Distorsi Eet Sjahranie Puaskan Pendengar, Pongki Barata Respons Pencibir Lagu 'Orang Penting'

Pongki Barata memperkenalkan lagu bernuansa rock berjudul Orang Penting. Di lagu itu, Pongki bernyanyi dengan alunan distorsi dari Eet Sjahranie, gitaris EdanE.

Keterlibatan Eet dalam lagu itu memuaskan banyak orang, salah satunya Dewa Budjana, yang kerinduannya pada Eet akhirnya terobati. Budjana berkomentar di kanal YoTube Pongki.

"Sukses Pongky ....wah kangen bunyinya Eeet, swangaaaaaaarrr," tulis Dewa Budjana.

Eet benar-benar jadi sorotan di kolom komentar. Publik sepertinya memang sangat merindukan suara khas gitar dari pria bernama asli Zahedi Riza Sjahranie tersebut.

Eet Sjahranie/ Foto: Istimewa

Pongki dan Eet sudah berusaha semaksimal mungkin untuk berkarya, tapi ternyata ada hater yang tidak puas dengan karya tersebut. Bagi hater itu, lagu rock seperti Orang Penting tak laku di pasaran saat ini. Pongki kemudian meresponsnya dengan kepala dingin.

"Kalau dari saya yang penting berkarya ya, untuk selera orang kan beda-beda. Ada yang seleranya bagus, ada yang nggak," kata Pongki.

Ia juga sudah bersiap jika memang karyanya tak bisa diterima oleh pendengar. Tapi bagi Pongki, kebebasan menciptakan karya adalah hal yang bagus bagi seorang musisi.

"Sudah risiko saya, merilis lagu yang di luar genre yang biasa saya mainkan. Saya percaya musisi itu nggak bisa dibatasi," ucap Pongki.

Pongki Barata memang sedang menjajal lintas genre. Setelah merilis album POP yang berisikan 10 lagu dengan nuansa synthpop dan menggunakan 100% synthesizer, ia kini memainkan musik rock dengan lagu baru berjudul Orang Penting.

Pongki mengajak tiga orang untuk membantunya demi mendapatkan nuansa yang diinginkan. Mereka adalah Eet Sjahranie (gitaris EdanE), Ronie Athana (gitaris The Dangerous), dan Tony Soekamti (drummer Endank Soekamti).

Lagu Orang Penting bercerita tentang sifat dasar manusia dari kacamata Pongki. Ia mengambil posisi sebagai orang yang berkuasa dalam dunia imajiner, tapi dalam kekuasaannya itu muncul sifat-sifat serakah dan korupsi. Lagu ini dirilis dua hari sesudah Pemilu 2024.

Rekaman dilakukan di tiga kota berbeda, yaitu Bali, Yogyakarta, dan Jakarta. Selanjutnya, Pongki yang berada di bawah label Multimas Production ini akan merilis beberapa lagu lagi yang bernuansa rock 80-90an, full distorsi, banyak kolaborator, dan tanpa tema cinta.