Rage Against The Machine hingga Olivia Rodrigo Dukung Hak Aborsi
Rage Against The Machine membagikan pernyataan kontroversial tentang dukungan terhadap hak aborsi.
Pernyataan ini disampaikan RATM menyusul bocornya draf Mahkamah Agung (MA) Amerika Serikat soal keputusan pembatalan terkait kebijakan Roe vs Wade.
Kebijakan Roe vs Wade merupakan keputusan yang diambil MA terkait legalitas aborsi di tingkat negara bagian Amerika Serikat ada 1973.
Keputusan tersebut bermula dari kasus seorang wanita bernama Jane Roe yang ingin melakukan aborsi saat sedang hamil anak ketiga.
Sayangnya, Roe kala itu tinggal di Texas yang sangat melarang tindakan aborsi anak terkecuali menyangkut nyawa sang ibu.
Namun, keinginan Roe itu mendapat banyak kecaman dan dianggap melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).
Selain itu, Roe juga harus bertarung di pengadilan menghadapi Henry Wade Jaksa Wilayah Dallas County yang menilai bahwa aborsi adalah perbuatan yang tidak bisa dibenarkan.
MA un akhirnya memutuskan bahwa aborsi merupakan hak privasi wanita yang dilindungi oleh konstitusional di Amerika Serikat.
Kebijakan terkait hak aborsi mengacu pada kasus Roe vs Wade ini lantas kembali heboh belum lama ini.
Kehebohan muncul usai bocornya draf opini awal tulisan Hakim Samuel Alito yang menyarankan pengadilan siap untuk membatalkan keputusan soal Roe vs Wade.
Ketua Hakim John Roberts mengkonfirmasi keaslian dokumen tersebut, tapi menyatakan bahwa draf tersebut bukan hasil akhir dari keputusan MA saat itu.
"Tidak mewakili keputusan Pengadilan atau posisi akhir anggota mana pun tentang masalah dalam kasus ini," ungkap John dikutip dari Politico, Senin (9/5).
Kehebohan ini lantas jadi perbincangan masyarakat terutama kaum perempuan di Amerika Serikat.
Bahkan, band RATM juga ikut bersuara dan menyatakan dukungan bahwa masalah reproduksi dan aborsi adalah hak semua wanita.
"Rage Against The Machine mendukung keadilan reproduksi dan akan terus berjuang melawan segala upaya untuk membatasi atau mengontrol kebebasan reproduksi," tulis RATM melalui Twitter resmi mereka.
"Mengkriminalisasi akses ke aborsi hanya akan menambah penderitaan yang secara tidak proporsional dirasakan oleh masyarakat miskin," lanjut RATM.
Tak hanya RATM, penyanyi Lorde juga ikut angkat bicara soal hak aborsi yang mungkin saja akan dihapuskan oleh pemerintah.
"Seperti banyak dari Anda, saya muak dan patah hati minggu ini dengan berita bahwa ada beberapa orang yang berpikir bahwa tubuh kita bukan milik kita sendiri," ungkap Lorde.
Selain itu, Olivia Rodrigo juga menyampaikan pendapat yang serupa dengan RATM dan Lorde bahwa aborsi adalah hak semua wanita.
Olivia tak terima bila tubuhnya dan wanita lain yang ada di dunia harus diatur oleh kepentingan sekelompok politisi.
"Tubuh kita tidak boleh berada di tangan politisi. Saya harap kita dapat bersuara untuk melindungi hak kita, untuk melakukan aborsi yang aman, yang merupakan hak yang telah bekerja sangat keras untuk didapatkan oleh banyak orang sebelum kita," tutup Olivia.
(ikh/ikh)