Imbas Perang Rusia-Ukraina, Harga Mi Instan Bakal Naik 3 Kali Lipat

Insertlive | Insertlive
Selasa, 09 Aug 2022 21:50 WIB
Easy food, Dried instant noodles and hot water in a bowl. Foto: iStock
Jakarta, Insertlive -

Perang Rusia dan Ukraina disebut akan memberikan dampak yang signifikan terhadap Indonesia, salah satunya kenaikan harga mi instan.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memprediksi bahwa harga mi instan akan naik tiga kali lipat sebagai dampak dari konflik antara kedua negara tersebut.

"Belum selesai dengan climate change, kita dihadapkan Perang Ukraina-Rusia, di mana ada 180 juta ton gandum nggak bisa keluar, jadi hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3x lipat," kata Syahrul Yasin Limpo dalam webinar Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, seperti dikutip CNBC Indonesia pada Senin (8/8).

ADVERTISEMENT

Kenaikan harga itu terjadi karena bahan baku mi instan bergantung pada impor gandum.

"Saya bicara ekstrem saja, ada gandum, tapi harganya mahal banget. Sementara kita impor terus," kata Syahrul.

Rusia dan Ukraina diketahui merupakan negara penghasil gandum terbesar di dunia dengan pasokan gandum sekitar 30-40 persen dari kebutuhan gandum dunia.

Akibat perang antara Rusia dan Ukraina, kini gandum menjadi langka karena pasokannya terhambat.

Kondisi seperti ini tentunya berimbas pada produksi mi instan di dalam negeri, karena bahan baku mie adalah gandum.


Sementara itu, Indonesia adalah negara kedua dengan jumlah konsumsi mi instan terbanyak di dunia, berdasarkan data dari World Instant Noodles Association (WINA) pada 2020.

Indonesia dapat mengonsumsi mi instan hingga 12,64 miliar bungkus pada 2020.

Sedangkan posisi pertama diduduki oleh China dan Hong Kong dengan jumlah konsumsi mi instan mencapai 46,35 miliar bungkus.

Tonton juga video berikut:
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER