Bacaan Mahalul Qiyam Barzanji Latin Lengkap Terjemahan Indonesia

Risdawati | Insertlive
Rabu, 20 Sep 2023 22:00 WIB
ilustrasi berdoa Bacaan Mahalul Qiyam Barzanji Latin Lengkap Terjemahan Indonesia/Foto: Getty Images/iStockphoto/FS-Stock
Jakarta, Insertlive -

Mahalul qiyam adalah kebiasaan bagi kalangan masyarakat Indonesia dalam rangka memperingati maulid nabi atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kegiatannya berisikan pujian-pujian untuk Rasulullah SAW.

Pada saat itu banyak umat Islam yang merayakannya, sebagai bukti cinta mereka kepada sang Nabi. Karena kelahiran seorang Nabi merupakan cahaya bagi seluruh alam semesta.

Berikut bacaan lengkap mahalul qiyam barzanji dalam latin dan lengkap dengan terjemahan Indonesianya.

ADVERTISEMENT

Arti Mahalul Qiyam

Mahalul qiyam adalah aktifitas yang ada dalam kegiatan rutin mayoritas umat Islam Ahlussunnah wal jamaah dalam pembacaan kitab-kitab maulid nabi Muhammad, seperti maulid Ad-Dhiba, maulid, Al-Barzanji, maulid Simtuddhurar, maulid Adh-Dhiyaullaami, dan lain sebagainya.

Sholawat Mahalul Qiyam merupakan nama lain dari sholawat Ya Nabi Salam Alaika. Sholawat ini sering dibawakan oleh tokoh kondang di Indonesia, salah satunya adalah Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf.

Sholawat nabi sendiri merupakan bentuk doa dan ungkapan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW. mahalul qiyam dinamai demikian karena pada saat itu adalah momen di mana para jamaah berdiri, seolah-olah mereka mengawal kedatangan Rasulullah SAW. Sebelum memasuki mahalul qiyam, ada bagian-bagian yang mengisahkan detik-detik kelahiran Rasulullah SAW.

Karena berisikan himpunan puji-pujian yang ditujukan kepada Rasulullah SAW, tidak jarang pula mahalul qiyam disebut sebagai sholawat "Ya Nabi Salam 'Alaika." Sholawat itu kerap diucapkan dan dinyanyikan oleh umat Islam dalam berbagai acara keagamaan, khususnya saat perayaan maulid atau upacara memperingati kelahiran Rasulullah SAW.

Bacaan Mahalul Qiyam Barzanji Latin dan Artinya

Berikut bacaan mahalul qiyam dalam Latin dan artinya:


صَلَّى اللَّهُ عَلٰى مُحَمَّد , صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ

(Semoga rahmat Allah tercurah kepada Nabi Muhammad Saw, semoga rahmat dan kesejahteraan tercurah kepadanya)

Bacaan Arab-Latin: Yaa nabii salaam 'alaika, Yaa Rasuul salaam 'alaika

(Wahai Nabi, salam sejahtera untukmu, wahai Rosul salam sejahtera untukmu)

Yaa habiib salaam 'alaika, sholawaatullaah 'alaika

(Wahai kekasih, salam sejahtera untukmu dan Sholawat (rohmat) Allah untukmu)

Asyroqol badruu'alainaa, fakhtafat minhul buduuru

(Bulan purnama telah terbit menyinari kami, pudarlah purnama purnama lainnya)

Mitsla husnik maa ro-ainaa, qotthu yaa wajhas-suruuri

(Belum pernah aku lihat keelokan sepertimu wahai orang yang berwajah riang)

Anta syamsun anta badrun, anta nuurun fauqo nuurin

(Engkau bagai matahari, engkau bagai bulan purnama, engkau cahaya di atas cahaya)

Anta iksiirun wa ghaalii, anta mishbaahush-shuduuri

(Engkau bagaikan emas murni yang mahal harganya, Engkaulah pelita hati)

Yaa habiibi yaa Muhammad, yaa 'aruusal-khoofiqoiini

(Wahai kekasihku, wahai Muhammad, wahai pengantin tanah timur dan barat (sedunia)

