Apa Itu Malingering atau Pura-pura Sakit yang Dilakukan Istri Ferdy Sambo?

Insertlive | Insertlive
Rabu, 07 Sep 2022 12:55 WIB
Tersangka baru kasus Brigadir J kembali diumumkan. Sosok tersebut adalah Putri Candrawathi, istri dari Ferdy Sambo yang juga tersangka kasus Brigadir J. Foto: Istimewa
Jakarta, Insertlive -

Psikolog forensik Reza Indragiri berspekulasi bahwa Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo melakukan malingering.

Malingering adalah istilah untuk menggambarkan orang yang sering melebih-lebihkan situasi atau kondisi fisik maupun mental yang sedang ia alami.

Contoh malingering adalah berpura-pura sakit demi menghindari pekerjaan, tanggung jawab, hingga pengadilan hukum. Malingering sering dikaitkan dengan perilaku mencari perhatian.

ADVERTISEMENT

Reza menduga Putri melakukan malingering karena tidak memberikan keterangan kepada Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), walaupun ia mengaku sebagai korban pelecehan seksual.

"Sakitnya PC ternyata bersifat selektif dan insidental. Misalnya, saat diperiksa Komnas Perempuan, PC bisa bercerita lengkap, tapi di hadapan LPSK, PC malah diam seribu bahasa. LPSK sampai balik kanan dengan tangan hampa. Padahal, semestinya PC paling terbuka ke LPSK," kata Reza Indragiri dilansir dari detikcom Selasa (6/9).

Lantas, apa itu malingering dalam psikologi?

Putri CandrawathiPutri Candrawathi/ Foto: instagram.com/nyinyir_update_official

Mengutip laman psikosomatik.net, dr. Andri, SpKJ, FAPM menyebutkan bahwa malingering atau pura-pura sakit tidak termasuk bagian dari gangguan jiwa.

Namun, mereka yang melakukan malingering memberikan keluhan yang berlebihan dan tidak sesuai dengan gejala yang biasa dikeluhkan oleh pasien pada umumnya.

"Mereka juga sering kali menyatakan ketidaksetujuan jika dianggap keluhannya tersebut tidak sesuai anatomis fisiologis yang dipahami dalam dunia kedokteran. Jika diberikan obat pun terkadang orang yang malingering menunjukkan respons yang tidak sesuai," jelas dr Andri.


Dokter Andri menjelaskan bahwa pasien yang malingering sering mengelak dan tidak jelas saat proses pemeriksaan. Otak yang melakukan malingering harus dikonfirmasi oleh dokter saraf atau dokter radiologi.

"Meskipun neuroimaging tidak dapat digunakan untuk penilaian diagnostik, subjek yang diinstruksikan untuk melakukan dengan sengaja pada tes kognitif seolah-olah mereka menderita cedera otak akibat gangguan memori, menunjukkan aktivasi yang lebih besar pada korteks prefrontal superior dan medial saat berpura-pura cedera dibandingkan dengan kinerja optimal," jelasnya.

Kondisi malingering juga tidak memenuhi kriteria untuk mendapatkan rujukan perawatan medis. Maka, orang yang malingering perlu melakukan tes invasif.

(KHS/and)
Tonton juga video berikut:
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER