Pakar Buka Suara soal Keamanan Vaksin COVID-19

Saat ini, Pemerintah di berbagai negara sedang berupaya menghadirkan vaksin COVID-19. Hal ini dilakukan guna memutus penyebaran sekaligus menekan kasus COVID-19.
Di tengah hasil uji klinis terhadap vaksin COVID-19, mitos seputar vaksin juga terus beredar di masyarakat. Bahkan, tak jarang masyarakat yang terhasut dan akhirnya meragukan keamanan dan kemanjuran vaksin COVID-19.
Melihat hal ini, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Cissy Kartasasmita mengimbau agar masyarakat bisa memilih terkait informasi yang benar.
"Mitos seputar vaksin cukup banyak, masyarakat harus pandai memastikan informasi yang benar. Hal yang tidak masuk akal, harus kita tinggalkan. Terutama harus hati-hati untuk membagikannya dengan orang lain," ujarnya dikutip dari situs covid.go.id, Selasa (17/11/2020).
Lebih lanjut ia mengatakan hingga saat ini masih belum ditemukan efek samping dari vaksin COVID-19 yang telah diuji coba pada ribuan relawan di Indonesia.
Bahkan, laporan keamanan uji klinik vaksin COVID-19 fase satu dan dua juga menunjukkan hasil baik sehingga menarik minat lebih dari 2.000 relawan untuk berpartisipasi pada uji klinik fase tiga.
Adapun dari 2.000 relawan tersebut, 1.620 relawan memenuhi syarat untuk berpartisipasi. Hingga saat ini, para relawan telah selesai melakukan vaksinasi dan menunggu laporan hasil uji resminya.
"Tidak ditemukan efek samping yang berat, info atau berita mengenai adanya yang meninggal, sakit berat, sakit punggung, itu tidak terbukti dari hasil uji klinik vaksin COVID-19. Setelah dilakukan penelitian, kejadiannya ternyata tidak berhubungan langsung dengan vaksinasi," paparnya.
Ia juga mengatakan keraguan terhadap vaksin COVID-19 justru akan menghambat terciptanya herd immunity, yang mana perlu minimal cakupan imunisasi COVID-19 setidaknya 70% dari jumlah populasi.
Oleh karena itu, ia mengimbau agar masyarakat tetap melakukan vaksinasi. Hal ini mengingat vaksin merupakan cara mencegah infeksi penyakit tertentu yang efisien dan efektif seperti, BCG, polio, hepatitis B, campak, rubella, PCV, influenza, dengue, HPV, dan lainnya.
"Yang perlu diketahui pula, apabila kita melakukan imunisasi pada banyak orang maka akan timbul yang disebut dengan imunitas populasi atau dikenal dengan herd immunity. Ini akan melindungi orang lain yang belum atau tidak bisa diberi vaksin seperti, bayi atau orang dengan penyakit gangguan imun," pungkasnya.
Nah sambil menunggu hasil uji klinis fase ketiga, Insertizen jangan lupa #ingatpesanibu untuk selalu melakukan 3M yaitu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan dan #cucitanganpakaisabun sesuai imbauan #satgascovid19.

Vaksin AstraZeneca Resmi Dipakai Inggris untuk Lawan COVID-19
Rabu, 30 Dec 2020 19:40 WIB
4 Cara yang Bikin Kesehatan Mental Kamu Terjaga di Masa Pandemi
Senin, 30 Nov 2020 19:45 WIB
Waspada, Ternyata Banyak Orang Tak Sadar Bahaya OTG COVID-19
Senin, 30 Nov 2020 18:40 WIB
Intip Suka Duka Pejuang Garda Terdepan COVID-19
Sabtu, 14 Nov 2020 18:00 WIB
Syuting 'Mission: Impossible 7' Dilanjutkan, Tom Cruise Minta Prokes Diperketat
Selasa, 29 Dec 2020 21:30 WIB
Penuh Haru, Reza Rahadian Dapat Surat Cinta dari Wanita Berusia 40 Tahun
Senin, 28 Dec 2020 15:30 WIB
Simak Fakta Kasus Corona Terus Naik Ketika Periode Libur Panjang
Minggu, 27 Dec 2020 14:30 WIBTERKAIT