Kultur Ngopi Orang Jepang hingga Menikmati Seduhannya Kedai Tetsu Kasuya

Jepang takkan bisa lepas dari kultur ngopinya meski ia bukan negara penghasil kopi karena empat musimnya. Mungkin dulu Jepang hanya dikenal lantaran kesohoran matcha dan teh hijaunya, tapi kini ketika kita menginjakkan kaki di negeri Matahari Terbit, kita tahu bahwa pengaruh besar kopi di Indonesia dan dunia juga tak bisa lepas dari negara satu ini.
InsertLive berkesempatan ke Jepang pertengahan Februari kemarin. Selain menikmati view dan atmosfer tempat wisatanya, tentu saja wisata kopi tak bisa dilewatkan sama sekali.
Jepang memang benar-benar punya tradisi teh yang rumit. Bahkan untuk jamuan teh saja, Jepang tak bisa sembarangan dari segi cara duduk, racikan hingga gelasnya.
Saking 'sakralnya', upacara minum teh bahkan memang rutin dilakukan dan dikenal sebagai chanoyu. Dan kultur kopi hadir seolah untuk memecah kekakuan di Jepang.
Kini banyak sekali coffeeshop yang hipster sampai artisan hadir di Jepang. Seperti Melbourne di Australia, Tokyo dan kota besar lain di pusat negara itu menjadi lokasi favorit anak-anak muda untuk ngopi baik yang stay di tempat alias dine in atau pun yang ngopi untuk dibawa pulang.
Bedanya di Jepang kita tak bisa minum kopi sambil jalan kaki di trotoar. Orang Jepang tidak membiasakan mengudap makanan atau menyesap minuman sembari berjalan.
Biasanya mereka harus duduk dahulu di taman, atau sekadar menikmatinya di stasiun kereta sembari menunggu transportasi mereka tiba. Berbanding terbalik bagi orang Indonesia yang suka multitasking sembari minum cup kopi mereka sembari jalan. Bahkan kita tak asing kan sama tingkah menyebalkan pemotor yang berkendara sambil main ponsel.
Seperti tulisan kami sebelumnya, Konbini macam Sevel, Lawson, Family Mart tidak menyediakan bangku dan meja. Kultur di sana adalah 'satset', dan jika ingin santai silakan kunjungi coffeeshop yang menyediakan bangku dan meja.
Kami ke Jepang sempat mengunjungi Blue Bottle di Ginza, Tokyo. Salah satu nama paling kafe tersohor di sana -Blue Bottle juga ada di beberapa negara lain-.
Menikmati manual brew kopi Ethiopia sampai kopi mahal varietas Geisha bisa di tempat. Harganya terbilang upper untuk ngopi. Tapi kata orang, belum sah ngopi ke Jepang jika tak ke Blue Bottle.
Tapi misi kami sejak awal buat urusan ngopi di tanah Sakura adalah Philocoffea. Kedai humble yang menurut kami lebih wajib dikunjungi.
![]() |
Philocoffea adalah kedai yang dibangun oleh juara World Brewer Cup 2016, Tetsu Kasuya. Kompetisi kopi paling bergengsi yang dimenangkan brewer asal Asia Timur dan membuat metode 4:6 mendunia sejak saat itu sampai sekarang.
Dari Ueno, kami berangkat menggunakan kereta lokal ke Chiba, kota di mana beberapa outlet Philocoffea berada. Butuh waktu sejam kurang untuk mencapai stasiun Funabishi, Chiba.
Kalau tidak salah, ada tiga outlet Philocoffea. Tapi karena cuaca sedang hujan salju tipis-tipis dan minus 0 derajat, kami memutuskan untuk menikmati outlet Philocoffea di stasiun Chiba saja yang lebih kecil dan cukup hangat.
Sejak jumpa di depan kedai itu, kami disambut dua barista. Tapi kami lebih banyak berinteraksi dengan Ken, barista yang memang spesialis manual brew.
Nama Tetsu Kasuya sudah tersohor di Jepang, terutama di industri kopi. Selain membawa harum negerinya di pentas tertinggi kompetisi kopi, ia juga mendirikan kenai-kedainya hanya di Chiba, bukan kota yang lain. Setidaknya belum. Tapi perasaan saya mengatakan Tetsu Kasuya hanya ingin kedainya berdiri di sana.
