Jauh-jauh dari Bali, Tamara Bleszynski Kecewa Sang Kakak Tak Hadiri Mediasi

Tamara Bleszynski seharusnya menjalani agenda mediasi bersama sang kakak, Ryszard Bleszynski dalam kasus wanprestasi pada hari ini, Rabu (15/3).

Namun, mediasi tersebut gagal terjadi karena Ryszard Bleszynski tidak hadir di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.

Tamara Bleszynski lantas mengungkapkan kekecewaannya terhadap sang kakak lantaran agenda mediasi hari ini adalah permintaan dari pihak Ryszard.

"Iya, saya sangat kecewa karena kemarin dibilang tanggal ini kakak saya yang menuntut saya Rp34 miliar datang, (tapi) dia tidak datang. Kemarin pun saya ke sini, dia tidak datang," kata Tamara Bleszynski di PN Jakarta Selatan, Rabu (15/3).

"Sangat kecewa, ya, karena Rp34 miliar itu bukan main-main. Saya seperti merasa dipermainkan. Saya bolak-balik dari Bali ninggalin anak saya, ninggalin kerjaan saya," sambungnya.

Tamara Bleszynski merasa waktunya telah terbuang sia-sia. Ia mengaku telah banyak berkorban untuk menghadiri mediasi. Tamara bahkan meninggalkan anak dan usahanya di Bali.

"Maksud saya, janganlah mempermainkan orang. Saya ini, kan, single mother, saya punya warung, mungkin tidak sebesar kakak saya, tapi saya punya tanggung jawab," ujarnya.

Tamara menambahkan bahwa kasus ini sangat berdampak kepada kondisi mentalnya.

Selain itu, kasus ini juga membuat Tamara harus mengeluarkan biaya yang besar untuk bolak-balik dari Bali ke Jakarta.

"Sangat, sangat, sangat mengganggu (mental). Sangat mengganggu psikologis saya, keadaan mental saya, karena saya meninggalkan anak kecil saya, saya ini ibu single mother. Saya ini punya warung, saya berusaha dari nol," ucapnya.

"Tidak ada perasaan sama sekali dari kakak saya, menggugat orang, datang pun tidak dengan berbagai alasan. Bukan cuma karena itu, tapi, kan, secara finansial juga saya bolak-balik tiket ini berapa, astagfirullahalazim," pungkasnya.

Sementara itu, latar belakang Ryszard Bleszynski menggugat Tamara adalah biaya berobat ayah mereka, Zbigniew Bleszynski yang mencapai USD 103 ribu atau sekitar Rp1,5 miliar.

Pada 2001 silam, keduanya telah sepakat untuk membiayainya secara bersama. Namun, kesepakatan tersebut tidak mereka jalani, sehingga Ryszard menggugat Tamara.