Dianggap LPSK Tidak Kooperatif, Istri Ferdy Sambo: Malu Mbak, Malu

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menilai istri mantan Kadiv Propram Polri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi tidak kooperatif dalam memberikan keterangan atas kasus kematian Brigadir J. 

"LPSK merasa, ya, memang kurang kooperatif ibu ini," kata Ketua LPSK Hasto Atmojo Suroyo saat dihubungi di Jakarta, mengutip dari detikNews, Kamis (11/8).

Hasto mengatakan LPSK telah dua kali bertemu langsung dengan Putri untuk melakukan asesmen dan investigasi terkait kasus kematian Brigadir J alias Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat. Namun, dari dua pertemuan itu, Putri tidak memberikan keterangan apa pun kepada LPSK.

Terakhir, LPSK memeriksa Putri di kediaman pribadinya di Jalan Saguling III, Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada Selasa (9/8).

Sementara berdasarkan penuturan Edwin Partogi selaku Wakil Ketua LPSK, Putri Candrawathi yang menjalani asesmen pertama mengaku malu saat bercerita ke LPSK.

"Ya memang yang terucap hanya itu, 'malu Mbak, malu'. Ya malunya kenapa kita nggak tahu," papar Edwin Partogi di kantornya, Ciracas, Jakarta Timur.

Edwin mengatakan Putri membutuhkan pemulihan mental. Putri disebut perlu mendapatkan penanganan tim psikiater LPSK.

"Berdasarkan pengamatan psikiater kami, psikiater bilang memang Ibu P ini butuh pemulihan mental. Jadi maksud kami begini, terlepas Ibu P ini adalah pemohon perlindungan ke LPSK dan mungkin juga saksi dalam perkara pidana yang sedang diselidiki, tetapi Ibu P ini secara pribadi butuh penanganan dokter psikiater," ungkapnya.

Besar kemungkinan LPSK akan membatalkan permohonan perlindungan yang diajukan Putri Candrawathi beberapa waktu lalu. Namun, apabila yang bersangkutan ingin kembali mengajukan permohonan perlindungan, hal tersebut masih bisa dilakukan.