Peneliti Ungkap Efek Jangka Panjang Bila Lalai Jaga Jarak

DIS | Insertlive
Selasa, 17 Nov 2020 21:20 WIB
Salat Idul Adha juga berlangsung di Masjid Jami Al Ihsan Puri Beta 1, Tangerang, Banten, Jumat (31/7/2020). Banyaknya jemaah membuat salat Idul Adha meluber hingga ke jalan. Peneliti Ungkap Efek Jangka Panjang Bila Lalai Jaga Jarak (Foto: Grandyos Zafna)
Jakarta, Insertlive -

Demi memutus rantai penularan virus COVID-19, berbagai aturan protokol kesehatan masih terus ditegakkan.

Protokol kesehatan yang diimbau Satgas COVID-19 yakni menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan.

Aturan ketat soal protokol kesehatan ini dilakukan untuk melindungi diri dari terinfeksi virus Corona ini harus menjadi prioritas utama. Berdasarkan penelitian terkini mengungkapkan bahwa orang yang terinfeksi memiliki efek jangka panjang pada kesehatannya.

ADVERTISEMENT

Salah satu penelitian pada jenazah pasien COVID-19 mengungkapkan petunjuk baru soal adanya kerusakan paru-paru akibat infeksi COVID-19.

Temuan tersebut menjelaskan kenapa banyak pasien mengalami long covid di mana fenomena yang dialami beberapa pasien dengan tetap mengeluhkan berbagai gejala khas COVID-19 hingga beberapa bulan setelah dinyatakan sembuh.

Jurnal eBioMedicine menguraikan bahwa para ilmuwan menyimpulkan adanya karakteristik unik pada SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, yang membuat pasien mengalami gejala hingga jangka panjang.

Penemuan tersebut diperoleh dari analisis terhadap 41 pasien yang meninggal karena COVID-19 di University Hospital of Trieste, Italia. Pasien menunjukkan ada kerusakan khas pada paru-paru.

Setidaknya, ada 90 persen orang mengalami dua karakteristik yang membedakan dari pneumonia pada umumnya. Pertama, ada penggumpalan darah meluas pada arteri dan vena jantung atau thrombosis. Kedua, beberapa sel paru membesar dengan tidak normal.


"Temuan ini mengindikasikan bahwa COVID-19 tidak sesimpel penyakit yang disebabkan oleh kematian sel terinfeksi tetapi kemungkinan adalah konsekuensi dari ketidaknormalan sel yang berlangsung lama di dalam paru," kata Prof Mauro Giacca dari King's College London, dikutip dari Sciencedaily.

 

[Gambas:Video Insertlive]



(dis/fik)
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER