video berikut:
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER