Tangis Tamara Bleszynski Pecah, Kecewa Sang Kakak Tak Hadir di Persidangan
Tamara Bleszynski jauh-jauh dari Bali ke Jakarta untuk menghadiri persidangan kasus dugaan wanprestasi yang digugat sang kakak, Ryszard Blezynski. Namun sayang, sidang yang beragendakan mediasi itu harus ditunda dikarenakan Ryszard Blezynski selaku penggugat tidak hadir.
Tentu saja Tamara Bleszynski merasa kecewa kakaknya itu tidak hadir. Pasalnya, ia sudah berkorban jauh-jauh dari Bali dan meninggalkan anak serta pekerjaannya untuk menjalani persidangan.
"Semestinya yang menggugat saya datang dong. Saya sudah jauh-jauh saya datang, saya tinggalin pekerjaan saya. Bahkan anak saya Kenzou, saya meminta sahabat saya untuk menjaga. Karena kan saya harus hadir. Saya sedih kenapa yang menggugat saya Rp34 miliar, yang ingin menyita warisan saya, hadir pun tidak," ucap Tamara Bleszynski saat ditemui di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (22/2).
"Sangat kecewa. Karena menurut saya ini tindakan yang sangat kejam yang dilakukan oleh kakak saya sendiri terhadap saya. Dan dia pun tidak hadir (di persidangan). Di mana rasa kemanusiaannya terhadap adiknya sendiri," sambungnya sambil menangis.
Terkait tudingan Ryszard Bleszynski yang mengatakan adiknya itu menghilang dan tidak memenuhi tanggungjawabnya dalam menanggung biaya pengobatan sang ayah, Tamara Bleszynski pun memberikan penjelasan. Ia dengan tegas mengatakan bahwa kala itu masih dibalut duka yang begitu dalam lantaran baru saja ditinggal sang ayah.
"Saya itu tahun 2001 anak saya masih dua tahun, bapak saya belum 40 hari meninggal. Bapak saya meninggal pada tanggal 28 November 2001. Bapak saya agamanya adalah Katolik, saya seorang Muslim. Begitu bapak saya meninggal di Australia, Perth, itu tidak langsung dikuburkan, itu ada prosesnya untuk mengirimkan jenazah almarhum bapak saya ke Indonesia. Saya yang biasanya mengantar bapak saya di airport beberapa tes, sekarang saya harus menjemputnya di kargo peti jenazah," jelas Tamara Bleszynski.
"Waktu itu almarhum kakak saya, Teresa Blezynski dan juga almarhum kakak saya yang satu lagi masih ada. Kami jemput jenazahnya basah karena di peti bajunya basah. Kami pun harus mengganti bajunya. Ini adalah satu proses duka, 40 hari paling tidak. Kemudian di rumah duka, di rumah duka itu nggak langsung dikuburin, ada lagi prosesnya, beberapa hari kemudian ke Gereja karena ayah saya Katolik. Kemudian dikuburkan, sedih hati saya. Jadi kalau bicara dulu menghilang, di mana hati nuranimu?" lanjutnya.
Tamara Bleszynski masih tak menyangka kakak kandungnya itu tega menggugat dirinya.
"Saya tidak menyangka kakak saya Ricky Bleszynski tega seperti ini sama saya. Seandainya kakak-kakak saya yang lain masih ada, tidak mungkin ini terjadi," pungkasnya.
(kpr/fik)