Benarkah Kolagen Dapat Memicu Perubahan Iklim?

Kolagen merupakan salah satu jenis protein yang sangat populer karena memiliki manfaat bisa menjaga awet muda.
Kita dapat menemukan jenis protein yang terbentuk dari glisin dan prolin tersebut pada berbagai produk kesehatan serta kecantikan.
Bahkan, kolagen menjadi sumber dari sejumlah suplemen kesehatan populer yang telah mendapatkan pengakuan secara global dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, di balik popularitas kolagen ada konsekuensi yang harus ditanggung.
Sebuah penyelidikan yang dilakukan oleh Bureau Investigative Journalism menemukan bahwa sumber dari suplemen berkaitan dengan deforestasi ilegal serta invasi tanah adat.
Menurut laporan tersebut, untuk menghasilkan suplemen yang viral membutuhkan puluhan ribu ternak dari peternakan yang lokasinya merusak hutan tropis.
Meski begitu, permintaan atas kolagen terus meroket. Mengapa?
Kolagen merupakan protein yang secara alami terbentuk di dalam tubuh kita. Namun, kolagen juga bisa ditemukan dari berbagai sumber lainnya, seperti ikan, babi, dan dari hewan-hewan ternak.
Kolagen memiliki banyak penggemar, terutama wanita karena mengandung banyak khasiat untuk kecantikan, seperti membuat kulit kenyal, lembut, lembap, dan kencang.
Beberapa penelitian telah mendukung manfaat kolagen pada elastisitas dan kelembapan kulit serta kesehatan sendi.
Namun, Dr. Michael Daignault, dokter UGD bersertifikat di Los Angeles pernah menjelaskan kepada USA TODAY bahwa penelitian tersebut merupakan dorongan dari industri kecantikan itu sendiri.
Selain itu, dia juga menyebutkan bahwa bubuk kolagen yang dianggap sebagai suplemen makanan, tidak mendapatkan persetujuan dari Food and Drug Administration (FDA).
Kolagen dan deforestasi hutan
Sebuah penyelidikan terbaru menemukan bahwa perusahaan besar, seperti Vital Proteins dan Darling Ingredients, mengambil kolagen dari peternakan sapi Brasil yang berhubungan dengan penggundulan hutan dan pemindahan komunitas pribumi.
"Peternakan sapi dan produksi kolagen secara intrinsik terkait dengan hilangnya hutan tropis dan pemindahan masyarakat adat, tapi perusahaan yang mendapat untung darinya dibiarkan beroperasi hampir tidak terkendali," kata Elisângela Mendonça, reporter di Biro Jurnalisme Investigasi.
Setelah penyelidikan tersebut tersebar dalam pemberitaan, pemilik Vital Proteins Nestlé memberikan bantahan dan klarifikasi dalam sebuah pernyataan kepada USA TODAY.
"Tuduhan yang diajukan tidak sejalan dengan komitmennya untuk sumber yang bertanggung jawab" bunyi pernyataan tersebut.
Mereka menambahkan bahwa pihaknya telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan produknya bebas deforestasi pada tahun 2025.
"Kami teguh kepada komitmen kami untuk mendapatkan bahan baku secara bertanggung jawab dan berkelanjutan," tangkasnya.
Deforestasi hutan inilah yang memicu perubahan iklim dan sangat mengkhawatirkan.
(KHS/syf)
Dokumen Tanah Tradisional Tak Berlaku Lagi di 2025, Apa Saja?
Jumat, 14 Feb 2025 21:45 WIB
Langkah Pertama Memulai Bisnis di Tengah Kondisi Ekonomi yang Menurun
Selasa, 04 Feb 2025 20:45 WIB
Ustaz Dasad Latief Ungkap Ciri-ciri Wanita yang Bisa Habiskan Pahala Laki-laki
Senin, 06 Jan 2025 22:00 WIB
Penggerak Kebaikan Tingkatkan Nilai Spiritual hingga Edukasi Halal Lifestyle
Kamis, 28 Mar 2024 03:30 WIBTERKAIT