Yaa mu-ayyad yaa mumajjad, yaa imaamal qiblataini

(Wahai Nabi yang dikuatkan (dengan wahyu), wahai Nabi yang diagungkan, wahai imam dua arah kiblat)

Man ro-aa wajhaka yas'ad, yaa kariimal waalidaini

(Siapa pun yang melihat wajahmu pasti berbahagia, wahai orang yang mulia kedua orang tuanya)

Haudlukash-shoofîl mubarrod, wirdunaa yauman-nusyuuri

(Telagamu jernih dan dingin, yang akan kami datangi kelak dihari qiyamat)

Maa ro-ainaal 'iisa hannat, bissuraa illaa ilaika

(Belum pernah unta putih berbalur hitam berdenting berjalan malam hari kecuali unta yang datang kepadamu)

Wal ghomaamah qod adhollat, wal malaa sholluu 'alaika

(Awan tebal memayungimu, seluruh tingkat golongan manusia mengucapkan sholawat kepadamu)

Wa ataakal 'uudu yabkii, wa tadzallal baina yadaika

(Pohon-pohon datang kepadamu menangis bersimpuh merasa hina di hadapanmu)

Wastajaarot yaa habiibii, 'indakadh-dhobyun-nufuuru

(Kijang gesit datang memohon keselamatan kepadamu wahai kekasih)

'Indamaa syadduul mahaamil, wa tanaadau lirrohiili

(Ketika serombongan berkemas dan menyerukan untuk berangkat)

Ji'tuhum waddam'u saail, qultu qif lii yaa daliilu

(Kudatangi mereka dengan berlinang air mata seraya kuucapkan tunggulah wahai pemimpin rombongan)

Wa tahammal lî rosaa-il, ayyuhaasy-syauqul jaziilu

(Bawakan aku surat yang berisikan kerinduan yang mendalam)

Nahwa haatiikal manaazil, fîl 'asyiyyi wal bukuuri

(Membawakan ke tempat yang jauh ketika petang dan paginya)

Kullu man fîl kauni haamuu, fîka yaa baahîl jabiini

(Setiap orang di jagad raya ini bingung (karena sangat rindu) kepadamu wahai orang yang bersinar kedua keningnya)

Wa lahum fîka ghoraamun, wasytiyaaqun wa haniinu

(Mereka terpikat, tergila-gila dan meronta-ronta dengan mu tentang sifatmu)

Fii ma'aanîkal anaamu, qod tabaddat haa-iriina

(Para makhluk berbeda pendapat dan bingung (tidak mampu menyifati dengan sempurna)

Wa sholaatullaahi taghsyaa 'adda tahriiris-suthuuri

(Dan sholawat Allah semoga tercurah)

Ahmadal haadii Muhammad shoohibal wajhil muniiri

(Untuk Ahmad sang petunjuk yaitu Nabi Muhammad pemilik wajah yang bersinar)

Anta lirrusuli khitaamu anta lil maulaa syakuuru

(Engkau penutup Para Nabi, engkau syukur dari para hamba)

'Abdukal miskiinu yarjuu fadlakal jammal ghofiiru

(Budakmu yang miskin mengharapkan keutamaanmu yang besar)

Fiika qod ahsantu dhonnii yaa basyiiru yaa nadziiru

(Padamu aku bersangka baik, wahai pemberi kabar gembira, wahai pemberi peringatan)

Fa aghitsnii wa ajirnii yaa mujiiru minas sa'iiri

(Maka tolonglah aku, selamatkanlah aku, wahai sang penyelamat dari api neraka)

Yaa ghoyaatsii yaa malaadzii fii muhimmaatil umuuri

(Wahai penolong, wahai pelindung dalam urusan-urusan genting)

Sa'da 'abdun qod tamallaa wanjalaa 'anhul haziinu

(Bahagianya hamba merasa senang, hilanglah darinya kesedihan)

Fiika yaa badrul tajalla falakal washful hasiinu

(Padamu nampak purnama, padamu ada sifat yang indah)

