Kreator Pakistan Bahas Bayaran usai Film Merah Putih Diduga Curi 6 Karakter Tanpa Izin

Seniman 3D asal Pakistan, Junaid Miran, kesal karena menduga tim produksi film 'Merah Putih: One For All' memakai 6 karakter buatannya tanpa izin.

Melalui jawaban di kolom komentar YouTube-nya, Junaid mengaku tidak pernah dihubungi tim Merah Putih: One For All.

Junaid sebelumnya menjelaskan bahwa dirinya menjual aset karakter 3D di platform Reallusion dengan harga sekitar Rp2,4 juta.

Namun, jumlah tersebut tak pernah dibayarkan oleh tim produksi film.

"Lol, aku senimannya. Dan aku tak menerima uang $149 (Rp2,4 juta)," kata Junaid Miran.

"Aku seniman yang membuat semua karakternya, apa aku dapat bayaran atau kredit atas namaku?," sindirnya lagi.

Padahal, ia sangat menerima apresiasi karena karakter 3D buatannya dipakai menjadi tokoh utama Merah Putih: One for All.

Karakter tokoh utama yang merupakan anak laki-laki berkulit hitam dan berbaju merah itu dinilai mirip dengan buatan Junaid.

Junaid pun menjelaskan bahwa tak hanya satu karakter, tapi ada enam karakter yang diklaim sebagai buatannya di dalam film tersebut.

"Terima kasih atas apresianya, semua dari Indonesia! Untuk menjawab pertanyaan paling sering diajukan, tidak, tidak ada satu pun tim produksi yang menghubungiku atau memberi kredit nama atas penggunaan karakter sebagai tokoh utama dalam film," kata Junaid.

[Gambas:Instagram]

Sementara itu, Toto Soegriwo sebagai produser buka suara soal viralnya film Merah Putih: One for All yang disebut menggunakan anggaran negara Rp6,7 miliar.

"Senyumin aja. Komentator lebih pandai dari pemain. Banyak yang mengambil manfaat juga kan? Postingan kalian jadi viral kan?," tulisnya.

Dketahui, Film yang diproduksi oleh Perfiki Kreasindo ini disutradarai dan ditulis oleh Endiarto serta Bintang, dengan produser Toto Soegriwo dan produser eksekutif Sonny Pudjisasono.

Trailer film ini juga sudah dirilis di beberapa kanal YouTube resmi, termasuk Perfiki TV, CGV Kreasi, dan Historika Film.