Lawan Pandemi, Ibu-ibu di Bandung Lakukan Ini Demi Bertahan Hidup

kpr | Insertlive
Selasa, 15 Dec 2020 16:10 WIB
Keterbatasan bukanlah faktor penghambat dalam menuju kesuksesan bagi setiap orang, salah satunya Valmaisa Jazira Tjokor (25) atau akrab disapa Maisa yang mulai menekuni bercocok tanam dengan tanaman hydroponik, organik dan aquaponik di kebunnya di Jalan Benda, Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat (23/10). Lahan yang dimiliki menjadi tempatnya untuk belajar bersama teman-temannya dan juga menjadi tempat peluangnya untuk berwirausaha Lawan Pandemi, Ibu-ibu di Bandung Lakukan Ini Demi Bertahan Hidup (Foto: DEDY ISTANTO)
Jakarta, Insertlive -

Pandemi COVID-19 yang tengah melanda memang mempengaruhi segala aspek kehidupan. Salah satunya perekonomian yang mengalami kesulitan lantaran banyaknya bidang usaha yang terpaksa tutup lantaran tak mampu menutupi biaya produksi.

Kesulitan ekonomi yang kini tengah melanda masyarakat mengharuskan memutar otak untuk dapat bertahan hidup di tengah pandemi ini. Salah satunya ibu-ibu di Kabupaten Bandung yang berinisiatif untuk membantu keuangan keluarga dengan bertani di perkarangan rumahnya.

"Lima bulan lalu, Yayasan Odesa Indonesia menawarkan kepada saya agar memulai usaha. Lahan di sekitar rumah bisa dimanfaatkan untuk menanam sayuran. Saya diberikan bantuan 100 polybag dan benih sayuran. Dan sekarang sudah lebih 600 polybag. Setiap minggu selalu ada panen," kata Irma, salah satu ibu rumah tangga yang bertani di perkarangan rumah, Selasa (14/12).

Irma menggarap pertanian di perkarangan rumahnya bersama dengan sang suami di tengah waktu luangnya. Waktu yang dibutuhkan pun tak selama ketika menggarap di ladang.

"Berbeda dengan tani di ladang yang biasanya menunggu musim hujan baru menanam dan panen massal," kata Irmawati.


Segala jenis tanaman pun ditanam seperti packcoy, caisim, bawang daun, seledri, bayam merah, bayam hijau, selada bokor, kangkung, cabe, dan kelor. Tentunya semua sayuran yang ditanam tersebut mudah untuk ditanam dan dapat dikonsumsi pribadi.

Irma pun mengakui keuntungan yang didapatnya dalam usaha tani perkarangan ini tidak besar, namun dalam waktu 30 hari, uang belanja kebutuhan dapur dapat di hemat hingga Rp300.000. 

Usaha tani perkarangan ini tidak hanya dilakukan Irma saja, setidaknya ada 10 ibu-ibu lainnya yang juga menekuni usaha tani tanaman ini. Meski awalnya Irma mengaku masih banyak yang belum terbiasa dalam melakukan tani perkarangan ini.

"Banyak orang yang kurang menerima pekerjaan ini karena alasan misalnya, takut hasil panennya tidak ada yang membeli. Soalnya biasanya mereka menjual saat musim panen tiba satu tahun 2 kali. Sementara kalau tani pekarangan itu memanennya bisa kapan saja. Ada juga yang merasa ribet karena harus mengumpulkan tanah dan pupuk," ujar Irma menjelaskan.

ADVERTISEMENT

[Gambas:Video Insertlive]




(kpr/fik)
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER