Menyusuri Kilau Kota Emas: Perjalanan Mewah Menuju Gerbang Dubai Melalui Langit Emirates

Dias Samsoerizal | Insertlive
Senin, 15 Dec 2025 18:30 WIB
Dubai Foto: InsertLive/Dias

Old Dubai: The Cradle of Timeless Luxury

Dubai tak melulu dilihat dari gedung-gedung pencakar langit yang megah. Akan selalu ada sisi lain dari luxury yang selalu terpancar. Di bagian utara Dubai, ada bagian Dubai yang dinamakan Old Dubai yang menjadi sejarah mata pencaharian masyarakat Dubai serta cikal bakal Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum mengenyam pendidikan di kawasan Deira atau Al Ras.

Sejarah tersebut membuat Sheikh Mohammed membudayakan Old Dubai sebagai warisan dunia yang mengambil peran sebagai hidup dari anggota keluarga penguasa Dubai. Old Dubai terletak pada bagian utara yang diapit dari creek atau sungai.  

Ada dua bagian, Bur Dubai di sisi barat Creek serta Deira sisi timur. Area Old Dubai ini menampilkan sisi lain kemegahan Dubai dari area gedung pencakar langit dan tempat ikonik lain yang berada di bisingnya dan padatnya area Downtown Dubai.

ADVERTISEMENT

Il Shindaga: Sejarah Dubai dari Laut hingga Penguasa Dunia

DubaiDubai/ Foto: InsertLive/Dias

Shindaga merupakan areal komplek museum yang merangkum asal-usul kota Dubai yang dimulai dari kampung nelayan, pelabuhan mutiara, hingga bertransformasi modern yang dikenal dunia. 

Areal ini terdiri dari sejumlah bangunan restorasi di tepi Dubai Creek dari fase-fase perkembangan pesat kota. InsertLive diajak berkeliling untuk melihat sejarah Dubai yang menghasilkan mutiara. Para nelayan menyelam dan mengambil kerang mutiara sebagai sumber penghidupan utama serta pusat perekonomian bagi masyarakat pesisir di Dubai. 

Puncak kejayaan perdagangan mutiara meningkat pada tahun 1800 hingga awal 1900-an sebelum akhirnya menurun setelah Jepang ikut menghasilkan mutiara alami sehingga Dubai sulit bersaing soal harga. Tahun 1930, industri perlahan berubah dari mutiara menjadi minyak yang hingga saat ini membuat Dubai kaya raya.

Dalam areal komplek Shindaga, pengunjung akan diajak berkeliling melihat Perfume House yang akrab dengan tradisi orang Arab. Orang Arab dikenal dengan aroma wangi yang kuat dan menyengat di hidung. Hal itu lumrah karena masyarakat Arab memiliki sapaan khas. Pria selalu bersalaman dengan menempelkan hidung ke hidung sementara wanita mencium leher.

Hal itu membuat wanita dan pria di Arab menyemprotkan wewangian berlebih di ujung hidung, leher, serta seluruh badan agar aroma tubuh saat bertemu keluarga menjadi hangat dan wangi. Di Arab, bahan-bahan parfum dibuat dari segala yang tradisional. Dari oud, amber, musk, saffron, rose, serta frankincense. Semua bahan itu diolah dengan cara tradisional demi bisa mendapat wewangian yang khas dan dijual kembali dengan harga tinggi yang dilihat dari tingkat kesulitan pembuatannya. 


Selain Perfume House, InsertLive diajak berkeliling melihat kediaman lama dari Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum yang mewah dengan pendingin udara khas Barjeel atau yang biasa disebut Bardjin. Menara ini menjadi sistem pendingin tradisional di rumah-rumah lama Dubai. Cara kerja barjeel ini menangkap angin dari arah mana pun lalu angin dialirkan ke ruang bawah rumah untuk menciptakan ventilasi silang. 

Sementara angin dingin masuk, udara panas di dalam rumah akan naik ke atas dan keluar untuk berganti dengan udara sejuk. Menara ini dibuat dari dinding tebal gypsum, coral stone, serta kapur yang bisa menahan panas.

Sensasi berkeliling Shindaga Museum ini diakhiri dengan Coffee Experience dengan mencicipi kopi khas Arab dengan cara berkumpul seperti Majlis sambil menikmati kurma. Menariknya, kopi yang dituang tidak boleh penuh karena menjaga obrolan lebih lama. Bila kopi sudah habis dan ingin menambah berikan gelas dengan memajukan tangan. Namun, bila tak ingin kopi lebih lanjut, goyangkan gelas yang artinya kopi cukup.

Al Seef Souq: Warisan Budaya hingga Cikal Bakal Penguasa Dubai

Al Seef Souq lekat dengan kehidupan Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum. Penguasa Dubai itu pernah mengenyam pendidikan di kawasan Deira atau Al Ras. Menurut cerita masyarakat lokal, Sheikh dulu bersekolah di kawasan Deira yang kini dibudidayakan menjadi warisan budaya.

Sebenarnya, Al Seef Souq hanya merupakan destinasi wisata budaya, kuliner, belanja, serta hiburan dengan pemandangan ala Dubai lama yang terpisah dari creek atau sungai. Arsitektur klasik Arab tradisional dengan gang sempit atau sikkas ini menjadi daya tarik asing untuk berjalan di sepanjang Al Seef Souq untuk berbelanja kacang hingga kopi tradisional Arab. 

Sama seperti pasar pada umumnya, di Al Seef Souq, pengunjung bisa melakukan tawar-menawar dengan penjual untuk menemukan harga yang cocok. Tips penting lainnya, jelaskan tujuan berbelanja dan biasanya para penjual akan memberikan harga miring bila membeli dalam jumlah banyak. 

SMCCU: Islam di UEA dari Segala Sisi

DubaiDubai/ Foto: InsertLive/Dias

Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum Centre for Cultural Understanding atau SMCCU adalah organisasi non-profit yang bertujuan untuk membuka mata dunia bagaimana budaya Arab dari adat-istiadat, tradisi, serta agama Islam melalui slogan ‘Open Doors. Open Minds’.

Didirikan pada tahun 1998 di bawah Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, SMCCU dibangun di kawasan Al Fahidi Historical Neighbourhood yang menjadi kawasan tertua serta bersejarah di Bur Dubai.

SMCCU menyediakan berbagai program budaya interaktif dari cultural meals atau makan budaya serta diskusi interaktif soal budaya, etika, serta tradisi lokal di Arab sambil menikmati kopi Gahwa serta teh asli Arab. Selain itu, diskusi program dilanjutkan dengan mencoba langsung baju wanita seperti Abaya dan jubah pria Kandoura yang memiliki ciri khas tassel atau tali kecil di dada bagian depan.

Sambil berdiskusi, SMCCU akan menyediakan sejumlah menu dari Machboos, nasi berbumbu saffron atau rempah yang dicampur daging, lalu Harees, gandum yang dimasak dengan daging hingga lembut. Untuk kuah, ada Salata Hara yakni salah tradisional mirip kari yang berisi sayuran segar.

Ada pula makanan manis seperti Luqaimat atau bola adonan manis yang digoreng dan disiram sirup kurma serta kurma dan Umm Ali yakni puding roti manis khas Arab dengan isi kismis, susu dan krim, kacang-kacangan dari pistachio hingga almond dan aromanya mirip air mawar.

La Perle: Mutiara UEA

DubaiDubai/ Foto: InsertLive/Dias

La Perle by Dragone merupakan pertunjukan teater akuatik permanen pertama di Timur Tengah yang dipentaskan langsung di Al Habtoor City, Dubai. Pertunjukkan ini merupakan kombinasi dari seni akrobatik, aksi udara, atraksi air dengan visual teknologi tinggi super canggih serta efek panggung spektakuler yang dirancang untuk pengalaman menonton kelas dunia.

Dalam bahasa Prancis, La Perle berarti mutiara yang menjadi simbol sejarah UAE mencari nafkah dengan menyelam ke laut untuk mencari mutiara serta makna budaya, air, perjuangan, serta transformasi. La Perle dibuka perdana pada Agustus 2017 yang dirancang langsung oleh Franco Dragone sebagai perpaduan seni, teknologi, serta pengalaman emosional bagaimana ambisi Dubai dari sejarah mutiara menjadi modernitas di masa depan. 

Meski tanpa dialog, cerita La Perle ini sangat dinikmati para turis dengan pemandangan panggung yang megah dan mewah. Panggung pusat dipenuhi air hingga 2,7 juta liter yang setara satu kolam renang besar. Air bisa muncul dan menghilang dalam hitungan detik, mengubah panggung dari kering menjadi basah dalam sekejap. 

Pertunjukkan berdurasi sekitar 90 menit tanpa jeda ini menjadi signature experience Dubai yang sering direkomendasikan sebagai atraksi utama di dalam gedung pencakar langit.

4 / 5
Loading
Loading
ARTIKEL TERKAIT
detikNetwork
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
BACA JUGA
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER