Dokter Erlina Bongkar Jenis Obat untuk Pasien COVID-19 di Indonesia

Jakarta, Insertlive - Jumlah pasien yang positif terinfeksi virus corona COVID-19 di Indonesia terus meningkat.
Berdasarkan laporan Detik.com per Rabu (8/4) sebanyak 3.293 orang dinyatakan positif mengidap virus yang awalnya tersebar di Wuhan, China, pada Desember 2019 lalu tersebut.
Penularan COVID-19 yang cepat membuat jumlah pasien meledak sehingga menjadikan para pakar medis di rumah sakit kewalahan karena fasilitas yang dimiliki tidak mampu melayani secara menyeluruh.
Selain itu, virus baru ini pun belum ada vaksin dan obatnya.
Oleh karena itu, para dokter pun menggunakan obat-obatan yang sudah ada dan memiliki khasiat yang cukup efektif.
Dr Erlina Burhan baru saja memaparkan rangkaian jenis obat yang digunakan di Indonesia untuk menangani pasien COVID-19.
Penjelasannya tersebut disampaikan di kanal YouTube Deddy Corbuzier.
"Covid-19 tidak ada obat yang spesifik, tapi ada option yang dipakai banyak negara, dikumpulkanlah berbagai macam antivirus," ungkap Dr Erlina.
Lalu, sejumlah antivirus tersebut akhirnya diseleksi lagi mana yang dianggap paling mujarab.
"Dipilih yang dipakai nih yah kalau dari Perhimpunan Dokter Paru Indoenesia (PDPI), kita merekomendasikan dan kirim ke Kementerian Kesehatan Indonesia. Pertama, kita pakai Azithromycyn ini antibiotik yang dipakai karena kemampuan antiviral, di luar negeri pakai ini juga. Kita pakai Chloroquine karena ternyata ada antiviralnya juga ada antiinflamasi, ada imunomodulator, itulah dua obat," urainya.
Selain itu, dokter yang sempat menegaskan rapid test tidak berguna untuk pemeriksaan Covid-19 ini menambahkan dua obat lainnya.
"Orang cari lagi minta pakai juga antivirus, enggak ada antivirus yang spesifik, PDPI mengusulkan tamiflu, tapi tamiflu jarang dipakai di Indonesia, jadi resistensi enggak ada lah, tapi diproduksi di Indonesia. Jadi, karena tak ada resistensi, ini efektif," imbuhnya.
Satu obat produksi Jepang, kata Dokter Erlina, juga termasuk untuk menangani pasien Covid-19.
"Sekarang ada lagi Avigan dari Jepang, mereka produksi Avigan, kami (PDPI) mengatakan kalau tamivir ada pakai, kalau Avigan ada pakai, jangan double, pilih salah satu. Sekarang, Avigan belum sampai di rumah sakit-rumah sakit," jelasnya.
Terakhir, dokter mengungkapkan bahwa obat HIV Lopinavir dan Ritonavir bisa dikonsumsi untuk pasien Covid-19.
"Kita harus tanya dulu stok Lopinavir dan Ritonavir berapa banyak, orang HIV konsumsi ini seumur hidup, kalau pasien covid kan tidak," pungkasnya.
(syf/syf)
Berdasarkan laporan Detik.com per Rabu (8/4) sebanyak 3.293 orang dinyatakan positif mengidap virus yang awalnya tersebar di Wuhan, China, pada Desember 2019 lalu tersebut.
Penularan COVID-19 yang cepat membuat jumlah pasien meledak sehingga menjadikan para pakar medis di rumah sakit kewalahan karena fasilitas yang dimiliki tidak mampu melayani secara menyeluruh.
ADVERTISEMENT
Selain itu, virus baru ini pun belum ada vaksin dan obatnya.
Oleh karena itu, para dokter pun menggunakan obat-obatan yang sudah ada dan memiliki khasiat yang cukup efektif.
Dr Erlina Burhan baru saja memaparkan rangkaian jenis obat yang digunakan di Indonesia untuk menangani pasien COVID-19.
Penjelasannya tersebut disampaikan di kanal YouTube Deddy Corbuzier.
"Covid-19 tidak ada obat yang spesifik, tapi ada option yang dipakai banyak negara, dikumpulkanlah berbagai macam antivirus," ungkap Dr Erlina.
Lalu, sejumlah antivirus tersebut akhirnya diseleksi lagi mana yang dianggap paling mujarab.
"Dipilih yang dipakai nih yah kalau dari Perhimpunan Dokter Paru Indoenesia (PDPI), kita merekomendasikan dan kirim ke Kementerian Kesehatan Indonesia. Pertama, kita pakai Azithromycyn ini antibiotik yang dipakai karena kemampuan antiviral, di luar negeri pakai ini juga. Kita pakai Chloroquine karena ternyata ada antiviralnya juga ada antiinflamasi, ada imunomodulator, itulah dua obat," urainya.
Selain itu, dokter yang sempat menegaskan rapid test tidak berguna untuk pemeriksaan Covid-19 ini menambahkan dua obat lainnya.
"Orang cari lagi minta pakai juga antivirus, enggak ada antivirus yang spesifik, PDPI mengusulkan tamiflu, tapi tamiflu jarang dipakai di Indonesia, jadi resistensi enggak ada lah, tapi diproduksi di Indonesia. Jadi, karena tak ada resistensi, ini efektif," imbuhnya.
Satu obat produksi Jepang, kata Dokter Erlina, juga termasuk untuk menangani pasien Covid-19.
"Sekarang ada lagi Avigan dari Jepang, mereka produksi Avigan, kami (PDPI) mengatakan kalau tamivir ada pakai, kalau Avigan ada pakai, jangan double, pilih salah satu. Sekarang, Avigan belum sampai di rumah sakit-rumah sakit," jelasnya.
Terakhir, dokter mengungkapkan bahwa obat HIV Lopinavir dan Ritonavir bisa dikonsumsi untuk pasien Covid-19.
"Kita harus tanya dulu stok Lopinavir dan Ritonavir berapa banyak, orang HIV konsumsi ini seumur hidup, kalau pasien covid kan tidak," pungkasnya.
(syf/syf)
ARTIKEL TERKAIT

Andhika Gumilang Nyaris Mati Perkara Minum Cuka Setengah Gelas
Kamis, 16 Jun 2022 17:10 WIB
Sudah Vaksin? Raih Kesempatan Menang MacBook
Jumat, 24 Sep 2021 19:56 WIB
Alami Anosmia karena Corona, Keluarga Ini Tak Tahu Rumahnya Terbakar
Rabu, 20 Jan 2021 14:27 WIB
Tingkat Akurasi 100 Persen, Inggris Izinkan Tes Antibodi Virus Corona
Kamis, 14 May 2020 17:07 WIB
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS
Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
TERKAIT
POPULER