Ken langsung menawarkan banyak beans kopi internasional yang saat itu kebanyakan berasal dari Ethiopia. Tapi pilihan kami jatuh ke beans El Salvador dengan proses natural seharga 800 yen atau sekitar Rp80 ribu.
![]() |
Ken yang menjalankan SOP dan didikan Tetsu tentu saja menggunakan metode 4:6 sama sekali tak mengecewakan. Hasil seduhannya menggoyang lidah di cuaca dingin ekstrem hari itu.
Kopi yang sebenarnya profilnya dark roast tetap memanjakan lidah saya sebagai penggemar manual brew kopi eksotis. Gilingan kasar dan pour-nya dengan metode juara dunia kompetisi kopi benar-benar bikin after taste kafein satu ini menawan.
Rasa manis after taste bias buah apel, citrus lembut serta almond seiring suhunya menurun benar-benar keluar sebagaimana iming-iming rasa beans dari negara El Salvador tersebut.
![]() |
Bar Philocoffea sangatlah kecil di stasiun Funabishi, Chiba. Jika penuh, kemungkinan hanya sekitar delapan orang bisa ditampung dine in dengan ruang gerak super-terbatas. Tapi itu tidak masalah. Karena warga Jepang terbiasa memaksimalkan ruang sempit.
Dan bicara kedai itu berada di kawasan stasiun kereta besar kota di sana, maka banyak juga pembeli yang bertransaksi untuk membawa pulang cup kopinya di perjalanan.
Tentu kalian yang sudah sering bolak-balik ke Jepang tahu bahwa banyak kedai ramen enak juga tak menyediakan bangku alias pelanggan mesti makan berdiri. Itu hal biasa di Jepang.
Kembali ke kultur ngopi di Jepang, kopi adalah sesuatu yang mempengaruhi suatu negara sebegitu hebatnya. Begitu pun Jepang dengan masyarakatnya begitu candu akan kafein dari secangkir kopti.
Jepang juga punya keunikan dan kebiasaannya sendiri. Meski beans specialty untuk manual brew, baik Blue Bottle dan Philocoffea lebih suka meroasting beans ke arah 'dark roast' atau beans yang lebih gelap.
![]() |
Ada banyak kedai unik yang sebenarnya wajib disambangi penikmat kopi dari Indonesia ketika menginjakkan kaki di Jepang. Salah satunya adalah Onibus Coffee di Tokyo karena Mameya dan Kurasu kalian bisa menjumpainya di Jakarta lantaran sudah dibawa brandnya sampai ke Indonesia seperti Arabica 100%.
Setiap stasiun besar Jepang juga nyaris mirip mal yang menyediakan etalase nama-nama brand fesyen besar macam Michael Kors dan Longchamp. Tak heran juga nama raksasa macam Starbucks juga kadang tersedia lebih dari satu outlet di stasiun tersebut.
Namun apalah artinya kita ke outlet-outlet besar yang sudah ada di Indonesia. Saran kami, silakan merasakan pengalaman baru ke kedai yang kami sambangi tadi. Karena 'coffee experience' di Jepang benar-benar sesuatu yang tak boleh dilewatkan jika sudah mendarat ke negeri sejuta stasiun tersebut.
(kmb/kmb)
Menjajal Beragam Kuliner Khas Jepang di Pusat Jakarta
Kamis, 08 May 2025 19:40 WIB
Rekomendasi Katsu Autentik Khas Jepang di Jakarta, Asyik Buat Bukber Selama Ramadan
Rabu, 05 Mar 2025 12:04 WIB
Kevin Sanjaya Tawarkan Sensasi Santap Japanese Grill Berkualitas
Rabu, 22 Jan 2025 23:12 WIB
3 Jenis Sushi Favorit Orang Indonesia Ini Berisiko Beracun, Pakar Beber Alasannya
Rabu, 10 Jul 2024 10:40 WIB
Daftar 5 Film Anime Jepang yang Raih Pendapatan Fantastis, Sampai Triliunan Rupiah!
Rabu, 06 Aug 2025 19:15 WIB
Viral Saori Araki di X, Eks Idol yang Kini Jadi Karyawan Bikin Netizen Heboh
Jumat, 01 Aug 2025 18:30 WIB
Tsunami Rusia Sudah Hantam Jepang, Warga Gorontalo Sudah Mulai Ngungsi
Rabu, 30 Jul 2025 16:45 WIBTERKAIT