Laisa azkaa minka ashlan qotthu yaa jaddal husaini

(Tidak ada yang lebih bersih asalnya sama sekali dari padamu wahai kakeknya Hasan dan Husain)

Fa 'alaikallahu shollaa daa-iman thuulad duhuuri

(Allah haruskan sholawat untukmu selamanya sepanjang masa)

Yaa walii yal hasanaati yaa rofii'ad darojaati

(Wahai Allah penguasa kebaikan-kebaikan, wahai Allah yang Maha tinggi kedudukannya)

Kaffir 'anniyadz dzunuuba waghfir 'annis sayyi-aati

(Palingkan dariku dosa, dan ampunilah keburukan-keburukanku)

Anta ghoffaarul khothoyaa wa dzunuubil muubiqooti

(Engkau maha pengampun kesalahan-kesalahan dan dosa yang membinasakan)

Anta sattarul masaawi wa muqiilul 'atssarooti

(Engkau maha penutup aib-aib, dan pemaaf atas kesalahan-kesalahan)

'Aalimus sirri wa akhfaa mustajiibud da'awaati

(Engkau maha tahu yang samar dan tersembunyi, yang mengabulkan doa-doa)

Robbi farhamnaa jamii'a bijamii'is shoolihaati

(Ya Allah ya Tuhanku kasihilah kami semua dengan seluruh kebaikan-kebaikan)

Wa sholâtullâhi taghsyâ 'adda tahrîris-suthûri Ahmadal hâdî Muhammad shôhibal wajhil munîri

(Dan sholawat Allah semoga tercurah atas Ahmad sang petunjuk yaitu Nabi Muhammad pemilik wajah yang bersinar)

Marhaban Ya Nuurol 'Aini

(Selamat datang wahai cahaya mataku)

Marhaban jaddal husaini

(Selamat datang wahai kakek Hasan-Husain)

Marhaban ahlan wa sahlan

(Selamat datang, selamat datang)

Marhaban ya khoiro da'i

(Selamat datang penyeru terbaik ke jalan Allah).

Ilustrasi sholawat nabi.Ilustrasi sholawat nabi./ Foto: Imad Alassiry/Unsplash

Kenapa Sholawat Mahalul Qiyam Harus Berdiri?

Setiap pembacaan kitab maulid pasti akan menemukan mahalul qiyam, baik kitab Simtudduror, Al-Barzanji, Burdah, dan lain sebagainya. Dan biasanya saat pembacaan mahalul qiyam umat Islam yang hadiri berdiri semua, sampai pembacaan mahalul qiyam selesai.

Hal ini didasarkan dalam kitab I'anatut Thalibin karangan Sayid Bakri bin Sayid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, sebagai berikut.

فائدة) جرت العادة أن الناس إذا سمعوا ذكر وضعه صلى الله عليه وسلم يقومون تعظيما له صلى الله عليه وسلم وهذا القيام مستحسن لما فيه من تعظيم النبي صلى الله عليه وسلم ، وقد فعل ذلك كثير من علماء الامة الذين يقتدى بهم. قال الحلبي في السيرة فقد حكى بعضهم أن الامام السبكي اجتمع عنده كثير من علماء عصره فأنشد منشده قول الصرصري في مدحه صلى الله عليه وسلم: قليل لمدح المصطفى الخط بالذهب على ورق من خط أحسن من كتب وأن تنهض الاشراف عند سماعه قياما صفوفا أو جثيا على الركب فعند ذلك قام الامام السبكي وجميع من بالمجلس، فحصل أنس كبير في ذلك المجلس وعمل المولد. واجتماع الناس له كذلك مستحسن.

Artinya: Sudah menjadi tradisi bahwa ketika mendengar kelahiran Nabi Muhammad SAW disebut-sebut, orang-orang akan berdiri sebagai bentuk penghormatan bagi rasul akhir zaman. Berdiri seperti itu didasarkan pada istihsan (anggapan baik) sebagai bentuk penghormatan bagi Rasulullah SAW. Hal ini dilakukan banyak ulama terkemuka panutan umat Islam.

