Penderita Asma 30 Persen Lebih Kecil Kemungkinan Tertular COVID-19
Sebuah penelitian baru mengungkapkan bahwa orang yang menderita asma 30 persen lebih kecil kemungkinannya untuk tertular Covid-19.
Mengutip Dailymail, sebuah kelompok para ahli dari Israel menemukan proporsi penderita asma yang lebih tinggi dalam kelompok yang dites negatif untuk virus Corona daripada mereka yang dites positif.
Penulis penelitian menyarankan kondisi yang demikian bisa jadi berkat obat anti-inflamasi kortikosteroid yang terkandung pada inhaler (obat semprot untuk penderita asma).
Tim peneliti menekankan bahwa pasien asma wajib terus minum obat yang direkomendasikan dan menerapkan protokol kesehatan selama pandemi.
"Asma bronkial belum diperiksa secara memadai pada penyakit coronavirus 2019 (Covid-19)," kata tim dari Universitas Tel-Aviv di Tel-Aviv, Israel. Kami mengamati kerentanan Covid-19 yang lebih rendah pada pasien dengan asma yang sudah ada sebelumnya," sambungnya.
Para peneliti menyarankan tiga teori utama mengapa orang dengan asma cenderung tidak dites positif Covid-19, seperti yang dijelaskan oleh penulis studi Dr Eugene Merzon kepada Jerusalem Post .
Pertama, perbedaannya mungkin sosiologis, karena orang-orang dengan kondisi pernapasan yang sudah bermasalah lebih waspada menghindari diri dari bahaya.
Oleh karena itu, orang dengan asma lebih cenderung untuk mematuhi instruksi Kementerian Kesehatan, termasuk memakai masker, menjaga jarak sosial, dan menjaga kebersihan yang baik.
Terakhir, kortikosteroid inhalasi (ICS), terapi lini pertama untuk pasien dengan asma persisten, juga dapat mengurangi ekspresi ACE2 masuk reseptor SARS-CoV-2, seperti yang disarankan oleh penelitian sebelumnya tahun ini .
Oleh karena itu, seluruh warga dunia tak terkecuali penderita asma tetap harus menerapkan 3M, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun agar terhindar dari penularan Covid-19.