Penjelasan Ibu Brigadir J, Brigjen Hendra Bikin Histeris hingga HP Disadap

Rosti Simanjuntak, ibunda Brigadir Yosua alias Brigadir J mengungkapkan aksi Brigjen Hendra Kurniawan saat mendatangi rumahnya di Jambi.

Kala itu, Brigjen Hendra yang masih menjabat sebagai Kepala Biro Pengamanan Internal (Karo Paminal) Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri datang bersama rombongan pihak kepolisian tanpa izin dan masuk tanpa meminta permisi.

"Saya baru membuka pakaian, mereka udah masuk grombolan ke rumah secara tidak ada permisi, tidak ada kata salam kalau kita sebagai Nasrani atau assalamualaikum kalau bagi kita agama Muslim. Tidak adalah sopan santun mereka masuk ke rumah," cerita Rosti dalam sebuah acara TV yang kemudian potongan videonya diunggah oleh akun gosip.

Setelah masuk ke dalam rumah, Brigjen Hendra dan rombongannya lasngung menutup gorden dan meminta untuk mematikan jaringan kumunikasi.

Hal itu pun membuat anggota keluarga Brigadir Yosua menjadi panik hingga menjerit histeris.

"Mereka langsung masuk, mereka langsung menutup gorden, pintu. Jadi keponakan dan adik-adik ini menjerit histeris semuanya," ucap Rosti.

"Jadi mereka kayak membentuk pagar betis, mereka langsung menutupi. Jangan ada yang pegang HP, jangan ada yang memegang alat komunikasi apa pun tidak boleh dipegang," tuturnya.

Brigjen Hendra pun mengungkapkan alasan mereka datang secara tiba-tiba untuk menceritakan kronologi kematian Brigadir Yosua, termamasuk soal isu pelecehan seksual.

Namun hal itu tidak lantas membuat orang tua Brigadir Yosua percaya bahwa asang anak melakukan tindakan tersebut.

"Anakku melakukan aib kamu bilang? Saya yang melahirkan anakku, saya yang besarkan anakku, saya yang mendidik anakku, jadi saya tahu dengan karakter anakku," kata Rosti kepada Brigjen Hendra saat itu.

Setelah berargumen panjang-lebar, Rosti pun mengusir Brigjen Hendra dan rombongannya.

Pada malam harinya, Rosti mengaku ponsel mereka diretas dan tidak dapat digunakan.

"Malamnya langsunglah HP kami diretas semua, tidak bisa menghubungi siapa pun, tidak bisa melihat WA (WhatsApp) dari siapa pun, semua diretas. Itu yang terjadi pada saat itu," kata Rosti.