Kisah Perawat RS Darurat Corona Hibur Diri Nikmati Senja Jakarta

Jakarta, Insertlive - Dayantri Azhari, warga Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat, memilih menjadi relawan perawat pasien terinfeksi virus corona Covid-19 di Wisma Atlet, Jakarta.
Wisma Atlet Jakarta saat ini telah beralih fungsi menjadi rumah sakit darurat untuk penanganan Covid-19.
Menjadi relawan perawat bukan pekerjaan mudah. Sebaliknya, sangat sulit dan membutuhkan keberanian serta tingkat kepedulian yang besar, terutama dalam menangani pasien Covid-19.
Jam kerja relawan perawat, kata Dayantri, pada pagi hari selama 7 jam, sore 7 jam, dan malam sampai 10 jam.
"Kami jaga diri untuk pasien, harus selalu tersenyum, harus selalu menghibur, karena mereka kondisinya terisolasi dari dunia luar. Meskipun diperbolehkan bawa ponsel, tetap situasinya berbeda. Karena itu, kamilah yang benar-benar berperan menghibur mereka saat ini," kata Dayantri melalui sambungan telepon, kepada Detik.com Selasa (14/4/2020).
"Pertama hareudang (gerah) panas, enggak nyaman, hidung sama pipi sakit. Tapi alhamdulillah sekarang mulai terbiasa pakai APD, masker juga sudah biasa, mungkin tubuh menyesuaikan, mulai nyaman. Buka APD nggak sembarangan, mau pulang kami disemprot dulu pakai cairan pembunuh bakteri. Lepas APD harus benar-benar satu-satu, nggak boleh asal lepas. Digulung nggak boleh nyentuh bagian luar," jelas Dayantri.
Namun, semua itu dia jalani dengan senyuman.
Dia merasa sangat bangga berada di garda terdepan bersama teman-temannya saat berperang melawan Corona untuk menyehatkan kembali Indonesia.
Setiap hari berusaha dan bekerja maksimal dengan tidak mengeluh. Dia terus mengingatkan diri untuk memberikan perawatan dan pelayanan terbaik pada pasien.
"Kami menjaga imunitas pasien, menjaga agar mereka enggak drop. Di sini semua teman sesama perawat juga harus senantiasa dalam suasana baik, harus selalu happy. Kalau untuk menghibur diri, kadang-kadang kita naik ke lantai atas, lalu lihat sunset (matahari tenggelam) Kota Jakarta. Kami enggak boleh keluar sama seperti pasien meskipun pakai APD. Kami sudah kontak dengan pasien. Kasihan kalau kami keluar, misalkan ketemu dengan yang lain. Intinya, ada protokol yang membatasi," ungkap Dayantri.
Tugas harian yang wajib dilakukan oleh Dayantri dan rekan sesama perawat adalah mengantar makanan dan meminta pasien minum obat.
Seluruh perawat juga harus menjaga agar para pasien tidak stress, bersedih, dan murung.
"Kami nganter dan mengingatkan pasien supaya mau makan dan minum obat. Selain itu, menjaga mereka agar tidak murung. Kami mau nggak mau terbawa suasana saat mendengarkan curhatan mereka, bagaimana kondisi mereka saat ini jauh dari keluarganya," pungkasnya.
(syf/syf)
Wisma Atlet Jakarta saat ini telah beralih fungsi menjadi rumah sakit darurat untuk penanganan Covid-19.
Menjadi relawan perawat bukan pekerjaan mudah. Sebaliknya, sangat sulit dan membutuhkan keberanian serta tingkat kepedulian yang besar, terutama dalam menangani pasien Covid-19.
Jam kerja relawan perawat, kata Dayantri, pada pagi hari selama 7 jam, sore 7 jam, dan malam sampai 10 jam.
"Kami jaga diri untuk pasien, harus selalu tersenyum, harus selalu menghibur, karena mereka kondisinya terisolasi dari dunia luar. Meskipun diperbolehkan bawa ponsel, tetap situasinya berbeda. Karena itu, kamilah yang benar-benar berperan menghibur mereka saat ini," kata Dayantri melalui sambungan telepon, kepada Detik.com Selasa (14/4/2020).
"Pertama hareudang (gerah) panas, enggak nyaman, hidung sama pipi sakit. Tapi alhamdulillah sekarang mulai terbiasa pakai APD, masker juga sudah biasa, mungkin tubuh menyesuaikan, mulai nyaman. Buka APD nggak sembarangan, mau pulang kami disemprot dulu pakai cairan pembunuh bakteri. Lepas APD harus benar-benar satu-satu, nggak boleh asal lepas. Digulung nggak boleh nyentuh bagian luar," jelas Dayantri.
Namun, semua itu dia jalani dengan senyuman.
Dia merasa sangat bangga berada di garda terdepan bersama teman-temannya saat berperang melawan Corona untuk menyehatkan kembali Indonesia.
Setiap hari berusaha dan bekerja maksimal dengan tidak mengeluh. Dia terus mengingatkan diri untuk memberikan perawatan dan pelayanan terbaik pada pasien.
"Kami menjaga imunitas pasien, menjaga agar mereka enggak drop. Di sini semua teman sesama perawat juga harus senantiasa dalam suasana baik, harus selalu happy. Kalau untuk menghibur diri, kadang-kadang kita naik ke lantai atas, lalu lihat sunset (matahari tenggelam) Kota Jakarta. Kami enggak boleh keluar sama seperti pasien meskipun pakai APD. Kami sudah kontak dengan pasien. Kasihan kalau kami keluar, misalkan ketemu dengan yang lain. Intinya, ada protokol yang membatasi," ungkap Dayantri.
Tugas harian yang wajib dilakukan oleh Dayantri dan rekan sesama perawat adalah mengantar makanan dan meminta pasien minum obat.
Seluruh perawat juga harus menjaga agar para pasien tidak stress, bersedih, dan murung.
"Kami nganter dan mengingatkan pasien supaya mau makan dan minum obat. Selain itu, menjaga mereka agar tidak murung. Kami mau nggak mau terbawa suasana saat mendengarkan curhatan mereka, bagaimana kondisi mereka saat ini jauh dari keluarganya," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
(syf/syf)
ARTIKEL TERKAIT

Andhika Gumilang Nyaris Mati Perkara Minum Cuka Setengah Gelas
Kamis, 16 Jun 2022 17:10 WIB
Dewi Perssik Donor Plasma Darah untuk Pasien Kritis COVID-19
Senin, 18 Jan 2021 12:14 WIB
Perkara Face Shield, Teguran dr Tirta ke Melly Goeslaw Jadi Panjang
Senin, 11 Jan 2021 16:06 WIB
Pengantin Baru Harap Tahan Hasrat, BKKBN Rilis Anjuran Tunda Kehamilan
Minggu, 12 Jul 2020 09:20 WIB
BACA JUGA

Lee Sang Yeob hingga Jessi Positif Covid-19, 'The Sixth Sense 3' Tunda Tayang
Jumat, 25 Feb 2022 15:00 WIB
Yeji & Lia Positif Covid-19, Rangkaian Anniversary ITZY Ditunda
Senin, 14 Feb 2022 17:00 WIB
Alami Gangguan Pendengaran, Yaotome Hikaru Hey! Say! JUMP Hiatus
Senin, 31 Jan 2022 19:12 WIB
UPCOMING EVENTS
Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
TERKAIT
POPULER