Selain itu, Al-Halabi dalam Sirah-nya mengutip sejumlah ulama yang menceritakan bahwa ketika majelis Imam As-Subki dihadiri para ulama pada zamannya, Imam As-Subki membaca syair pujian untuk Rasulullah SAW dengan suara lantang, "Sedikit pujian untuk Rasulullah SAW oleh tinta emas di atas mata uang dibanding goresan indah di buku-buku orang-orang mulia terkemuka bangkit saat mendengar namanya berdiri berbaris atau bersimpuh di atas lutut". Selesai membaca syair Imam As-Subki berdiri yang kemudian diikuti oleh para ulama yang hadir.

Kebahagiaan muncul di majelis tersebut dan maulid Rasulullah SAW diperingati di dalamnya. Pertemuan umat Islam demi kelahiran Rasulullah SAW juga didasarkan pada istihsan, (Sayid Bakri bin Sayid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, I'anatut Thalibin, Darul Fikr, Beirut, Libanon, tahun 2005 M/1425-1426 H, juz III, halaman 414).

Dari pemaparan di atas, kita dapat memberikan kesimpulan bahwa tradisi berdiri ketika mahalul qiyam merupakan suatu bentuk akhlak seorang muslim yang takzim kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana ketika kita sedang duduk kemudian ada tamu yang datang ke rumah kita, niscaya kita akan berdiri dan menghampiri karena suatu bentuk penghormatan dan akhlak kita kepada tamu.

Hikmah Membaca Sholawat Mahalul Qiyam

Tidak ada yang sia-sia ketika kita membaca sholawat nabi seperti mahalul qiyam, berikut hikmah dari membaca sholawat mahalul qiyam:

Derajat Hamba Ditinggikan

Ketika Allah membalas dengan sholawat, tentu saja hamba akan mendapatkan banyak keberkahan. Salah satunya diangkat derajatnya oleh Allah SWT. Semakin banyak hamba melantunkan sholawat, derajatnya akan terus ditinggikan. Ini merupakan bentuk balasan yang sangat istimewa. Bukti bahwa Allah memang maha dermawan.

Menghilangkan Duka dan Kesusahan

Perlu diketahui bahwa kesusahan hidup disebabkan oleh jauh dari Allah dan utusan-Nya. Contohnya ialah mengabaikan perintah seperti sholat dan bentuk ibadah lainnya. Supaya kesusahan ini hilang, perbaikilah hubunganmu dengan Allah. Tunaikan perintahnya serta perbanyaklah membaca sholawat. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. Artinya, barang siapa merasakan kesusahan, maka perbanyaklah membaca sholawat. Karena sesungguhnya, sholawatitu dapat menghilangkan kesusahan, dan bisa memperbanyak rezeki.

Dekat dengan Nabi SAW di Akhirat

Kerinduan umat terhadap Rasulullah memang sangat tinggi. Dan, puncak kerinduan ini ialah ingin melihat serta selalu dekat dengan beliau. Beruntungnya, kerinduan ini akan terbalaskan ketika seorang hamba terus membasahi bibirnya dengan bacaan sholawat. Ini sejalan dengan yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW. Sesungguhnya orang yang paling utama di sisiku (Nabi Muhammad) pada hari kiamat kelak ialah orang yang memperbanyak membaca sholawat.

Segala Kesalahan akan Dihapus

Tidak dipungkiri lagi jika manusia selalu melakukan kesalahan. Bahkan, mengulangi kesalahan yang sama setiap waktunya. Kesalahan ini tentu saja perlu dimintakan ampun. Dan sarana untuk meminta pengampunan ini ialah sholawat. Pasalnya, seseorang yang membaca sholawat satu kali ini akan dibalas oleh Allah dengan 10 kali sholawat. Balasan ini sebenarnya isyarat dari penghapusan sebuah kesalahan yang nilainya berlipat 10 kali.

Itulah hikmah membaca sholawat mahalul qiyam, semoga apa yang kita sampaikan lewat sholawat sampai kepada Rasulullah SAW dan mendapatkan syafaatnya kelak. Aamiin.

(Risdawati/dia)
Tonton juga video berikut:
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER