Penerapan 3T dan 3M Bersamaan Mampu Turunkan Kasus COVID-19
Melihat kasus COVID-19 di Indonesia yang semakin memperlihatkan penurunan, tak terlepas dari peran para masyarakat yang selalu menerapkan protokol kesehatan. Bahkan masyarakat Indonesia termasuk warga yang paling optimis di Asia Tenggara dalam melawan pandemi COVID-19.
Dari hasil survei lembaga penelitian IPSOS, menunjukkan optimisme masyarakat Indonesia tidak lepas dari upaya 3T yaitu tracing (pelacakan), testing (pemeriksaan), dan treatment (pengobatan) yang dilakukan pemerintah.
Reisa Broto Asmoro sebagai juru bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Nasional mengatakan, upaya 3T yang dilakukan pemerintah, khususnya dalam segi pengobatan semakin meningkat, sehingga menunjukkan peningkatan dalam persentase tingkat kesembuhan pasien COVID-19 di Indonesia.
Namun tentu saja upaya pemerintah dalam melakukan 3T tak akan berdampak lebih baik jika tak ada peran masyarakat yang juga menerapkan protokol kesehatan 3M seperti memakai masker, mencuci tangan hingga saling menjaga jarak.
Namun Reisa menyebutkan, dalam kehidupan sehari-hari penerapan protokol kesehatan masih dilakukan secara terpisah. Menurut Reisa, protokol kesehatan 3M harus dilakukan secara bersamaan.
"Sayang 3M masih dipraktikkan secara terpisah. Kadang rajin cuci tangan tapi lupa pakai masker dan lengah menjaga jarak. Yang bagus sebenarnya semuanya harus dilakukan secara bersamaan, satu paket, satu kesatuan," ujarnya saat Konferensi Pers 'Perkembangan Penanganan COVID-19' secara virtual di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN)..
Reisa mengatakan resiko penyebaran COVID-19 dapat diminimalisir secara cepat jika kebijakan pemerintah dalam melakukan 3T beriringan dengan penerapan protokol kesehatan 3M oleh masyarakat.
"Untuk menyukseskan semua ini, masyarakat harus bergotong royong dan bekerja sama memberikan yang terbaik untuk negeri tercinta ini. Berikan yang terbaik untuk hentikan Pandemi ini. Bersama sama kita pasti bisa," ujarnya.